Cuaca siang kali ini begitu terasa sangat panas dan gerah. Kalau kata orang sunda tuh 'haredang'.Gita sedang duduk sambil memakan satu kotak es krim di kantin kantor bersama Aldo di hadapannya yang tengah makan.
Gita merasa risih dengan ocehan yang sedari tadi ia dengar, membicarakan dirinya tentang kejadian tadi pagi bersama Gavin di lift.
Rasanya, es krim ini belum bisa mendinginkan Gita. Dari tadi Gita menahannya agar tidak membantai mereka semua yang beroceh tidak jelas itu.
Gita menahannya, karena ini hari pertamanya bekerja.
"Lo kenapa, Ta? Bete gitu mukanya. Asli ya, gak enak banget diliatnya!" ledek Aldo yang sudah selesai makan.
"Kalau gak enak ngapain diliatin?" sewot Gita.
"Ya gue punya mata, Gita!"
Mendengar perkataan Aldo yang ngegas, membuat Gita semakin kesal dan ingin sekali rasanya membaku hantam laki-laki yang ada di depannya itu.
"Ya harusnya lo gunain mata lo buat jangan liatin gue kalau gue gak enak diliatnya!"
"Loh, kok lo malah marah-marah?"
Gita menggebrak meja dengan kedua tangannya sehingga menimbulkan bunyi yang nyaring. Sampai seisi ruangan itu pandangannya tertuju kepada Gita.
Setelah itu, Gita pergi dari sana dengan perasaan kesal.
Sedangkan Aldo, memasang wajah polosnya karena tidak tahu apa yang ada dipikiran Gita.
Andai Aldo cenayang, pasti dirinya tau apa isi pikiran perempuan itu.
Sepasang mata memperhatikan kepergian Gita dengan cermat.
"Nah, itu tuh ceweknya!" ucapnya kepada seorang wanita yang tengah duduk bersamanya.
"Cewek yang udah peluk Pak Gavin di lift tadi, Sarah."
Ternyata, dia adalah perempuan yang tadi bertemu dengan Gita di lift. Bahkan, Gita sempat menegurnya karena pandangan yang ia berikan kepada Gita sangatlah berlebihan.
Namanya, Rasti, teman kantor Sarah.
"Gita?" gumam Sarah.
"Lo kenal dia, Sar?"
"Ya, dia tetangganya Pak Gavin. Gue yang udah masukin dia jadi OG di sini. Biar dia malu sama pekerjaannya."
"Dari yang gue liat nih, ya. Kayaknya dia suka sama Pak Gavin, deh."
"Hm, dia emang selalu cari cara supaya bisa deket sama Pak Gavin. Bahkan, dia pernah ganggu waktu gue sama Pak Gavin di rumahnya."
"Kalau lo tau dia suka sama Pak Gavin, terus ngapain lo jadiin dia pegawai di sini?"
"Ya, gue pengen buat dia malu sama kerjaannya itu."
"Tapi itu malah membuat kesempatan buat dia deketin Pak Gavin, Sarah."
Tampaknya, Sarah tidak berpikir sejauh itu. Bisa dilihat dari raut wajahnya sekarang. Cemas, khawatir, dan ketakutan.
Bagaimana bisa Sarah tidak memikirkan hal itu. Apa yang dibilang Rasti ternyata benar.
Semenjak Gita ada di kantor ini. Mereka berdua malah sering bertemu. Ini salahnya sendiri.
"Oke, kalau gitu gue bakalan akhirin ini semua," tekan Sarah.
💙💙💙
"Gita!"
Seketika Gita memberhentikan langkahnya yang ingin entah mau ke mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Tetangga [END]
Short Story[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YA! KARENA DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERHARGA💙] "KAK GAVIN, TERIMA AKU JADI PACAR KAKAK SEKARANG JUGA. AKU GAK NERIMA PENOLAKAN, YA!" Gita berteriak dari balkon kamarnya melihat ke bawah. Dimana Gavin baru saja pu...