Aldo menatap kepergian Gita yang perlahan mulai menghilang dari pandangannya."Jadi, ini cuma soal cicilan aja, kan?"
Ah, Aldo jadi teringat dengan perkataan Gita tentang pertemuannya dengan Pak Erwin di kafe ini.
Ia pun beranjak dari sana dan mulai mencari tau tentang kebenaran yang sudah terjadi.
Dirinya memasuki ruangan CCTV di kafe itu. Ia melihat ada seorang laki-laki yang tengah berjaga di sana, sedang duduk sambil memperhatikan layar CCTV.
"Permisi!" ucap Aldo.
Orang itu lantas menatap Aldo.
Aldo berjalan ke arah lelaki itu.
"Ada apa, ya?"
"Saya di sini mau melihat kejadian beberapa hari yang lalu," balas Aldo.
Orang itu nampak kebingungan dengan perkataan Aldo. "Maksudnya bagaimana, ya?"
Aldo menggaruk kepala belakangnya. "Gini ... temen saya itu sekarang sedang dalam kesulitan. Nah, akar permasalahannya itu bermulai dari sini. Jadi, di sini saya mau melihat file CCTV beberapa hari yang lalu."
"Maaf, Pak. Itu sudah menjadi privasi pihak kami. Jadi, kami tidak bisa memberikannya. Kecuali kalau memang ada perjanjian sebelumnya," jelas orang itu.
Aldo menghela. "Pak Arkan!"
"Saya kenal manejer kafe ini. Pak Arkan, bukan?"
Orang itu mengangguk.
"Kalau begitu, boleh saya lihat file-nya sekarang?" tanya Aldo.
"Memangnya sudah membuat janji sebelumnya dengan Pak Arkan?"
Damn!
Aldo benar-benar kesal sekali dengan jawaban orang ini.
Ngajak ribut kayaknya tuh orang. Pikir Aldo.
"Anda ini banyak pertanyaan sekali, ya? Apa perlu saya bilang ke Pak Arkan biar Anda segera out dari kafe ini?" ucap Aldo, dengan nada yang sedikit tinggi.
Dia nampak gelagapan. "B--baik."
"Nah! Gitu kek dari tadi!" geram Aldo.
Aldo memperhatikan layarnya dengan serius. Lalu ia melihat Sarah memberikan sesuatu kepada Pak Erwin.
Tidak salah lagi. Itu pasti flashdish yang berisi file perusahaan Gavin.
"Kirim ini ke saya!" titah Aldo.
Orang itu langsung menuruti perkataan Aldo tanpa berkata apa-apa lagi seperti sebelumnya.
Saat hendak pergi. Aldo melihat Sarah sedang memasukan sesuatu ke dalam minuman--- dari layar. Lalu tak lama kemudian, datang Gavin.
Aldo terus memperhatikan keduanya. Ia merasa ada yang aneh pada Gavin. Kenapa setelah meminumnya, Gavin malah mengeluhkan sakit kepala?
Merasa ada yang tidak beres. Aldo pun segera pergi dari sana dengan berlari.
💙💙💙
Aldo mengetuk pintu ruangan Gavin dengan sangat keras.
"BUKA PINTUNYA!"
Tak ada tanda-tanda pintu akan terbuka.
"BUKA PINTUNYA ATAU SAYA DOBRAK!"
"Toloong!"
Suara 'tolong' itu terdengar dari dalam ruangan.
Aldo mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu itu dengan tendangan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Tetangga [END]
Short Story[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YA! KARENA DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERHARGA💙] "KAK GAVIN, TERIMA AKU JADI PACAR KAKAK SEKARANG JUGA. AKU GAK NERIMA PENOLAKAN, YA!" Gita berteriak dari balkon kamarnya melihat ke bawah. Dimana Gavin baru saja pu...