Setelah kejadian pembatalan kontrak kerja barusan. Sarah merasa kesal dengan Gavin.Bukan soal pekerjaan. Namun, melihat Gavin datang bersama Gita. Apalagi mereka semakin hari semakin dekat.
Bahkan dirinya saja belum pernah sekali pun diantar oleh Gavin, selain diantar pulang.
Sarah lebih memilih untuk mendinginkan pikirannya sambil meminum kopi favoritnya, di kafe dekat kantornya bekerja.
Setelah tiba di sana, Sarah tak sengaja melihat Gita sedang berbincang dengan klien tadi, Pak Erwin.
Hm, pasti Gita sedang cari muka! pikirnya.
Setelah Gita pergi, ia pun segera menghampiri Pak Erwin yang hendak beranjak dari tempatnya.
"Bu, Sarah?" panggil Pak Erwin untuk memastikan. Ia pun duduk kembali, dan Sarah menggantikan tempat duduk Gita sebelumnya.
"Saya ingin meminta waktu Anda sebentar, Pak. Hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan."
"Kalau untuk soal tadi. Saya pikir-pikir dulu, ya!"
"Bukan!" jawab Sarah dengan cepat.
"Lalu?" tanyanya dengan penasaran.
Sarah menatapnya dengan lurus tanpa ekspresi. "Saya ingin tau percakapan Anda dengan wanita tadi."
"Loh! Bukannya Anda yang mengirim dia untuk bicara dengan saya?"
"Tidak. Apa dia membicarakan kontrak kerja sama?"
"Ya, dia memohon dan meyakinkan saya kalau kejadian tadi tidak akan terulang lagi."
Sarah tertawa hambar sambil melipat kedua tangannya. "Dia itu cuma OG. Jadi, ini semua nggak ada hubungannya sama dia."
Pak Erwin nampak kaget. "Apa barusan saya sudah ditipu?"
"Ya, bisa jadi. Dia itu sengaja cari perhatian, sok jadi pahlawan di kantor, supaya dia bisa naik jabatan. Dari OG menjadi karyawan!" ungkap Sarah berbohong.
"Tapi dari yang saya lihat. Sepertinya dia piawai."
Sarah tertawa remeh seraya mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Dan mengeluarkan sebuah benda kecil, flasdish.
"Lalu? Apakah Pak Erwin akan menerima kembali kontrak itu?"
"Setelah dipikir-pikir, ya! Saya akan menerimanya kembali."
"Yakin?" Sarah memperlihatkan flasdish itu ke atas meja.
"Flasdish ini, berisi informasi penting kantor. Jadi, saya akan memberikannya kepada Pak Erwin jika Anda mau bekerja sama dengan Saya. Bukan dengan kantor. Bagaimana?"
"Coba deh, pikir-pikir lagi. Mau bekerja sama dengan saya yang sudah jelas-jelas ada informasi ini. Atau bekerja sama dengan Pak Gavin yang keuntungannya saja belum jelas."
Sarah terus senyum sambil menunggu jawaban.
Pak Erwin nampak menimang perkataan Sarah barusan.
"Baik, saya akan bekerja sama dengan Anda," ucapnya seraya mengambil flashdish itu.
Sarah segera menarik kembali flsdish nya sebelum Pak Erwin mengambilnya.
"Saya akan berikan flashdish ini. Asalkan kerja sama kita sudah selesai."
"Kerja sama apa itu?" tanyanya penasaran.
"Datang saja besok ke kantor. Lalu ikuti perintah saya setelahnya. Mengerti?"
Seakan terhipnotis dengan perkataan Sarah. Pak Erwin pun mengangguk mengiyakan.
Sarah menyunggingkan senyumannya.
Lihat saja, apa yang akan terjadi besok. Itu akan membuat Gita sangat terkejut. Berani sekali Gita, ingin menjadi pahlawan di hadapan Gavin? Hah! Tidak semudah itu!
💙💙💙
Setelah kembali dari kafe. Sarah melanjutkan kerjaannya di ruang kerja.
Semuanya sudah ia kerjakan dengan waktu yang singkat. Hanya mendapatkan tanda tangan Gavin. Semua kerjaannya beres.
Ya, jangan ragu kalau soal kerjaan. Kinerja Sarah benar-benar patut diacungi jempol.
Sarah pun berjalan keluar menuju ruangan Gavin sambil membawa berkas-berkas yang harus Gavin tanda tangani.
Setelah mengetuk pintu sekali, Sarah membuka pintu tanpa ada sautan dari dalam. Ternyata, setelah pintu terbuka. Pemandangan yang tak seharusnya ia lihat, jadi terlihat.
Gavin sedikit terkejut dengan kedatangan Sarah yang tiba-tiba. Namun, wanita yang berada di belakangnya nampak biasa-biasa saja. Bahkan, tangannya tak berhenti memijat pundak Gavin.
Mata Sarah tertuju kepada wanita yang terus saja melihatnya dengan tatapan meledek ke arahnya.
"Lebih baik kamu keluar, Gita!" titah Gavin kepada wanita yang ada di belakangnya.
"Ih! Nanggung tau! Sebelah kanannya juga belum. Masa dipijit yang sebelah kiri doang. Gak boleh gitu pamali tau! Nanti pundaknya sengklek sebelah. Mau?"
Sarah melangkah maju lalu memberikan berkas-berkas itu di atas meja.
"Ini berkas yang harus ditandatangani, Pak!"
"Baik, nanti saya cek dulu."
Sarah sedikit membungkuk lalu berbalik keluar. Setelah di luar, Sarah menatap mereka dari celah pintu. Lebih tepatnya, menatap tajam ke arah Gita.
"Kamu! Bukan lawan saya, Gita!" tekannya.
Bersambung .....
SI SARAH INI KENAPA DAH, YA?
YUK!
MAU NGOMONG APA SAMA SARAH?🔥
![](https://img.wattpad.com/cover/343268975-288-k259681.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Tetangga [END]
Historia Corta[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YA! KARENA DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERHARGA💙] "KAK GAVIN, TERIMA AKU JADI PACAR KAKAK SEKARANG JUGA. AKU GAK NERIMA PENOLAKAN, YA!" Gita berteriak dari balkon kamarnya melihat ke bawah. Dimana Gavin baru saja pu...