"Saya terima nikah dan kawinnya Gita Aulia binti Adam dengan mas kawin berupa uang tunai satu milyar rupiah dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!" Dengan satu tarikan nafas, Gavin berhasil mengucapkan kata tersebut dengan perasaan lega.Setelah satu minggu sejak kejadian kemarin. Saat Gavin menghampiri Gita di rumahnya dan mengajaknya menikah. Gavin mulai sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Gita, dibantu dengan sang ibu.
Suara riuh 'sah' memenuhi isi ruangan gedung ini.
Gita mencium tangan Gavin, sangat takzim. Keharuan mulai memenuhi ruangan ini. Tak terasa, satu tetes air mata lolos begitu saja dari mata Gita.
Dirinya benar-benar tidak menyangka akan menyandang sebagai 'istri' dari Gavin Narendra.
Gavin memegangi ubun-ubun Gita lalu berucap, "Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih."
Gavin berdoa pada yang Kuasa dengan sangat khidmat. Dimana kata itu memiliki arti, yakni; "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya."
💙💙💙
Kini, Gavin dan Gita tengah duduk di singgasananya. Menikmati menjadi raja dan ratu selama sehari. Sedangkan Rina tengah sibuk menemui para tamu undangan.
"Kak Gavin." Gavin menengok ke arahnya.
"Padahal aku ngebayangin mahar 10 mansion mewah, 4 kapal pribadi, 5 pulau, 13 villa, dan uang 100 dolar!" ucap Gita.
"Kamu mau buat saya bangkrut? Kan saya sudah bilang, kekayaan saya aja gak nyampe segitu. Apa perlu saya jual ginjal?"
Gita tertawa pelan. "Ih! Apa sih, serem tau!"
"Makanya, jangan ngada-ngada! Gak bersyukur kamu!" ucap Gavin, seraya mecubit hidung minimalis Gita.
"Aku juga gak nyangka loh bakalan jadi istrinya kak Gavin."
Gavin tersenyum simpul. "Kenapa saya mau nikah sama kamu, ya?"
Gita menautkan alisnya. "Kok, nanyanya gitu?"
"Kamu pelet saya pake apa, hm?"
Gita berbalik, duduk membelakangi Gavin. "Ish! Tau, ah!"
"Hai, selamat ya, buat kalian!"
Keduanya mengarah ke sumber suara itu. Gita maupun Gavin sama-sama berdiri, menyambut tamu yang membuat keduanya terheran-heran.
Serius dia datang ke sini?
"Terimakasih," ucap Gavin.
"Hai, Sarah! Udah ada yang baru, nih?" ucap Gita bernada sok akrab kepada Sarah, sembari menunjuk sosok lelaki yang berada di sisi Sarah dengan matanya.
Sarah tertawa pelan. Lalu tatapannya beralih menatap lelaki itu. ''Iya, dia yang sudah membawa saya kejalan yang baik, menyelamatkan saya dari jalan kesesatan."
Sarah kembali melihat ke arah Gavin dan Gita secara bergantian. "Maaf, ya. Sikap saya yang dulu memang sudah sangat keterlaluan. Sekali lagi saya minta maaf."
Gita mengibaskan tangannya. "Ah, gapapa! Yang penting jangan diulangi aja." Ia menggandeng tangan Gavin sangat posesif. "Iya nggak, Sayang?"
"Hm," balas Gavin.
"Oh! Ayo, dinikmati dulu jamuannya! Kapan lagi? Besok udah nggak ada," ucap Gita, bernada bercanda.
"Ya sudah, sekali lagi. Selamat, ya!" ucap Sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Tetangga [END]
Cerita Pendek[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YA! KARENA DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERHARGA💙] "KAK GAVIN, TERIMA AKU JADI PACAR KAKAK SEKARANG JUGA. AKU GAK NERIMA PENOLAKAN, YA!" Gita berteriak dari balkon kamarnya melihat ke bawah. Dimana Gavin baru saja pu...