Hari minggu telah usai. Senin kembali datang. Hari dimana kebanyakan orang yang tak menyukai hari itu. Hari dimana awal mula harus kembali bekerja.
Bagi yang mempunyai pekerjaan. Tapi tidak berlaku untuk Gita, sang pengacara sejati. PENGACARA (Penganggur Banyak Acara). Ya, mungkin itu kata yang sesuai untuk Gita saat ini.
Lihat saja sekarang. Bukannya kembali mencari pekerjaan. Dia malah sibuk berdandan untuk tampil sempurna di hadapan Gavin nanti.
Niatnya, hari ini ia akan ke kantor Gavin. Jangan tanya mengapa dia akan ke sana? Jawabannya, Rindu.
Entah kenapa, saat ini Gita sangat merindukan Gavin. Padahal, setiap hari mereka bertemu.
Gita merasa, semenjak kehadiran wanita itu, Sarah. Perlahan Gavin mulai sibuk dengannya. Semakin tidak memperdulikan dirinya saja.
Tapi tidak untuk kali ini. Gita akan membuat Gavin kembali mengomeli dirinya lagi karena selalu mengusiknya. Ya, Gita lebih senang diomeli oleh Gavin daripada di diamkan seperti ini.
Gita melihat dirinya ke pantulan cermin. Dengan mengenakan celana jeans dan juga kaos yang dibalut jaket jeans dan rambut yang diikat satu menampilkan poninya di depan.
"Oke, waktunya gangguin Kak Gavin!"
***
Gita menapakkan kakinya di depan pintu gerbang kantor Gavin yang terkunci.
"Pak Satpam!" teriak Gita.
Seorang bapak-bapak menghampirinya dari dalam kantor dengan setelah baju satpam.
"Ada apa?" tanyanya.
"Bukain, dong!"
"Maaf, ada keperluan apa, ya?"
"Tolong bukain dulu ya, Pak! Panas ini! Saya mau ketemu Kak Gavin!"
"Mohon maaf, Saya tidak bisa membuka gerbangnya. Pak Gavin bilang, jika ada yang menanyakan dirinya bilang saja kalau dia sedang meeting tidak bisa diganggu."
"Tapi Saya ini calon istrinya loh, Pak. Emangnya, bapak nya mau Saya pecat, hah?"
Satpam itu terlihat kebingungan. Bagaimana ini? Apa ia harus membukanya? Tapi nanti kalau Pak Gavin marah bagaimana? Tapi jika tidak dibukakan, nanti Pak Gavin bisa marah karena membiarkan calon istrinya menunggu di luar. Ah, jadi serba salah.
"Oy, Pak! Jangan diem aja. Bukain!"
"Maaf, Mba. Jika tidak ada perintah dari Pak Gavin langsung, Saya tidak berani untuk membukanya."
"Waah, Bapak ini ngaraguin Saya, ya? Oke, Saya telpon Kak Gavin sekarang juga, ya. Biar sekalian bapak nya dipecat karena udah biarin Saya nunggu di luar!"
Pak Satpam itu terlihat panik saat Gita hendak menelpon. Akhirnya, ia pun membukakan gerbangnya.
Gita langsung full senyum melihat gerbang yang sudah terbuka itu.
"Makasih, Pak!"
Ia langsung melangkah masuk menuju ruangan Gavin. Saat akan masuk lift, ia tak sengaja bertemu dengan Aldo di dalamnya.
Aldo adalah salah satu karyawan yang ada di kantor Gavin.
Aldo melihat ke arah Gita, yang membuat Gita menjadi risih dan bertanya-tanya. Apa ada yang salah?
"Ngapain sii lo ngeliatin gue sampe segitunya," kata Gita.
"Tampilan lo."
"Kenapa sama tampilan gue?"
"Tomboi banget."
"Yang penting gue nyaman."
Ya, Gita akui memang dirinya terlihat sangat tomboi. Tapi mau bagaimana lagi, setelan ini lah yang membuatnya nyaman. Bukan rok mini atau pun sebuah dress.
"Tapi gue tetap terlihat cantik dan imut kan?" ucap Gita sembari mengedip-ngedipkan matanya ke arah Aldo.
"Huueekk! Gak cantik sama sekali! Lo cantik kalo nikah sama gue!"
"ABCD!"
"Affaan tuuh?"
"Alah, bacod!"
Bertepatan dengan itu, lift pun berhenti dan pintu pun terbuka.
Gita segera keluar menuju ruangan Gavin. Sedangkan Aldo menuju ruang kerjanya, bersebelahan dengan ruang kerja Gavin.
Bersambung .....
Hai, kalian apa kabar? Maaf ya, baru update lagi. Soalnya kemarin aku nggak enak badan. Dan buat kalian yang nggak mau ketinggalan cerita ini. Yuk, di follow dulu akunku. Biar nggak ketinggalan up-nya🤗
VOTE SAMA KOMENNYA MANA?
SPAM KOMEN NEXT DI SINI, YA💙
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Tetangga [END]
Short Story[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YA! KARENA DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERHARGA💙] "KAK GAVIN, TERIMA AKU JADI PACAR KAKAK SEKARANG JUGA. AKU GAK NERIMA PENOLAKAN, YA!" Gita berteriak dari balkon kamarnya melihat ke bawah. Dimana Gavin baru saja pu...