"KAK GAVIN, TERIMA AKU JADI PACAR KAKAK SEKARANG JUGA. AKU GAK NERIMA PENOLAKAN, YA!"
Gita berteriak dari balkon kamarnya melihat ke bawah. Dimana Gavin baru saja pulang dari kantornya.
Gavin melihat ke atas. Kemudian berlalu masuk tanpa berkata sepatah kata pun kepada Gita.
Hubungan Gita mungkin bisa terbilang dekat. Bahkan sangat dekat. Atau, Gita nya saja yang malah mendekatkan diri kepada Gavin?
Orangtua keduanya adalah sahabat karib. Sudah sering sekali orangtua Gita selalu menitipkannya kepada Gavin, jika mereka sedang ada urusan yang mengharuskan pergi ke luar kota. Atau bahkan luar negri.
Mereka sudah bertetangga lama, sejak Gita masih duduk dibangku SD. Kini umur Gita menginjak 22 tahun. Sedangkan Gavin, sudah berumur 29 tahun.
Melihat Gavin masuk begitu saja tanpa memperdulikannya mampu membuat Gita kesal. "Ish, nyebelin banget, ya!"
Gita bergegas turun dari kamarnya berniat untuk menghampiri Gavin di rumahnya.
Tapi langkahnya terhenti saat melihat kedua orangtuanya sedang bersiap akan pergi dengan membawa koper.
"Ibu sama Ayah mau ke mana malem-malem gini?"
Ibunya sedikit menunduk, lalu mengelus rambut Gita penuh kasih sayang.
"Kita ada urusan mendadak untuk hal kantor. Maaf, ya, Ibu belum ngasih tau sama kamu. Soalnya ini mendadak banget, Sayang," balasnya.
"Dan mungkin kali ini kita akan lebih lama pulangnya. Jadi, kamu baik-baik di sini, ya?" lanjut Ayahnya.
"Iya." Gita menjawabnya dengan lesu. "Tapi Gita takut kalau harus di rumah sendirian."
"Gapapa. Kan biasanya juga tidur di rumah Gavin. Kamu tidur dulu di sana ya, untuk sementara waktu," kata Ayahnya.
"Ibu juga tadi udah bilang sama Mamanya Gavin. Kalau kita mau pergi."
"Ya udah, Ibu sama Ayah hati-hati, ya!"
"Iya, Sayang. Kami pamit berangkat dulu, ya!"
Gita mengangguk. Lalu keduanya pergi setelah berpelukan dengan Gita.
Hening. Hanya suara jam yang terdengar. Belum apa-apa saja, Gita sudah merindukan mereka.
Gita menunduk. Matanya memerah. Menahan air matanya yang mungkin akan turun.
Saat Gita kembali mendongkakkan kepalanya. Gita melihat Gavin ada di ambang pintu, dengan menggunakan baju lengan pendek berwarna hitam dan celana selutut. Pakaian yang terlihat santai dari sebelumnya.
"Kak Gavin, sejak kapan ada di situ?"
"Orangtua saya telpon. Katanya suruh jemput kamu untuk tidur di rumah."
Begitulah Gavin. Padahal hubungan mereka sudah dekat. Namun, dia menggunakan bahasa yang formal.
Gita berjalan menghampiri Gavin. Setelahnya, ia langsung mengunci pintu.
Gavin berjalan terlebih dahulu tanpa menunggu Gita.
Gita benar-benar kesal akan hal itu. Ingin sekali rasanya Gita untuk segera menikahi lelaki itu. Agar dia bisa meng-KDRT-nya.
"Aww!" teriak Gita, terduduk di lantai.
Gavin tak peduli. Ia tak berhenti melangkah.
"Aw! Kak Gavin sakiiit!"
Gavin menoleh ke belakang.
Gita berpura-pura memegangi kakinya yang seolah sangat sakit.
"Gendong ... tadi aku keseleo di tangga, sakit banget."
Gavin masih memasang muka datarnya. "Drama kamu udah basi."
"Siapa yang drama, ini aku beneran jatuh dari tangga loh, Kak."
"Jangan bohong. Tadi aja kaki kamu gak kenapa-napa."
"Ish! Itu kan tadi, belum berasa. Sekarang sakit banget ini."
"Kamu kalau mau tetep di sini. Saya nggak akan larang."
Gavin melanjutkan langkahnya untuk kembali ke rumahnya.
"KAK GAVIN GENDONG! DASAR MUKA DATAR! GAK ROMANTIS BANGET, SIH!"
Gita segera menyusul Gavin dengan berlari. Keduanya sudah sampai di dalam rumah.
Gita langsung duduk di sofa ruang tamu. Lalu menghidupkan televisi, tatapi Gavin kembali mematikannya.
"Udah malam. Tidur," kata Gavin.
"Aku belum ngantuk lho, Kak. Kak Gavin aja sana tidur! Besok 'kan harus kerja."
"Iya, gak kayak kamu. Beban!"
"Emangnya aku beban Kak Gavin, ya?"
"Hmm."
"Tapi aku gak pernah minta jadi bebannya Kak Gavin, kok."
"Iya, tapi orangtua kamu. Mereka yang titip kamu ke saya."
Iya juga, sih. Meskipun begitu, Gita tetap senang walaupun orang tuanya tidak ada di rumah. Jadi, dia bisa tinggal bersama dengan Gavin. Memang modus Gita sih, ini. Hehe.
"Maunya tidur sama Kak Gavin. Berdua."
Gavin terkejut mendengarnya. Namun, ekspresinya biasa saja.
"Nggak. Saya masih waras."
Gita tertawa pelan. "Becanda kali, Kak."
Bersambung .....
Hallooo!
Kalian dari mana aja, nih?
Gimana sama ceritanya?
Suka gak?
Bye, see u next part🤗
Karawang, 3 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Tetangga [END]
Historia Corta[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YA! KARENA DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERHARGA💙] "KAK GAVIN, TERIMA AKU JADI PACAR KAKAK SEKARANG JUGA. AKU GAK NERIMA PENOLAKAN, YA!" Gita berteriak dari balkon kamarnya melihat ke bawah. Dimana Gavin baru saja pu...