"Jadi, malam ini kita mau nonton apa?"
Nami sudah siap dengan piyama lucunya bermotif kelinci berwarna merah muda. Rambutnya terurai indah serta bandana mata tersangkut di kepala. Gadis kecil itu sudah mengambil tempat ternyamannya dengan kedua kaki diluruskan dibalik selimut tebal karena suhu dingin ruangan ditingkatkan.
Sedangkan Mika hanya terbalut kaos putih belel dan celana tidur. Ia juga sudah siap. Bantal tidurnya dijadikan sebagai tumpu tangan Mika sambil memegang remot televisi.
Malam ini rencana mereka mau menonton bersama. Ya... ini rencana Mika tanpa disengaja yang pada awalnya Mika ingin mengajak menonton film di esok hari tapi bibirnya menyeletuk menonton malam ini...
Dengan polosnya gadis itu berseru senang dan buru-buru pulang hanya untuk mengganti piyama.
Dan berakhirlah mereka di kamar Mika. Berdua. Tak lupa Nami menyediakan snack ringan dan minuman di dekat mereka.
Nami terlihat nyaman di kamar Mika, sedangkan Mika merasa gundah. Merasa aneh karena ada perempuan memasuki kamarnya selain sang Ibu, Lyana atau Ove.
Entah aneh atau ada sesuatu yang... mengganggu Mika... sesuatu yang membuat Mika tak berhenti memandangi kepolosan Nami malam ini ketika sedang sibuk memilih film untuk mereka nonton sebentar lagi.
"Aku tidak tau film apa aja yang sedang seru di Netflix. Apa kakak mau menonton film sesuatu, kan kakak yang ajakin tadi?"
Sebelum Nami datang dengan piyamanya, Mika sudah memilih film yang akan mereka tonton. Tapi pilihannya mendadak hilang di ingatan Mika karena sekarang Mika mengerjap, merasa bingung, dan mendadak sekujur tubuhnya panas. Padahal suhu dingin di ruangannya sudah Mika naikkan tadi.
"Di sini ada series juga kak. Tapi kayaknya mending nonton film aja." Nami melihat-lihat ada pilihan series di sana. Sepertinya lebih baik mereka menonton film karena series memilih beberapa episode yang belum tentu bisa mereka selesaikan malam ini juga.
"Iya, nonton kartun saja."
Nami menoleh, agak terkejut ketika Mika merebut remot dan memilih Tangled pada layar.
"Kakak yakin mau nonton kartun?"
"Iya. Itu aman."
"Tapi nonton horor seru juga lho kak." Nami bukannya tidak suka menonton kartun, Nami hanya menawarkan film lain. Ia tidak masalah menonton film dengan segala genre. Asalkan bukan series.
Horor pun tidak masalah baginya.
Tapi Mika tidak bisa memilih film horor untuk malam ini. Bukan karena Mika takut. Justru Mika takut film horor itu akan memancing sesuatu yang kini Mika sadari untuk dihindari.
Seperti saling menyentuh yang tidak disengaja...
Mika, jangan sampai kamu khilaf!
"Film horor sekarang kurang bagus. Mending Tangled aja."
"Insidious katanya bagus kak. Zoya udah nonton duluan. Di sini udah ada belum? Oh--atau IT, aku belum menonton film itu juga."
Mika harus bertahan memilih kartun.
Ketika Nami hendak merebut remot digenggaman Mika, Mika menahannya dengan mencengkram tangan Nami yang terasa lembut dan halus di permukaan telapak tangan Mika.
Tidak hanya itu, sepertinya gadis kecil ini sengaja menambahkan wewangian lembut sehingga Mika dapat menghirup aroma manis yang memabukkan.
Dan yang membuat Mika panas dingin ketika Mika melihat bibir Nami terpoles lip balm, atau mungkin lip tint, atau apapun itu yang membuat bibir kecil itu tampak merah merona hingga Mika tidak sengaja terhipnotis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheese Roll
Short StoryBagaimana perasaanmu jika seseorang yang kamu sukai adalah tetangga rumahmu sekaligus guru privatmu? ***** Sequel kedua dari Teman Kakakku. Bisa dibaca terpisah. Copyright by Octaviandri23