Gita berlari kecil dengan stelan baju joggingnya dan handuk kecil yang berada di lehernya. Sesekali ia mengelap keringat di dahi.
Rasanya kesal sekali Gita hari ini. Penyebabnya, adalah Gavin. Kenapa dia lebih memilih sekretarisnya itu dibandingkan dirinya?
"Aarghh! Keseel!" teriak Gita, membuat laki-laki yang berada di sampingnya menjadi kaget lalu menatap Gita dengan heran.
Mereka berhenti berlari.
"Lo kenapa dah, Ta?" tanyanya.
"Kesel banget gue! Aaargh!"
Laki-laki itu, Aldo --- teman dekat Gita sejak SMA sampai sekarang. Menempelkan tangannya di kening Gita.
"Lo sakit, Ta?" tanya Aldo.
"Sakit hati gue!"
"Kak Gavin lagi nih, pasti. Iya, kan?"
Gita mengangguk dengan wajah sedih bercampur kesal.
"Lagian lo ngeyel banget si jadi orang. Udah bener nikah sama gue aja, daripada lo ngejar-ngejar Kak Gavin yang gak pernah lihat lo sama sekali, Gita. Gue bakalan nanggung semua kebutuhan hidup lo."
Gita langsung menatapnya.
"Sok-soan mau nanggung kebutuhan hidup gue. Tadi aja mau beli bensin lu minta duitnya sama gue!"
Aldo tersenyum menampakkan deretan giginya sambil menggaruk tengkuknya.
"Telor gulung mau?"
"Nggak! Nanti lo nyuruh gue bayar, iya, kan?"
"Suudzon lo jadi cewek! Mau gak nih? Gue bayarin, deh! Tapi jangan lebih dari sepuluh ribu."
"Kampret lu!"
"Lho, kan lumayan sepuluh ribu juga. Dapet sepuluh tusuk telor gulung loh! Mau gak?"
"Emang pernah gue nolak telor gulung?"
"Jadi?"
"Gaskeuunn!"
Mereka pun kembali berlari kecil menuju pedagang telur gulung yang berada di depannya.
"Lima belas ribu, Pak!" ucap Aldo kepada bapak penjual telur gulung itu.
"Siap, Mas!" balas bapak itu.
Sambil menunggu telur gulung yang digoreng. Mereka berdua pun duduk di bawah pohon yang rindang dan teduh dengan karpet sebagai alasnya.
"Pacarnya ya, Mas?" tanya bapak itu.
"Bukan, Pak."
Gita hendak akan menjawab, tetapi sudah lebih dulu dijawab oleh Aldo.
"Dia bukan pacar Saya, tapi ibu dari anak-anak Saya nanti," kata Aldo.
Mendengar hal itu, sang penjual telur gulung hanya tersenyum simpul. Anak muda memang ya, kelakuannya ada-ada saja.
"Ih! Siapa juga yang mau jadi ibu dari anak-anak lo? Sorry, ya. Gue udah jadi nenek dari anak-anaknya gue nanti sama Kak Gavin!"
Aldo memegang dadanya yang terasa begitu sesak.
"Mas-nya kenapa? Kok kayak orang kekurangan nafas?" kata Bapak itu.
"S--saya ... Saya sesak nafas, Pak. Ta, kasih gue nafas buatan. Sekarang!"
"Najiss!" Bukannya membantu, Gita malah tertawa kecil. Melihat sikap sahabat karibnya itu.
Aldo menetralkan nafasnya. Dan kembali normal.
"Udah sesak nafasnya?" tanya Gita.
"Udah!" balas Aldo dengan nada tinggi dan menekan.
Telur gulung yang mereka pesan sebelumnya sudah siap. Lantas mereka pun langsung menyantapnya.
Gita sepuluh tusuk. Aldo hanya lima tusuk saja.
"Lo dah janji ya, Do. Lo yang bayar," ucap Gita disela-sela makannya.
"Iya! Ketakutan banget sih, lo!"
Aldo memperhatikan Gita yang tengah asik memakan telur gulung itu.
Menurutnya, Gita sama sekali tidak berubah. Masih suka telur gulung, masih tetap cantik, dan masih belum bisa membuka hatinya untuk dirinya.
"Lo kapan sih, mau buka hati lo buat gue, Ta?" ucap Aldo tidak sadar.
"Hah? Apa? Tadi lo bilang apa? Bisa diulang? Gak denger gue soalnya," kata Gita.
Aldo kembali tersadar, lalu segera memakan telur gulung itu untuk menutupi ekspresi terkejutnya.
"Lo bilang apa tadi, Aldo? Gue gak denger!"
"Nggak!"
"Lo tau kan? Kalau gue itu gak suka sama orang yang mau ngomong tapi gak jadi? Sumpah, ya! Itu bikin gue penasaran!"
Aldo menghela nafasnya. "Gigi lo tuh. Ada kulit cabenya."
"Hah? Emang iya?" Gita langsung melihat melalui kamera di HP-nya.
Wah, ternyata benar. Ada kulit cabe terselip di gigi Gita.
Gita pun mengambil kulit cabe itu dengan kukunya.
"Ish! Jorok bet lu jadi cewek!"
"Bodo amat. Daripada gue malu di muka umum."
"Sama gue gak malu lo!"
"Ya, itu kan lo! Ngapain mesti malu?"
"Coba buka baju lo kalo gak malu!"
Gita menatap layang kepada Aldo. "Belum pernah gue geplak pake wajan lo, ya?"
Aldo hanya nyengir sebagai jawabannya.
Bersambung....
Kalian gimana kabarnya?💙
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Tetangga [END]
Short Story[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YA! KARENA DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERHARGA💙] "KAK GAVIN, TERIMA AKU JADI PACAR KAKAK SEKARANG JUGA. AKU GAK NERIMA PENOLAKAN, YA!" Gita berteriak dari balkon kamarnya melihat ke bawah. Dimana Gavin baru saja pu...