Suatu ketika saat sudah masuk dan mulai belajar, kini para murid sedang khusyuk mendengarkan arahan dari dosen.
Tapi tidak dengan Anisa, kini Anisa sedang berada di kantin bersama temannya yang bernama Cahya.
"Nis, gak takut dihukum lagi lu?" tanya Cahya.
"Nggak lah ngapaen takut? toh gua sering jadi langganan bk, lagian walaupun gua gak suka mentaati peraturan tapi kecerdasan gua diatas rata rata," ucap Anisa sombongnya.
"Ya udah iya, si paling cerdas," jawab Cahya yang tidak mau memperpanjang masalah.
Bel istirahat kini sudah berbunyi dan waktunya siswa/siswi untuk mengisi perutnya yang sudah mulai menyerang akibat lapar.
"Nis, Cahya kalian di panggil pak Arga keruangannya," kata teman sekelasnya yang bernama Sella.
"Oke sella, makasih ya,"
Kini Cahya dan Anisa sudah berada di depan ruangan dosen killer itu.
"Ya, lu yang ngetuk pintunya deh," ucap Anisa.
"Bilang aja lu takut kan? Nis hhaa," tawa Cahya.
"Diem lu! gua gak takut sma dosen so killer itu," sewot Anisa.
"Kalian yang didepan ruangan saya cepat masuk!" teriak pak Arga.
Anisa dan cahya kemudian masuk kedalam ruang dosen itu dan ...
"Permisi pak, mohon maaf ada yg bisa kami bantu?" sahut Anisa dengan sopannya.
"Kalian tau kenapa kalian saya suruh keruangan saya sekarang?" tanyanya.
"Ekhm ... tidak tau pak, karna saya merasa tidak punya kesalahan sama sekali," terang Anisa dengan penuh percaya diri.
"Enteng banget ya kamu bilang seperti itu seperti tidak punya kesalahan sama sekali, dan kenapa tadi kamu dan teman kamu tidak masuk ke jam matkul saya?" tanyanya dengan wajah yang serius dan penuh menyelidik.
"Kami ke toilet pak," ucap Anissa.
"Alasan! karna kalian sudah bolos di matkul saya, saya akan memberikan hukuman untuk kalian berdua," ujar Pak Arga dengan menatap dengan tatapan yang sangat tajam kepada Anisa dan cahya.
Hay guys ini Cerita pertamaku,
mohon maaf jika masih ada salah cara penerapan titik koma dan cara penulisannya,
mohon bimbingannya teman teman🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen my Husband
Romance"Ayah, aku tidak ingin di jodohkan dengan dosen itu!" lirih Anisa dengan isak menahan tangisan yang akan keluar dari kedua matanya. "Cukup nak, keputusan ayah sudah bulat untuk menjodohkan kamu dengan nak Arga," ujar ayah. Aku menaiki anak tangga sa...
