Ketika malam hari, kini Anisa seperti biasanya membaca Novel terbaru yang beberapa hari dibelikan oleh kakaknya. Namun, nampaknya pikirannya masih mengarah ke perjodohan itu.
"Aish, kenapa si gua harus mikirin tentang perjodohan itu," ucap Anisa dengan wajah kesalnya.
"Tapi, kalo sampe gua jadi sama pak Arga. Nikah sama pak Arga gimana?" cemas Anisa sambil merebahkan badannya di kasur sizenya.
"Anisa, dibawah sudah ada nak Arga," teriak Aisyah dari ruang bawah sana.
"Khus, napa si tu orang nongol malem malem gak ada kerjaan apa ya?" gerutunya sambil bergegas kebawah untuk menemui ibunya dan pak Arga.
Sesampainya dibawah kini wajah Anisa tampak terlihat lebih jutek dan mungkin sedang keadaan badmood.
"Anisa, kenapa wajah kamu seperti itu," tanya Aisyah.
"Nggak papa bu, Anisa lagi males aja," ucap Anisa sambil mendudukan bokongnya di sofa.
"Jangan males-males Anis, tu di depan kamu ada nak Arga. Bersikaplah lebih sopan ya nak," ujar Aisyah Sambil meninggalkan Anisa dan Arga diruang tamu.
"Ada perlu apa bapak datang kerumah saya?" tanya Anisa dengan tatapan datarnya.
"Saya ingin memberitahukan bahwa nanti besok saya izin tidak mengajar dulu. Tetapi, saya akan memberikan sebuah tugas," ucap Arga sambil memberikan sebuah kertas dengan berisi coretan coretan tulisan yang ada di dalamnya dan coretan coretan tersebut berisi sebuah soal.
"Di whatsApp kan bisa pak, kenapa harus kerumah si," ucap Anisa dengan kesalnya.
"Tidak ada waktu untuk saya membuka whatsApp, dan lagipula sekalian saya mau membeli ketoprak yang ada di dekat rumah kamu untuk adik saya yang baru pulang dari jogja," ujar Arga panjang lebar.
"Oh gitu, bilang kek dari tadi," ucap Anisa.
"Ya sudah, saya mau pulang dulu takut adik saya menunggu," ujar Arga sambil bergegas ke dapur untuk berpamitan kepada Aisyah ibu dari Anisa.
"Tante, Arga pamit pulang ya, salamin buat Om Agam dan kak Arka," ucap Arga sambil mencium tangan Aisyah.
"Loh, kok sebentar disininya nak?" tanya Aisyah.
"Iya tante, soalnya adik saya menitipkan makanan takut lama menunggu di rumah," ucap Arga tak enak hati.
"Oh, adik kamu sudah pulang nak, salamin ya buat adikmu dari tante Aisyah," ucap Aisyah sambil tersenyum manis.
"Iya tante, kalo begitu Arga pamit pulang. Assalamu'alaikum," ujar Arga sambil bergegas keluar rumah.
"Gimana Anisa Arga baik kan? ganteng pula," ucap Aisyah menggoda Anisa.
"Apa si bu, orang muka standar gitu dibilang ganteng," ujar Anisa sambil meninggalkan ibunya yang sedang ada di dapur.
Author: Anisa matanya buta kali ya ganteng gitu dibilang standar, kulit putih, pipi lesung, rambut hitam pekat, tinggi, mata sipit kecoklatan, hidung mancung beuh intinya sempurna😌
Diperjalanan pulang dari rumah Anisa kini Arga nampaknya sedang senyum senyum sendiri sambil menyetir.
"Ternyata Anisa kalo sedang badmood gemes banget, jadi pengen ngerjain hehe," ucap Arga sambil tersenyum tipis.
Rumah Arga
Sesampainya dirumah kini Haviza langsung bergegas menemui abangnya Arga di kamar untuk mengambil pesanan makanannya.
Tok ... tok .. tok ...
"Masuk," ucap yang ada di dalam kamar itu.
"Abang pesanan haviza mana? ditungguin juga dari tadi," ujar Haviza dengan kesalnya.
"Oh iya, abang lupa makanannya masih ada di mobil nih kamu ambil aja sana," ucap Arga sambil menyerahkan kunci mobil.
"Dasar pikun, makannya kalo pikun itu jangan dipelajari jadinya pikunan terus kan," ujar Haviza sambil bergegas keluar kamar Arga karna tidak mau di amuk oleh abangnya karna kata kata yang cukup tidak baik.
"Yah,ketopraknya udah dingin.
Gak papa deh bisa dipanasin lagi," ucap haviza dalam hati."Abang mau gak ketoprak Haviza," teriak Haviza dari bawah.
"Gak mau, buat kamu aja abang udah kenyang," ucap Arga.
"Ya udah deh kalo gitu, haviza makan ketoprak dulu ya bang," ujar Haviza sambil memasukan makanannya ke dalam mulut.
Hay guys kembali lagi dengan Dosen my husband😍Gimana di part bab hari ini?seru gak nih? Wkwk.
Jangan lupa vote and komet ya man teman.
Dan masih ada part bab yang susah ditebak nih alur nya jadi jangan sampai ketinggalan part bab nya.
See you next Part Bab😉👉👉👉
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen my Husband
Romance"Ayah, aku tidak ingin di jodohkan dengan dosen itu!" lirih Anisa dengan isak menahan tangisan yang akan keluar dari kedua matanya. "Cukup nak, keputusan ayah sudah bulat untuk menjodohkan kamu dengan nak Arga," ujar ayah. Aku menaiki anak tangga sa...