Part 10

285 24 2
                                    

Mika memandangi Nami melalui jendela kamarnya. Gadis itu masih menjauhinya. Bahkan, potongan buah mangga yang sengaja Mika bawakan tak menarik di mata Nami.

Acara mandang memandang itu hanya dilakukan sejenak setelah Nami tersadar bahwa ia tidak boleh lama lama membalas tatapan Mika lalu gadis itu bersembunyi di kamar.

Mika merasa kesepian.

"Mangganya enak." Gio berada di rumah Mika. Satu tangannya memegang garpu lalu menusuk potongan mangga dan masuk ke dalam mulutnya hingga penuh.

Mangga di mulut Gio benar benar manis. Enak. Mika cukup pandai membeli buah. Mungkin karena Mika sudah sering membeli buah sehingga ia tahu ciri-ciri buah yang manis atau masih tergolong mentah.

"Dek Nami kasian sekali," Mika menoleh ketika Gio menyebut nama Nami, "nggak bisa cicipi mangga semanis ini. Enak loh. Kau nggak ajak bertemu dan mengobrol? Minta maaf, mungkin."

Mika mengernyit, "minta maaf? Untuk apa?"

"Bah, kau denial sekali," Gio langsung melemparkan apa yang dipikirkannya, "adik gemasmu ngambek."

"Ngambek?"

"Kau nih macam gimana? Tak lihat kau wajah adik gemas itu memerah menatapmu? Merahnya tuh lagi marah loh! Dia tuh kesal denganmu."

"Kesal denganku?" Kini Mika menaruh perhatian pada Gio.

"Coba kau ingat ingat, apanya yang kau perbuat sampai adik gemas kesal?"

Mika menerawang ingatannya, "nggak ada kayaknya."

Gio berdecih, "macam mana kau ini. Gitu aja nggak tau kau."

"Aku nggak tahu."

Gio menghentikan lahapan mangganya. Lalu mengambil posisi duduk ternyaman dan menenggerkan kedua kaki ke atas meja. Mika diam memperhatikan pria itu, sudah terbiasa melihat Gio dengan gaya tengilnya.

"Belum lama kau bawa si penelope ke sini kan?"

"Huh?"

"Adik gemas ada lihat si penelope?"

"Penelope?"

"Nicole, dia ada pernah di rumahmu dan bertemu Nami bukan? Kau pernah menceritakannya." Panggilan aneh, Mika menggeleng bingung.

"Iya."

"Yaudah pikirkan itu, paok."

Mika merasa ngeblank.

"Maksudnya gimana? Ada apa dengan Nami dan Nicole? Mereka nggak saling kenal."

"Bah si paok, adik gemasmu suka padamu. Dia liat penelope di rumahmu ya dia marah lah. Macam mana kau ini?"

Mika berpikir. Nicole adalah salah satu tawanan incaran Mika selama ini dalam kasus pencarian orang alias buronan. Pekerjaan Mika sebagai Komisi Pemberantas Narkoba Pemerintah membuatnya harus membekukan Nicole.

Dengan menjadi orang asing, Mika menawarkan diri membantu Nicole pada saat Nicole hampir saja melarikan diri ke luar negri. Pada saat itu Mika mendapati Nicole sedang mencari seseorang untuk memalsukan paspornya dan Mika datang menjadi seseorang yang bisa menawarkan hal tersebut.

Karena Nicole tak mendapatkan tempat tinggal di mana namanya sudah beredar dan ia tak bisa menginap di sembarang tempat, Mika kembali menawarkan dirinya dan tempat tinggalnya untuk Nicole.

Adanya Nicole pada saat itu membuat Mika kelimpungan, di mana sosok Nicole itu begitu liar menurut Mika. Nicole dengan berani menyentuhnya. Nicole tak memungkiri bahwa perempuan itu menyukai Mika. Mika datang seperti malaikat di hidup Nicole. Dan Mika merasa tertekan ketika Nami datang ke rumah dan mendapati dirinya bersama Nicole.

Cheese RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang