***
Iqbal dan Stefan masih berbincang di ruang keluarga. Mereka duduk berdua sambil mengopi. Sesekali mereka bercanda, saling melempar bantal, bahkan tertawa dengan keras. Sampai ketika ada seorang pelayan yang datang dan mengalihkan perhatian kedua lelaki tampan tersebut.
"Tuan muda, motor pesanan Tuan muda sudah tiba, dan mereka meminta Tuan muda untuk menandatangani surat tanda terima nya." Pelayan itu bergumam dengan tubuh setengah menunduk, memberi hormat pada Tuan muda nya.
Iqbal mengangguk. "Ok! Suruh mereka menunggu!"
"Baik, Tuan muda." Pelayan itu meninggalkan kedua majikannya dan sempat memberi hormat kepada Stefan yang hanya dibalas dengan anggukkan singkat oleh pria yang merupakan adik dari si pemilik rumah.
Iqbal keluar rumah untuk menandatangani surat tanda terima, dan tinggallah Stefan disana. Dia mendongak menatap Al berjalan menuruni tangga dengan wajah yang tidak bisa di gambarkan. Stefan terus memperhatikan Al, sampai kemudian sang kakak melangkah menuju dapur.
"Kak Al ke dapur? Ada angin apa?"
...
"Aduh Tuan besar.. Tuan besar mau ngapain? Biar saya saja yang goreng ayam nya, Tuan." Wanita paruh baya itu menatap cemas pada Tuan besar nya yang sedang memotong-motong ayam.
"Enggak apa-apa! Biar saya aja, Bik."
Si Bibik yang sudah tidak tahan melihat Al melakukan pekerjaan rumah, dengan memberanikan diri merampas pisau itu dari tangan Tuan besar nya. Yang benar saja, CEO kaya raya seperti majikannya ikut berkutat didapur?
"Ya sudah!" Al membiarkan pelayannya yang melakukan tugas dari sang istri. Lagi pula Yuki tidak akan tau jika pelayan yang mengerjakannya.
Ponsel milik Al berdering. Dengan menggerutu dia pun melihat ke layar ponsel. Dan sangat terkejut ketika melihat nama Yuki terpampang disana.
"Ya sayang..."
"Kenapa bibik yang ngerjain? Aku pengen kamu yang masak tau! Dasar nyebelin!" Tanpa menunggu penjelasan dari sang suami, Yuki langsung menutup telefonnya.
Al berdecak. Ya ampun kenapa wanita ini sungguh keras kepala? Dari mana juga dia bisa mengetahui jika bukan Al yang memasak? CEO tampan itupun kemudian mendongak mengedarkan pandangannya ke setiap sudut dapur. Sampai sesaat kemudian dia melihat sesuatu yang terpajang diatas sana.
"ASTAGA!!! SIAPA YANG MEMASANG CCTV DIDAPUR?!! BERANI-BERANI NYA KALIAN MEMASANG CCTV DISINI TANPA SEPENGETAHUAN SAYA!!!"
Suara Al yang terdengar cukup mengancam, hingga membuat tiga orang pelayan yang menemaninya didapur menunduk dengan penuh ketakutan.
"Maaf Tuan besar, bukannya Tuan besar sendiri yang meminta untuk memasang CCTV di dapur?" Ucap salah satu dari pelayan itu dengan memberanikan diri.
Al nampak berpikir. Apa benar dia yang menyuruh memasang cctv didapur? Astaga! Ternyata kehamilan sang istri bukan hanya membuatnya repot, tetapi juga membuatnya amnesia. -_-
"Ya sudah! Pergi kalian semua! Tinggalkan saya sendiri.!!"
"Tapi Tuan besar--"
"PERGI.!!!"
...
"Ck ck ck.." Iqbal berdecak seraya menggeleng-gelengkan kepala melihat Papah nya.
Dia sedang mengintip kegiatan Al didalam dapur, dengan bersembunyi dibalik dinding bersama Stefan. Tadi setelah selesai menandatangi surat tanda terima dari orang showroom, Iqbal melihat Stefan sedang bersembunyi dibalik dinding dengan pandangan tertuju ke arah dapur. Iqbal yang bingung pun langsung menghampiri Om nya dan melihat apa yang sedang terjadi didalam dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pramugari
רומנטיקהCerita ini aku ambil dari facebook ka Alkivers Mom's seinget aku nama aslinya ka ella tapi sekarang sudah jarang aktif di facebook semoga jika ka ella liat aku izin ya ka untuk update disini mengobati kangen ketika story alkivers lagi boming di fac...