Bab XXIII

380 19 0
                                    

Assalamu'alaikum hay guys sebelum membaca alangkah baiknya tinggalkan jejak dengan cara vote dan komentnya yaa😁================================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamu'alaikum hay guys sebelum membaca alangkah baiknya tinggalkan jejak dengan cara vote dan komentnya yaa😁
================================

Satu minggu sudah ujian yang diselenggarakan di campus tempat Anisa Apriliyani menimba ilmunya. Dan kini, moment yang sangat-sangat ditunggu, yaitu moment liburan akhir semester. Tapi tidak dengan keluarga Anisa dan Arga, mereka kini sedang mempersiapkan sesuatu acara untuk lamaran Anisa dengan Arga.

Kini keluarga Anisa sedang berkutat mempersiapkan segalanya, tapi tidak dengan Anisa, kini Anisa masih terlelap dibawah pulau kapuk yang sangat nyaman.

"Itu tolong mas, vas bunganya jangan ditaruh disitu, mungkin lebih baik ditaruh di ruang tengah saja," ucap Ibu Anisa yang sedang sibuk sana sini mempersiapkan segalanya.

"Duh tu anak pasti masih tidur, harus dibangunin," gerutu Ibu Anisa sambil bergegas ke atas untuk membangunkan putrinya.

Tok ... tok ... tok ...

"Anisa, bangun sayang, siap-siap Arga sebentar lagi akan kesini, cepat mandi," ujar Ibu Anisa setengah berteriak sambil mengetuk pintu kamar.

Anisa yang terusik akhirnya bangun dan berjalan sempoyangan ke kamar mandinya untuk membersihkan diri.
Tiga puluh menit waktu yang Anisa lakukan di kamar mandinya, dan kini Anisa sudah siap rapi dan sekarang sedang mempercantik dirinya.

"Gila, gak nyangka banget gue, ternyata pak Arga bisa seromantis itu," ungkap Anisa menatap pantulan dirinya di depan cermin sambil mengingat ingat apa yang pak Arga lakukan pada saat dirinya sakit dirumah sakit.

Setelah lima belas menit bersolek, kini Anisa menuruni anak tangga satu persatu untuk bertemu kedua orang tuanya.

"Ibu, kok rame?" tanya Anisa kepada Ibunya setelah menghampiri ibunya.

"Kamu, lupa nak? Nanti besok kan kamu lamaran sama nak Arga," imbuh Ibunya sambil melihat-lihat sekeliling ruangan ditakutkan ada yang kurang.

"Waduh, bisa-bisanya gue lupa," batin Anisa meneguk salivanya kasar.

"Maaf bu, Anisa lupa, hehe," ujar  Anisa cengengesan.

"Yasudah, tidak apa-apa, sekarang kamu temenin nak Arga di ruang tamu, dia sudah menunggu lama," celetuk Ibunya sambil bergegas pergi meninggalkan Anisa di tempat.

Setelah ucapan yang ibunya lontarkan, kini Anisa pergi ke ruang tamu untuk bertemu calon suaminya yang sedang menunggunya.

"Pak? Maaf lama, tadi baru bangun soalnya," cicit Anisa memainkan ujung kukunya sambil menundukan pandangannya dikarenakan takut, takut dimarahin karena tatapan Arga sangat tajam kepadanya.

"Tidak apa-apa, sekarang kamu duduk di dekat saya," imbuh pak Arga sambil melirik Anisa yang sedang berdiri tak kunjung duduk.

Karena tidak ada pergerakan sama sekali dari Anisa, akhirnya Arga menarik lengan Anisa sampai tidak sengaja Anisa jatuh ke pangkuan pak Arga dan terjadilah tatap-tatapan.

"Ya allah mak, kok ganteng banget bikin jantung gue dagdigdugser," batin Anisa meneguk salivanya kasar.

"Ternyata bukan hanya dari kejauhan, dekat pun sama, sama cantiknya dan lebih cantik," batin Arga sambil terus menatap lekat Anisa dan lengannya tanpa sengaja menyentuh pipi tembemnya Anisa.

"Khem, kalau mau mesra-mesraan jangan disini, gak malu apa banyak orang?" gerutu Arka dengan kesalnya.

"Eumm, maaf bang, ini gak sengaja kok." Anisa yang merasa canggung kini langsung duduk di samping Arga sambil mengatur detak jantungnya yang mungkin sulit di propokasi.

"Yaudah, abang mau ke kamar dulu." Arka yang nampaknya sudah malas kini langsung bergegas pergi ke kamar untuk mengistirahatkan badannya.

Dua insan yang tadi tidak sengaja berpelukan itu kini menjadi canggung, canggung harus memulai obrolan darimana. Dan Arga nampaknya lupa, berkunjung kerumah Anisa bukan untuk bermain saja, namun untuk mengajak anisa ke butik tempat langganan ibunya.

"Nisa, saya lupa, kita sekarang ada jadwal ke butik," ucap Arga sambil menatap Anisa lekat.

Anisa yang sudah paham akhirnya berbicara. "Yasudah sebentar, Nisa izin dulu ke ibu," ucap Anisa dan langsung pergi menuju ibunya.

"Ibu, Anisa izin pergi sama pak Arga untuk ke butik ya," imbuh Anisa sambil menyalami Ibunya.

"Gak makan dulu nak? Ibu sudah masak untuk kalian," ucap Ibu Anisa.

"Sepertinya nanti saja bu, karena takutnya pak Arga nunggu lama lagi, mungkin setelah ke butik, Nisa suruh pak Arga kerumah dulu," imbuh Anisa dan dibalas anggukan oleh ibunya.

"Sudah?" tanya Arga.

"Sudah, ayok pak," imbuh Anisa dan langsung keluar rumah dibarengi Arga disampingnya.

Hening, itulah yang ada di dalam mobil, karena mereka sama-sama canggung akan memulai percakapan. Anisa yang tidak tahu harus berbicara apa dan Arga yang sangat gengsi akan memulai pembicaraan.

Tiga puluh menit yang di lalui dan kini mereka sampai di tujuan, setibanya di butik, ibunya Arga kini langsung menggandeng Anisa masuk ke butik tempat langgananya.

"Sebenarnya, anak ibu itu Arga atau Anisa si?" tanya Arga dengan kesalnya.

"Loh? Kok kamu kesal? Jangan kesal kesal nak, ibu hanya ingin menjemput calon mantu ibu," ungkap Ibunya sambil menahan tawanya karena dirinya tau kalau Arga cemburu.

"Lucu, ternyata pak Arga kalau kesal," batin Anisa tersenyum tipis sampai tidak ada seorang pun yang tau.

================================

Hai guys gimana ceritanya? Seru tidak? xixi:))

Maaf ya guys kalau alurnya monoton gitu, tapi in syaa allah nanti diusahakan akan lebih baik lagi, jangan lupa support:))

Jika ada kesamaan nama tokoh, mohon maaf dan bukan di sengaja untuk meniru🙏

See you next part😉👉

Dosen my HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang