XXXV

107 3 0
                                    

Seminggu sudah Anisa dan Arga berbaikan dan dalam seminggu itu pula tidak ada pertengkaran diantara keduanya, entah itu dari Arga maupun dari Anisa. Anisa yang setiap harinya selalu cuek, dan bodo amat kini menjadi sosok Anisa yang periang, selalu senyum, dan mungkin itu karena moodnya juga.

Namun tidak dengan Arga, walaupun ia sudah bucin kepada Anisa, ia akan tetap menjadi seorang yang berwajah datar, tidak pernah senyum, perofesional dalam bekerja, dan juga killer. Walaupun Anisa sebentar lagi akan menjadi istrinya, bagi Arga, Anisa tetaplah mahasiswinya. Namun, beda lagi jika sudah di rumah.

Anisa yang tahu akan hal itu, awalnya marah dan tidak setuju. Namun, karena Arga memberikan wejangan, alasan kepada Anisa, akhirnya Anisa bisa mengerti kenapa Arga berbuat seperti itu.

***

Tiga minggu kemudian ...

"Bu, doakan Anisa ya. Hari ini Anisa ujian PAT. Semoga Anisa bisa mendapatkan nilai yang memuaskan." Anisa tersenyum sambil menatap ibunya lekat.

"Iya nak, ibu akan terus berdoa untuk kamu," imbuh ibunya sambil memeluk putrinya.

Setelah Anisa berpamitan kepada ibunya, kini Anisa langsung tancap gas untuk pergi ke tempat ia berkuliah.

Sesampainya di tempat, Anisa langsung masuk ke kelas itu dan menunggu dosen pengawasnya datang.

"Nis, lu udah belajar kagak?" tanya Cahya.

"Lu gak tau aja, gue gimana," ucap Anisa sambil memutar bola matanya malas.

"Hehe, iya juga ya," jawabnya cengengesan.

Dalam dua jam itu, semua mahasiswa dan mahasiswi mengerjakan PAT dengan sangat tertib. Tidak ada kericuhan, sama sekali sampai selesai. Mengapa begitu? Karena dosen pengawas itu ialah pak Arga Diantara.
Dosen killer, tidak ada senyum-senyumnya, dan tidak segan-segan merobek kertas ujian jika ada mahasiswa/mahasiswi yang berisik.

"Okey, PAT sudah selesai. Bapak mengucapkan terima kasih karena tidak ada kericuhan, dan bapak pamit. Assalamu'alaikum," ucap Arga dan pergi keluar.

"Alhamdulilah, udah selesai juga nih ujian," ucap Cahya.

"Iya, alhamdulilah."

"Btw gue mau maen kerumah lu," ujar Cahya sambil melirik Anisa.

"Tumben," sahut Anisa.

"Gue bosen dirumah, jadi pengen maen kerumah lu," imbuh Cahya.

"Yaudah iya."

"Okey."

Setibanya dirumah Anisa, Anisa langsung masuk kerumah sambil mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum ibu," salam Anisa.

"waalaikumsalam, Nak." Ibunya yang mendengarnya dari dapur menghampiri anaknya.

"Eh ada tamu," ucap sang ibu.

"Hehe iya bu, Cahya izin main di sini yah bu," tutur Cahya sambil menatap sang ibu Anisa.

"Iya nak."

"Terima kasih ibu," imbuh Cahya sambil tersenyum manis.

"Iya sama-sama, sana susul Anisa ke kamarnya," ujar ibunya.

"Iya bu, izin ke kamar Anisa ya," ucap Cahya.

"Iyah."

Hallo guys, maaf baru update lagi huhu...
Dan maaf untuk update cuman sedikit, tapi ini syaa allah next part selanjutnya akan lebih panjang😁
Jangan lupa tunggu next partnya yaa,😉

Dosen my HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang