Gavin kembali ke rumahnya saat diusir oleh Aldo sebelumnya, di rumah Gita.Hah! Bisa-bisanya Aldo bersikap seperti itu kepadanya!
"Gavin. Ke sini kamu!" panggil sang Mama yang tengah duduk bersandar di sofa.
Namanya, Rina Maheswari.
Gita sering menyebutnya dengan sebutan 'tante Rina'. Padahal, Rina menginginkan sebutan 'Mama' dari Gita.
Gavin melangkah, duduk bersama di samping Rina.
"Kenapa, Ma?"
Rina menghela. Menegakkan tubuhnya. "Mama denger-denger, katanya kamu pecat Gita, ya? Kenapa?"
Gavin memasang wajah bersalahnya "Awalnya, iya. Gavin kira dia kasih file perusahaan ke Pak Erwin. Nyatanya, Gita difitnah, Ma."
Rina langsung menjewer telinga Gavin sehingga membuat Gavin meringis kesakitan.
"Makanya, kalau ada apa-apa itu diusut dulu yang bener!"
"A--a--aw! S--sakit, Ma!"
Bukannya melepaskan tangannya dari telinga Gavin. Rina semakin memperkuat jewerannya.
"Kamu nggak kasian apa sama Gita?! Dia itu hidup sendiri! Bahkan kedua orang tuanya menitipkan dia sama kita, Gavin! Mau bilang apa Mama kalau mereka tau soal ini?!"
"I--iya, Ma. Gavin minta maaf!" Gavin terus meringis, berharap agar sang Mama melepaskan tangannya dari telinganya.
Setelah puas, Rina pun melepaskan tangannya dari telinga Gavin.
Gavin mengusap-usap telinganya yang kemerahan.
"Apa mungkin gara-gara itu Gita jadi nggak ke sini lagi? Udah lama lho, dia nggak datang ke rumah ini lagi. Kamu ngomong apa sama dia? Jangan sampai kamu nyakitin perasaannya ya, Gavin! Kalau sampai iya. Berarti kamu juga sudah menyakiti hati Mama!"
Gavin hanya diam tanpa menjawab.
"Jawab Gavin jangan diem aja!"
"Kayaknya iya, Ma," ucap Gavin dengan sangat pelan.
Mendengar itu, Rina hanya menggelengkan kepalanya.
"Kamu udah minta maaf sama Gita?"
Gavin menggeleng pelan. "B--belum, Maa."
Rina nampak pasrah dengan semuanya. "Ya ampun! Gaviiiiiin!"
"Sekarang kamu ke rumah Gita! Dan bawa dia ke sini!"
"Dia nggak ada di rumahnya, Ma."
"Mama gak mau tau! Pokoknya sekarang kamu cari dia dan bawa Gita ke sini!"
"Nggak nunggu dia pulang aja, Ma?"
"Nggak ada nanti-nanti! Se-ka-rang!"
Gavin hendak bicara lagi. Namun, karena ia melihat sang Mama membuka sandal lantainya. Buru-buru ia berdiri dari sofa tersebut.
"Sekali lagi kamu ngomong! Sendal ini bakalan melayang ke wajah kamu!"
"Ini kan Gavin mau jalan, Ma!"
Gavin hendak berjalan menuju ke kamarnya.
"Mau ke mana kamu?"
"Ke kamar, mau ganti baju. Ya kali, aku pakai baju dan celana pendek kayak gini?"
"Ngulur waktu! Udah, buruan sana! Gak usah sok kejelekan kamu! Kamu mau pake baju ini itu pun auranya tetep ganteng! Gak usah alasan lagi!"
Gavin mengulum senyumnya saat dirinya dibilang ganteng oleh Mama tercintanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Tetangga [END]
Conto[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YA! KARENA DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERHARGA💙] "KAK GAVIN, TERIMA AKU JADI PACAR KAKAK SEKARANG JUGA. AKU GAK NERIMA PENOLAKAN, YA!" Gita berteriak dari balkon kamarnya melihat ke bawah. Dimana Gavin baru saja pu...