***
Keadaan sudah berubah. Waktu berlalu sangat cepat. Satu minggu yang lalu, dari dunia bisnis telah kehilangan sosok pengusaha kondang bernama Herry Albert dan sang istri Viona Albert karena kecelakaan pesawat yang begitu tragis. Pada prosesi pemakamannya dihadiri oleh beberapa pejabat negara, artis, dan rekan-rekan pengusaha dari almarhum. Suara isak tangis bersahut-sahutan saat prosesi pemakaman pada waktu itu. Terutama bagi Yuki Maura Albert, yang saat ini telah hidup sebatang kara tidak memiliki siapapun. Wanita itu sangat merasakan duka yang mendalam. Bahkan dia sempat frustasi dan akan bunuh diri untuk menyusul kedua orangtuanya. Namun Mamah Ellen terus setia berada disampingnya, mendukungnya agar tetap tegar.
Dan setelah tiga hari setelah proses pemakaman, Mamah Ellen membawa Yuki dikediamannya. Disitulah ia mengatakan sesuatu. Mamah Ellen meminta agar Yuki menikah dengan Al. Karena dengan itu Al bisa selalu disampingnya, menjaganya, dan bertanggung jawab atas hidup Yuki. Awalnya Yuki menolak untuk menikah dengan Al. Karena yang Yuki tau Al masih memiliki masalah dengan Pevita. Namun ketika Mamah Ellen terus meyakinkan dirinya, akhirnya Yuki menerima itu dan mau menikah dengan Al. Selain itu, beberapa bulan sebelum meninggal Papah Yuki memintanya untuk menikah dengan Al karena almarhum sangat sayang pada Al. Yuki akan melaksanakan perintah sang Papah yaitu menikah dengan Al.
Keesokannya, akad nikah itupun dilaksanakan di kediaman mewah Al. Semua itu berlangsung sangat sederhana untuk orang kaya raya seperti Al. Dia bisa saja mengadakan pesta yang gila-gilaan mewahnya jika dia mau, tapi karena suasana keluarga masih sedang berduka, semua itu dihilangkannya.
...
CEO muda nan tampan itu sedang berada diruangan meeting. Dia duduk di kepala meja dengan wajah angkuhnya. Diruangan itu seluruh pengusaha-pengusaha sukses sedang berkumpul untuk memperebutkan keberhasilan kerjasama dengan pengusaha asal New York.
Sejak tadi, Al melirik kearah wanita yang sedang duduk disisi bagian kanan meja rapat. Wanita itu sangat cantik. Dia memakai rok dengan panjang diatas lutut bewarna cokelat tua dengan warna blazer senada. Wanita itu adalah CEO baru di 'Albert Group' sekaligus istrinya.
"Selamat pagi semua." Suara Al yang berwibawa itu terdengar memecahkan keheningan yang terjadi beberapa saat yang lalu diruangan.
Semua membalas sapaannya, terkecuali Nyonya Yuki Kohler--istrinya sendiri. Wanita itu menatapnya acuh tak acuh. Dia sedang fokus dengan berkas-berkas dihadapannya, sehingga tak memperdulikan sang suami.
Mereka memang sudah menikah dan tidur diranjang bersama, namun tak pernah berhubungan layaknya sepasang suami/istri. Bahkan berkomunikasi juga jarang. Yuki masih menyimpan amarah pada Al karena konfliknya dengan Pevita. Pernah pada suatu malam Al ingin menyentuh Yuki, tetapi wanita itu menolaknya mentah-mentah. Dengan alasan, ia tidak mau berhubungan dengan lelaki yang pernah tidur dengan wanita lain. Sebegitu rendah kah Al dimatanya? Namun begitu Al tidak marah. Ia menerima apapun yang dikatakan oleh Yuki. Selagi itu yang membuat Yuki senang, bagi Al tak jadi masalah.
Tiga puluh menit waktu berlalu. Meeting telah usai. Dan yang memenangkan kerjasama dengan pengusaha asal New York itu adalah CEO dari 'Albert Group' istrinya sendiri. Al sangat bangga, baru saja beberapa hari Yuki menjadi pemimpin, kecerdasannya telah terbukti.
"Ck ck ck Al, kalah dengan istri sendiri."
Gumamnya geli.
...
Wanita itu sedang berada diruang keluarga. Dia duduk disana sambil membaca sebuah majalah fashion. Oh tidak, bukan membaca maksudnya. Karena sejak tadi dia terlihat membolak-balikkan majalah itu dengan kesal. Bagaimana tidak? Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam tetapi lelaki itu belum pulang juga. Kemana saja dia? Apa dia pergi menemui simpanannya? Pertanyaan-pertanyaan itu berlalu-lalang dikepalanya. Sampai pada akhirnya dia mendengar suara mobil Al yang baru saja tiba dihalaman.
"Darimana saja? Masih ingat pulang?" Pertanyaan-pertanyaan itu menyambut Al yang baru saja masuk kedalam rumah. Dia melirik ke arah sumber suara dan menemukan sang istri duduk disana. Baru saja Al ingin menjawab, wanita itu kembali berceloteh.
"Aku enggak ngerti apa aja yang kamu lakuin diluar sana! Jam segini baru pulang. Mungkin kamu lupa disini ada siapa? Ada yang nungguin, ada yang khawatirin. Egois banget jadi orang!"
Bukannya marah mendapat omelan, Al justru tersenyum penuh arti disana. Ternyata diam-diam, wanita ini mencemaskannya? Dengan pelan, Al melangkah mendekati wanita itu dan mengecup pipinya dengan hangat.
"Aku habis lihat karyawan ku yang lagi lembur. Kalau enggak di lihat, kerjaannya bisa babak belur."
Yuki mencoba bersikap tenang dengan posisi Al yang memeluk lehernya dari belakang. Dia masih fokus dengan majalahnya seolah tak peduli dengan keberadaan sang suami.
"Mamah.." Tak tau darimana datangnya, tiba-tiba Iqbal sudah berada dihadapan mereka. "Mamah hebat banget bisa baca majalah dengan posisi kayak begitu."
"Lho! Emang kenapa sayang? Mamah kan emang bisa baca." Yuki masih belum menyadari tatapan aneh Iqbal ke arah majalahnya.
"Majalah Mamah kebalik tau!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pramugari
RomanceCerita ini aku ambil dari facebook ka Alkivers Mom's seinget aku nama aslinya ka ella tapi sekarang sudah jarang aktif di facebook semoga jika ka ella liat aku izin ya ka untuk update disini mengobati kangen ketika story alkivers lagi boming di fac...