Bab 13

260 22 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Al Kohler tertangkap basah tengah bermesraan dengan seorang wanita di bandara Soekarno - Hatta, Jakarta. Benarkah sosok wanita cantik itu adalah kekasih CEO Kaya raya tersebut?"

Wanita cantik itu menyemburkan teh yang sedang ia teguk ketika mendengar host infotainment di salah satu station televisi itu menyebutkan nama pria yang sudah tidak asing lagi di telinga nya. Wanita itu sedang berada di dalam ruang kerja nya sambil melihat ke layar televisi yang menampilkan foto-foto pria yang nama nya disebutkan oleh host wanita di program gosip tersebut, sedang memeluk mesra seorang wanita cantik di bandara.

Wanita itu adalah Pevita Pearce, berparas cantik, berusia 22 tahun, dan sudah memiliki kedudukan sebagai CEO di perusahaan Papa nya. Pevita merupakan wanita yang pernah dekat dengan CEO Kohler Group yang sangat tampan dan kaya raya itu selama dua tahun terakhir ini. Kedua nya di pertemukan di Singapura saat sama-sama tengah bersaing memperebutkan kerjasama yang sangat menguntungkan dengan pengusaha kaya raya asal Korea. Sejak itu, hubungan Al dan Pevita semakin dekat. Bahkan kedekatan mereka bisa dikatakan lebih dari sekedar teman. Sampai pada akhirnya hubungan kedua nya lenyap bak di telan bumi ketika Al memergoki Pevita sedang makan malam bersama dengan salah satu aktor terkenal di Indonesia. Dan sejak saat itu juga, hubungan mereka tidak di ketahui bagaimana nasib nya karena tidak pernah lagi di perbincangkan di infotaiment. Al yang selalu menolak jika di wawancara, dan Pevita yang selalu menjawab bahwa hubungan nya masih baik-baik saja dengan CEO tampan itu, membuat para infotainment di seluruh acara televisi enggan mencampuri hubungan asmara keduanya.

"Aku masih sayang kamu, Al."

...

Pagi ini, Yuki masih terlihat bermalas-malasan di tempat tidurnya. Sejak tugas kerja nya selama dua hari di Tokyo kemarin, tubuh Yuki benar-benar merasakan pegal-pegal yang amat sangat. Dan karena itu juga, Verrell memberikan waktu 3 hari untuk Yuki beristirahat di rumah, setelah hari berikutnya akan kembali melakukan penerbangan ke Australia bersama Maxime dan para kru lainnya.

Hmm.. Sebenarnya capek banget sih baru pulang dari Tokyo, sudah harus ke Australia. Tapi mau bagaimana lagi, sudah tanggung jawab pekerjaan, batinnya.

Yuki terkekeh geli ketika mengingat tadi malam Al menelfonnya dan mengatakan bahwa ia akan di jodohkan dengan putri tunggal seorang pengusaha kaya yang bernama Herry Albert. Al mengatakan bahwa kedua orangtua nya memaksa Al untuk menikah dengan Putri dari Herry Albert. Dan tentu saja tawa Yuki hampir meledak pada saat itu. Lah bagaimana tidak? Putri Herry Albert yang di maksud oleh Al itu kan dirinya sendiri, Yuki Maura Albert.

Tetapi Yuki sengaja untuk tidak memberitahu dengan Al bahwa dirinya itu adalah wanita menyebalkan yang di maksud oleh Al. Yuki ingin Al benar-benar kaget ketika Al dan keluarga nya berkunjung ke rumah nya dan mengetahui bahwa Yuki adalah putri sekaligus anak tunggal dari pengusaha kaya, Herry Albert.

"Hehe. Pasti lucu banget tuh, sorry ya my boyfriend." Gumam Yuki seraya menarik kembali selimut nya. Ia kemudian melihat ke arah ponsel nya yang berbunyi menandakan ada sebuah pesan singkat yang masuk. Lantas kemudian meraih ponsel nya, dan ada sebuah pesan dari Al bahwa pria itu ingin Yuki ke kantor nya untuk menemani dirinya mengerjakan tugas.

