Pagi kembali menyapa. Seperti yang sudah dikatakan kemarin, kalau hari ini adalah hari pertama Gita bekerja di kantor Gavin. Ya, meskipun hanya sebagai OG saja.Gita melihat dirinya di pantulan cermin yang mengenakan seragam OG berwarna biru perpaduan hitam.
"Semangat, Gita! Jadi OG itu bukan pekerjaan rendahan, oke? Yang terpenting aku bisa tiap waktu lihat Kak Gavin!"
Setelah membenarkan poni depannya. Ia meraih tas selempang lalu berjalan ke luar menuju kantor.
Saat di luar, Gita melihat mobil Gavin yang akan keluar dari bagasinya.
Gita berjalan menghampirinya lalu mengetuk kaca mobil Gavin.
Gavin menurunkan kaca mobilnya. "Kenapa?"
"Bareng," jawab Gita dengan sedikit membungkuk untuk melihat Gavin.
"Enggak!" tolak Gavin dengan cepat.
"Bukannya Kak Gavin mau ke kantor? Yaudah, aku ikut!"
"Sekalinya Saya bilang nggak. Nggak!"
Karena kesal Gita pun langsung membuka pintu mobil. Namun, Gavin menguncinya.
"Buka gak!"
"Kamu siapa berani nyuruh-nyuruh Saya?"
"Bukain, Kak. Aku hitung sampai tiga, ya? Satu ... Dua ... Dua setengah ...."
Gita sudah memperlambatkan hitungannya, tetapi tetap saja. Gavin masih tak mau membuka pintu mobilnya.
"Tiga!" kata Gita.
"Udah?" tanya Gavin.
"Udah," jawab Gita.
Gavin hendak bersiap akan pergi. Lagi-lagi Gita menahannya.
"Bareng!"
"Nggak!"
"Oke!"
Gita menarik nafas dalam lalu berteriak, "Tanteee!" dengan sangat keras.
Pintu terbuka. "Masuk!" titah Gavin.
Gita tersenyum kemenangan dan segera masuk ke dalam.
***
Sesampainya di parkiran. Gavin langsung keluar tanpa menunggu Gita terlebih dahulu.
Melihat kepergian Gavin begitu saja yang meninggalkan Gita. Membuat Gita merasa tidak dipedulikan.
Di mana letak sopan santunnya pria itu, sih? Gak sopan banget sama perempuan!
Gita membuka kaca mobil dan mengeluarkan kepalanya sambil berteriak menyebut nama Gavin yang masih berjalan menuju pintu masuk.
"Kak Gaviiin!"
Gavin membalikkan badannya.
"Bukain pintunya, dong! Jadi cowok kok, gak pengertian dan gak romantis banget, sih!"
"Romantis? Maaf, Saya bukan Dilan maupun Roman. Dan kamu juga bukan Milea maupun Wulan. Jadi buat apa Saya romantis sama kamu?" Setelah mengucapkan itu, Gavin pun melanjutkan langkahnya.
Gita benar-benar dibuat melongo dengan jawaban yang diberikan Gavin.
Namun seperkian detik berikutnya. Gita dibuat tersenyum dengan yang dikatakan Gavin.
"Darimana dia tau Dilan sama Roman?"
Saat Gita masih senyum-senyum sambil menatap kepergian Gavin. Ia dikagetkan dengan pintu mobil yang dijadikan sandaran kepalanya itu terbuka secara tiba-tiba. Hingga nyaris saja dirinya akan terjatuh.
"Aldo?!"
Gita menatap sosok yang sudah membuka pintu mobil secara tiba-tiba yang menyebabkan dirinya hampir saja jatuh.
"Lo ngapain masih di sini? Berharap banget pujaan hati lo itu balik lagi dan bukain pintu buat lo?"
Gita pun segera keluar dari dalam mobil lalu menutup kembali pintu itu dengan sedikit keras.
"Ya, siapa tau aja ada keajaiban kan?"
Tangan Aldo bergerak merapikan poni depan Gita yang berantakan karena tertiup angin.
"Sampai kapan sih lo mau ngejar-ngejar Kak Gavin terus? Udah, sama yang pasti-pasti aja. Pasti sayang, pasti cinta, pasti peduli sama lo," kata Aldo sembari mengelus pelan rambut Gita.
"Misalnya, gue," lanjut Aldo.
Gita menatap wajah Aldo yang jaraknya lumayan dekat dengan dirinya, hanya saja Aldo lebih tinggi darinya.
"Ogah! Singkirin tangan lo dari rambut gue!"
Seakan tak mendengar perkataan Gita. Aldo terus saja mengelus pelan sampai akhirnya ia mengacak-ngacak lagi poni yang sudah ia rapikan sebelumnya. Setelahnya, ia langsung pergi dari sana dengan berlari kecil. Takut kalau Gita akan marah karena sudah sengaja mengacak rambutnya.
"Aldooo!"
Gita pun berlari mengejar Aldo hingga masuk ke dalam.
"Nyebelin lo, Do! Butuh berjam-jam buat gue menata rambut iniiii! Vangke lo!" teriaknya sambil mengejar Aldo.
Bersambung....
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENNYA YA, GESS💙
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Tetangga [END]
Short Story[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YA! KARENA DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERHARGA💙] "KAK GAVIN, TERIMA AKU JADI PACAR KAKAK SEKARANG JUGA. AKU GAK NERIMA PENOLAKAN, YA!" Gita berteriak dari balkon kamarnya melihat ke bawah. Dimana Gavin baru saja pu...