Bab III

917 77 1
                                    

Dikediaman Keluarga pak Akbar Diantara, kini sudah berkumpul orang tua dan anaknya Arga Diantara.

“Arga, nanti setelah makan malam selesai ayah ingin bicara sebentar sama kamu,” ucap Akbar.

"Baik ayah," ujar Arga.

Selang beberapa menit ...

"Sebenarnya ayah ingin membicarakan tentang apa?" tanya Arga.

"Ayah ingin menjodohkan kamu dengan anaknya teman ayah nak," ucap ayah.

"Ayah, Aku ini sudah besar dan zamannya bukan jodoh jodohan lagi," ujar Arga yang tampak kesal dengan ucapan Ayahnya itu.

"Cukup Arga, kamu tidak perlu membantah dan ikuti apa kemauan ayah," ucap ayah lalu meninggalkan Arga yang kini sedang melamun memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Sudah nak, tidak perlu kamu khawatir tentang perjodohan ini. Ayah dan ibu tau mana yang baik untuk kamu kedepannya dan jangan pernah membantah," ucap ibunya dan pergi meninggalkan Arga untuk menyusul suaminya ke kamar.

"Apa yang harus aku lakukan," batinnya dan langsung berlalu pergi ke kamar untuk mengistirahatkan badannya yang sudah lelah.

-----------------------vvv-------------------------------

"Anisa bangun, temanmu sudah datang," teriak ibunya.

Anisa yang mendengar teriakan ibunya kini bergegas menuju kamar mandi dan melakukan ritualnya.

"Cahya tunggu sebentar ya, Anisa sedang bersiap siap," ucap ibunya.

"Iya ibu."

Selang beberapa menit ...

"Ibu-ayah, Anisa sama Cahya berangkat ya." Anisa menyalami ibu dan ayahnya dan bergegas keluar rumah.

"Cahya pamit ibu-ayah," ujar Cahya.

"Hati-hati ya nak," ucap Ayah dan ibu bersamaan.

"Anisa tungguin gua, gua capek capek nungguin lu. Lu malah ninggalin gua," ujar Cahya ngos ngosan karna berlarian.

"Yaelah ya, gua gak mau telat lagi sama matkul pak dosen killer itu," ucap Anisa memutar bola matanya malas.

"Takut lu ye? Tumben lu gak mau telat masuk jam matkul dosen killer itu," tanya Anisa.

"Gua males kalo misal telat terus harus ngerjain tugas lagi," ucap Anisa.

"Dan gua gak takut sama sekali sama tu dosen." Anisa berucap dengan penuh penekanan di akhir kalimat.

"Yaudah iya deh Anisa sahabat aku yang paling cantik, yok masuk mobil udah jam berapa nih," ujar Cahya.

"Okey, yok jalan gas." Anisa berlalu pergi dari rumah dan langsung menjalankan mobilnya untuk menuju Campusnya.

Hallo guys, maaf baru up lagi dan pantengin terus ya cerita ku...

Jangan lupa vote dan koment sebanyak banyak nya dan terima kasih untuk kalian yang masih sabar nunggu part bab berikutnya😍🤗

Dosen my HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang