Part 20

280 22 3
                                    

"Berhenti kau."

"....."

"Diam situ!"

"....."

"Sofa di situ, bukan di pantat ku."

"....."

"Diam lah aku lagi angkat pakaian ku!"

"Aku diam kok. Kamu nya aja yang berisik dari tadi."

"Kaki mu nggak diam dari tadi gimana mulut ku nggak berbusa!"

Mika akhirnya duduk dan membiarkan Gio melipat pakaian keringnya.

"Jadi aku harus gimana, Yo?" Mika menanyakan kembali tentang pembicaraan mereka yang sebelumnya tertunda karena Gio sibuk memberes rumahnya.

"Ya temui lah adik gemas mu itu! Kan sudah ku bilang tadi. Macam mana kau ini?" Gio merengek kesal sambil melipat pakaian.

"Gimana caranya?"

Gio mengerang frustasi, lalu menaikkan kedua tangannya, "ini kau bertemu dengan adik gemas. Nih, ketemu, gampang bukan? Ngapain nanya pakai caranya?" Gio menunjukkan jari satu ke jari lainnya lalu digabungkan.

"Aku ke rumahnya gitu?"

"Pasar malam. Ya ke rumahnya, Mikael!" Gio mulai tidak tahan lagi menahan emosinya.

"Kalau dia nggak mau ketemu gimana?"

"Berusaha lah! Kau pria dewasa bukan, bukan anak kecil? Jangan payah cuma sekali kau ditolak. Kau tolak dia sekali aja nggak ada kulihat adik gemas nyerah. Masa kalah kau sama anak bau kencur?"

Kata-kata Gio cukup menampar Mika.

"Iya. Aku nggak akan menyerah."

"Kalau begitu pergilah sekarang. Kau ganggu tau."

"Kok kamu lucu?"

"Lah mana ada aku ngajak bercanda, dari tadi aku pun serius nya."

"Bukan," Mika menggeleng lalu menunjuk pakaian dalam Gio berwarna merah muda. "Lucu banget punya sempak pink."

"Ini kebeli karena sudah satu paket pas ada promo 70 persennya," Gio sontak menyembunyikan celana dalamnya di balik punggung.

"Bilang aja kamu memang suka sempak pink."

"Mau kutumbuk kau!" Gio sontak menempeleng Mika, "pergi kau sekarang juga atau ku doakan semoga adik gemas naksir aku pun, bukan kau lagi." Lalu Gio mengacak-acak rambut Mika sampai Mika mengerang kesal.

"Doa jelek! Pergi sana!"

"Kau yang pergi dari rumah ku, sialan!"

*****

Akhirnya Nami tak lagi mencari Mika.

Pria itu seakan ditelan bumi.

Sebenarnya tidak juga.

Beberapa hari yang lalu, Ibu mengatakan kalau Mika terlihat ada di rumah namun hanya sebentar. Kata Ibu, pria itu hanya sekedar mengambil barang-barang kemudian ia menghilang lagi.

Tidak ada yang tahu ke mana pria itu pergi, sebab Nami tidak ingin mencari tahu. Lebih tepatnya menahan diri. Ia sudah lelah menangis berhari-hari akibat pria itu dan Nami tidak mau menangis lagi.

"Ini ada Ramen yang baru buka. Nggak jauh dari sini. Mau coba?"

Zoya mengecek media sosialnya, melihat ada info tempat makanan yang baru buka dan tentu ada diskon menarik yang sayang dilewatkan. Sontak Zoya mengajak Nami ke sana. Dari pada gadis itu terus melamun.

Cheese RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang