***
Acara jamuan makan siang untuk penyambutan kedatangan Al di Medan berlangsung elegan. Semua direksi-direksi di perusahaan perkebunan kelapa sawit milik Al tampak berkumpul disana memenuhi ruangan gedung hotel yang telah di persiapkan jauh-jauh hari sebelum kedatangan sang Big Bos untuk meninjau lapangan.
Yuki terlihat berkumpul dengan istri-istri para direksi perusahaan. Hampir keseluruhan ibu-ibu elite itu memuji kecantikan Yuki. Mereka berkata, bahwa Yuki adalah sosok yang mungkin sangat berarti buat Al, dan berhasil membuat Al bertekuk lutut. Karena seorang Al yang sangat anti dengan wanita, tidak pernah membawa wanita manapun yang pernah dekat dengan nya dalam hal bisnis. Tetapi sekarang, sang CEO yang sangat di takuti dan di segani itu membawa wanita yang dia akui sebagai kekasih nya.
Yuki menatap ke arah Al. Lelaki itu ada di ruang seberang terlihat sedang mengobrol serius dengan direksi nya. Wajah nya nampak sangat berwibawa ketika sedang berbicara serius. Walau usia Al paling muda di antara seluruh direksi nya yang berada di gedung ini, namun ia tetap di takuti dan di segani oleh direksi nya. Mengingat betapa jenius dan kejam nya sosok Al Kohler di dunia bisnis, jadi wajar-wajar saja orang-orang pada takut dan segan melihat nya.
Yuki jadi teringat ketika membayangkan ekspresi wajah Al ketika sedang merajuk pada nya di mobil beberapa saat yang lalu. Ekspresi wajah nya sungguh menggemaskan seperti anak kecil. Sangat jauh dari sosok berwibawa seorang CEO yang sedang berbincang disana.
...
"Papa Al." Suara sapaan dari seorang pemuda berparas imut dan tampan itu membuat Al menoleh dan langsung memeluk nya erat.
Pemuda itu bernama Iqbal Ramadhan. Dia masih berusia 18 tahun. Baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas dan mulai mendaftar kembali ke perguruan tinggi ternama di kota Medan. Kejeniusan yang ia memiliki, berhasil membuat Al mempercayai nya untuk menghandle keuangan perusahaan perkebunan kelapa sawit nya di Medan. Awal nya Iqbal menolak, namun Al terus mensuport nya hingga membuat Iqbal menjadi seperti sekarang.
Iqbal sendiri merupakan anak asuh Al sejak 10 tahun yang lalu. Pada waktu itu, Al menemukan Iqbal masih berusia 8 tahun saat kunjungan nya ke Medan. Tampilan Iqbal cukup mengenaskan. Pakaian nya compang-camping ke sana-sini terlihat kumuh sekali. Ia menghampiri satu per satu mobil di lampu merah sambil membawa sebuah mangkuk kecil, berharap ada orang yang berbelas kasihan pada nya untuk memberi uang ataupun makanan. Namun yang di lihat Al, seluruh orang-orang angkuh dan sombong yang berada didalam mobil tidak ada satupun yang tersentuh melihat kondisi Iqbal. Al yang kesal seketika turun dari dalam mobil, dan melangkah cepat untuk menghampiri Iqbal. Melihat ada sosok yang berdiri tegak di hadapan nya, Iqbal kecil langsung memeluk Al dengan erat sambil menangis tersedu-sedu. Ia mengadu pada Al bahwa sudah 3 hari ia tidak makan karena tidak memiliki uang sama sekali. Ia mencoba mencari pekerjaan, namun tak ada satupun yang menerima nya karena melihat tampilan nya yang sangat kumuh. Ketika Al menanyakan tentang orangtua Iqbal, Iqbal kecil menjawab bahwa kedua orangtua nya telah meninggal dunia dan ia hanya hidup sebatang kara di Medan. Al sangat tidak tega melihat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pramugari
RomanceCerita ini aku ambil dari facebook ka Alkivers Mom's seinget aku nama aslinya ka ella tapi sekarang sudah jarang aktif di facebook semoga jika ka ella liat aku izin ya ka untuk update disini mengobati kangen ketika story alkivers lagi boming di fac...