"Diihh! Dasar rese! Nggak ngerti apa gue lagi pengen istirahat?!!"

...

"Selamat pagi pak bos.."

Al mengalihkan pandangan nya dari komputer, kemudian melihat wanita cantik yang sudah ia tunggu-tunggu kedatangan nya sejak tadi.

"Pagi juga buk bos." Al mengecup bibir Yuki ketika wanita itu menghampiri nya. Lelaki itu kemudian mendudukkan Yuki di pangkuan nya dan menciumi pipi Yuki tanpa ampun.

"Aku bukan buk bos, tau.."

Al menghentikan aksinya, lalu menatap Yuki dengan sebelah alis terangkat. "Bakalan jadi buk bos tau. Kan sebentar lagi jadi istri aku."

Yuki tersenyum, kemudian mengalungkan tangannya ke leher Al. "Istri kamu bukan aku, tau. Tapi anaknya Om Herry yang kamu bilang tadi malem. Kan kamu udah di jodohin sama dia, terima aja lagi. Durhaka lho kalo nggak nurutin perintah orangtua."

"Kok kamu malah nyuruh aku nikah sama cewek lain sih? Siapa juga yang mau nikah sama tuh cewek rese! Aku yakin, muka dia tuh jelek banget makanya minta di jodohin sama aku. Kecentilan banget jadi cewek."

Hahh? Plakkk!

"Kok kamu mukul aku sih?!" Al menggeram sambil mengusap-usap lengannya yang di pukul keras oleh Yuki.

Yuki memanyunkan bibir nya. "Habisnya kamu ngatain dia jelek!"

"Terus kenapa kamu yang sewot peseeeekkkk. Yang aku katain jelek kan tuh cewek, bukan kamu."

Cewek itu aku taaaauuuuuuuuuu.

"Hmmm.. Eh iya-iya maaf sayang." Wanita itu kemudian memeluk Al dengan erat. "Kamu, sayang nggak sama aku?" Bisik Yuki bertanya.

Al melepaskan pelukan Yuki kemudian menatap mata wanita itu dalam-dalam. Dan tak tau kapan, bibir kedua nya sudah menyatu. Al melumat lembut bibir Yuki sambil mempererat pelukan tangan nya di pinggang sang kekasih.

"Kok gitu nanya nya, sayang?" Desah Al tanpa melepas tautan bibirnya dengan sang kekasih. Yuki berniat menjawab namun kemesraan Al membuat nya tak bisa berkata apa-apa selain menikmati ciuman panas pagi itu.

Wajah Yuki merah merona ketika Al melepaskan ciuman nya. Membuat lelaki tampan itu terkekeh geli melihat nya.

...

Al beserta keluarga sudah tiba di kediaman pengusaha Herry Albert. Setelah mengalami cek-cok hebat di rumahnya, dan Mama Ellen mengancam akan bunuh diri jika Al tidak mau bertunangan dengan putri Herry Albert, akhirnya CEO tampan itu menuruti perintah orangtua nya untuk bertunangan dengan wanita pilihan kedua orangtua nya. Dengan frustasi, Al melangkah masuk ke rumah mewah tersebut, sambil terus memfokuskan pikirannya pada sang kekasih yang terus menonaktifkan ponsel nya.

"Selamat datang calon besan, haduh sudah lama sekali kita tidak bertemu ya." Om Herry menyambut kedatangan Al beserta keluarga di pintu utama rumah mewah nya. Kedua lelaki paruh baya itu saling memeluk, begitu juga dengan Mama Ellen dan Mama Viona.

Al menatap foto-foto berukuran besar yang menempel di dinding-dinding kediaman Herry Albert dengan tersenyum pahit. Pikirannya terlalu fokus pada Yuki, sehingga ia berhalusinasi melihat foto-foto yang terpampang di setiap sudut itu ia anggap sebagai foto Yuki, kekasihnya.

Dan memang benar. Al tidak berhalusinasi. Dugaan Al jika ia berhalusinasi itu salah. Karena foto itu benar-benar milik Yuki. Putri Herry Albert itu adalah Yuki Maura Albert.

***

Sang PramugariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang