Bab XXXII

293 7 0
                                    

Jangan lupa vote dan koment sebelum membaca ...

Hasil karya sendiri!

⚔️Plagiat jauh-jauh⚔️

~selamat membaca dan semoga suka~

Anisa yang siap-siap akan pulang, kini terhenti kegiatannya dikarenakan Cahya menyenggol lengannya.

"Nis," panggil Cahya.

Anisa yang mendengarnya kini menoleh dan berucap, "Ada apa?"

"Lu, marah?" tanya Cahya sambil memandang Anisa.

"Enggak, biasa aja tu." Anisa berucap dan lantas menggendong tasnya.

"Ya, abisnya diem mulu," ujar Cahya.

"Gimana gue gak diem terus, dia aja gak ngejelasin apa-apa tentang perempuan itu," cibir Anisa sambil bersedekap dada dengan ekspresi cemberutnya.

"Pak Arga bukan cenayang Nis," sahut Cahya, "yang bisa tahu, apa aja yang ada di dalam isi hati dan pikiran lu."

"Udahlah, males gue," ucap Anisa.

Setelah berkata seperti itu, Anisa kini lantas pergi meninggalkan Cahya.

"Oi Anisa, kebiasaan ya!" teriak Cahya, "Suka ninggalin gue."

***
Anisa yang sudah berada di rumah kini ia langsung pergi ke kamar untuk mengistirahatkan badannya yang kelelahan.

Ketika Anisa baru saja ingin merebahkan badannya, tiba-tiba perutnya terasa sakit.

"Awh, sakit banget perut gue," lirih Anisa sambil memegang perutnya yang terasa sakit.

Abangnya yang baru masuk kamar Anisa, kini ia langsung mendekat dan bertanya.

"Kamu kenapa dek? ada yang sakit?" tanya abangnya.

"Perut aku sakit bang," ucap Anisa dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kamu lagi halangan dek?" tanyanya.

"Enggak bang."

"Kebiasaan, pasti kamu sakit perut karena pagi makan-makanan pedas kan," tebak Abangnya.

Memang, Abangnya sangat hapal sekali jika Anisa merasakan sakit perut itu alasannya karena dua hal. Entah itu karena halangan ataupun karena makan-makanan pedas di pagi hari.

"Gimana bang, sakit banget ini," ucap Anisa sambil menahan rasa nyerinya.

"Kamu tunggu di rumah, Abang mau ke apotek dulu," ujar abangnya dan lantas berlalu pergi.

Dilain sisi, Arga yang baru saja sampai ke rumah, ia dikejutkan oleh mantan tunangannya dulu yang sedang berada di teras rumah.

"Assalamu'alaikum," salam Arga sambil mencium tangan ibunya.

"Waalaikumsalam," balas ibunya, "ibu ke dalam dulu ya, kalian ngobrol saja di sini."

Setelah ibunya pergi, kini Arga dengan tampang datarnya ia lantas duduk di samping mantan tunangannya sambil menatap tajam.

"Ada apa kamu datang ke sini," ucapnya to the point.

"Aku ingin meminta maaf sama kamu," imbuh Safa.

"Sudah terlambat, lebih baik kamu pergi dari sini," seloroh Arga, "sebelum aku mengusirmu dengan kasar."

"Aku tamu, seharusnya kamu memperlakukanku layaknya tamu pada umumnya," imbuh Safa, "Bukan malah mengusirnya dengan tindakan kasarmu."

Dosen my HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang