💙EXTRA PART💙

4.3K 99 3
                                    


Hari-hari terus berlanjut. Pernikahan Gita dengan Gavin semakin hari semakin harmonis.

Akhir-akhir ini Gavin sangat bingung dengan sikap Gita yang semakin kesini semakin menjengkelkan menurutnya. Apa yang ia kerjakan pasti selalu serba salah di mata Gita.

Seperti sekarang. Saat akan merebahkan tubuhnya di kasur. Gita malah menyuruhnya untuk tidak mendekatinya. Padahal kemarin malam dia sendiri yang bilang, "Kalau tidur tuh, aku-nya dipeluk! Jangan langsung tidur aja!"

Tapi lihat sekarang?

Dirinya malah diomeli oleh Gita karena tidur memeluknya.

"Ish! Apa sih, peluk-peluk! Pengap tau! Sana jauh-jauh! Aku gak mau deket-deket Kak Gavin!" ucap Gita, menyingkirkan tangan Gavin dengan kasar.

Gavin menghela sejenak. "Ya sudah." Ia pun bangkit, berniat akan pindah ke sofa.

"Mau ke mana?!"

Gavin yang baru menurunkan kakinya, lantas menaikan kembali dan langsung menghadap istrinya.

"Tadi kan katanya kamu gak mau deket-deket."

"Terus Kak Gavin mau pergi gitu?!"

Sekali lagi, Gavin menghela untuk yang kesekian kalinya. "Terus kamu maunya gimana?"

Gita mulai terisak. "Aku gak mau Kak Gavin pergi! Kak Gavin sebenernya gak sayang kan sama aku?"

"Bagaimana bisa kamu menanyakan hal itu? Tentu saya sayang sama kamu, Gita. Pernikahan kita saja sudah berjalan sepuluh bulan."

"Kak Gavin salah!"

"Sekarang salah saya apalagi?" tanya Gavin, pasrah.

"Pernikahan kita itu udah berjalan sepuluh bulan enam hari tujuh jam! Bukan sepuluh bulan! Yang enam hari tujuh jam itu Kak Gavin anggap apa, hah?!"

Gavin tak bisa berkata-kata lagi.

"Kenapa diem?! Pasti waktu itu gak berharga ya, untuk Kak Gavin?"

"Kamu aneh banget sih, Gita."

Gita semakin terisak. Menangis sesegukkan. "Jadi Kak Gavin anggap aku aneh?"

'Salah ngomong lagi kan!' batin Gavin.

Melihat wajah Gita yang basah karena menangis. Ia pun memeluknya dan mencium pucuk rambutnya. "Maafin saya, ya."

Gita mengangguk dan melingkarkan tangannya di perut Gavin. Sepersekian detik berikutnya, ia mulai mengendus bagian leher Gavin. Tanpa aba-aba lagi, tangannya langsung mendorong tubuh Gavin dengan lumayan keras.

Untung saja Gavin tidak terjatuh.

Gavin bingung. Kali ini apalagi kesalahannya.

"Pake parfum apa, sih?! Nyengat banget baunya! Sengaja ya, biar kecium sama cewek-cewek waktu di luar?!"

Astaga. Cobaan apalagi ini.

"Saya pakai parfum biasanya. Itu kan parfum pilihan kamu."

"Nyalahin aku sekarang?"

Gavin sudah pasrah dengan keadaan sekarang ini.

"Sana! Ganti bajunya jangan diem aja!"

Gavin langsung menurut tanpa berkata sepatah kata pun. Takut akan berujung salah ngomong lagi.

Setelah selesai mengganti bajunya. Gavin kembali naik ke kasur dan mulai merebahkan badannya dengan sangat hati-hati. Pasalnya, Gita akan mulai tertidur.

Ia memiringkan tubuhnya menghadap Gita yang sudah memejamkan mata.

Ingin sekali rasanya ia mengelus rambutnya. Namun, ia takut hal itu akan mengundang masalah lagi seperti sebelumnya.

My Annoying Tetangga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang