Bab 15

262 19 0
                                    

...

Suara kunci mobil yang terhempas di atas lantai membuat pelukan Pevita terlepas dari Al. Lelaki itu membeku di tempat nya melihat keadaan sang kekasih sudah meneteskan airmata di hadapan nya. Sungguh Al tidak suka dengan pemandangan ini. Dimana Yuki melihat Pevita memeluk nya, sungguh ia bukan sebrengsek yang ada di pemikiran Yuki saat ini.

Yuki masih berdiri disana. Diam, tidak bisa berkata apa-apa selain hanya meneteskan airmata. Al. Tunangannya, di peluk oleh wanita lain. Dia tidak bisa tetap disini, dia harus pergi. Dia tidak sanggup dengan ini semua.

"Sayang, aku bisa jelasin sayang." Al mencoba mengejar Yuki ketika wanita itu memungut kembali kunci mobil nya yang jatuh, dan berlari meninggalkan Al dengan Pevita.

"Al, tunggu!" Pevita mengejar Al, dan berhasil memegang lengan pria itu.

"Lepasin gue, Pevita!!!" Al membentak keras, hingga membuat Pevita terlonjak terkejut. Namun Al tak peduli, ia menghempaskan lengan nya yang di genggam oleh Pevita kemudian kembali berlari mengejar Yuki untuk memberi penjelasan.

...

Wanita itu menangis sejadi-jadinya di sepanjang langkah nya menuju ke parkiran. Semua orang menatap nya dengan penuh tanda tanya. Dan setelah berlari dengan waktu yang cukup lama menurut nya, akhirnya Yuki sampai di tempat dimana mobilnya berada. Dan disaat ia membuka pintu mobil, saat itu juga Al berhasil menggenggam tangannya.

"Heh, sayang dengerin aku dulu, sayang. Aku bisa jelasin." Yuki menghempaskan tangan Al dengan sangat kuat. Nafasnya terdengar memburu, matanya yang sudah penuh di genangi oleh airmata tampak menyorot Al dengan begitu tajam.

"Aku benci sama kamuuuu.!!!" Yuki berteriak histeris diiringi isak tangis yang terdengar begitu memilukan di telinga Al.

Al mencoba menyentuh Yuki lagi, namun dengan cepat wanita itu menepis nya.

"Aku udah sayang sama kamu, udah cinta sama kamu, tapi bisa-bisanya kamu ngekhianatin aku di belakang. Kamu jahaaaatttt.!!!"

"Dengerin aku dulu, sayaaaang ya Allah." Al berhasil merapatkan tubuh Yuki ke pelukan nya, walau wanita itu terus-terusan meronta untuk di lepaskan. Tangisan Yuki semakin menjadi dalam pelukan Al.

"Dia bukan siapa-siapa, sayangku. Percaya sama aku, sayang. Jangan kayak gini dong sayang."

Yuki memukul-mukul pundak Al, namun Al tetap sabar.

"Aku mau pertunangan ini dibatalkan.!" Dengan sedikit kasar lelaki itu melepaskan Yuki dari pelukannya.

"Ngomong apa tadi?!" Al bertanya dengan nada sedikit tinggi. "Jangan nunduk terus. Ayo jawab tadi ngomong apa?!"

Dari suara nya saja Yuki tau, jika emosi Al telah terpancing saat ini. Al marah. Namun Yuki tak peduli itu. Ia juga sedang emosi, ia juga sedang marah, bahkan lebih dari apapun itu.

"Yang sudah menikah aja bisa bercerai, apalagi kita."

Dengan penuh keberanian, Yuki akhirnya mendongak memandang Al. Tampak mata Al menyala-nyala penuh emosi, dan semakin bertambah emosi ketika mendengar ucapan Yuki.

"Jangan kayak anak kecil, Yuki!"

***

Sang PramugariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang