Pagi harinya, Gita kembali ke rumah. Sebenarnya, ia masih ingin berlama-lama tinggal di rumah Gavin, tapi Gita juga tahu batasan.
Ia hanya tak mau jika orang-orang berkata yang tidak-tidak kepadanya.
Gavin hanya tinggal berdua dengan ibunya. Ayahnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu karena sakit.
Jadi, sekarang Gavin meneruskan perusahaan yang dikelola oleh Ayahnya waktu dulu.
Ya, keluarga Gavin bisa dibilang dari kalangan orang kaya, orang yang berada.
Awalnya, kedua orang tua Gita hanyalah karyawan dari kantor Ayahnya Gavin. Karena sudah menjadi kepercayaan, maka mereka berdua diberi saham oleh Ayah Gavin yang masih berkembang sampai saat ini.
Walaupun perusahaan itu tidak sekenal dan sebesar perusahaan milik ayah Gavin. Namun, mereka tetap bersyukur dengan apa yang dimilikinya.
Meskipun begitu, Gita harus mencari pekerjaan untuk bisa membantu masalah yang tengah melanda usaha orangtuanya.
Kini, Gita sedang duduk di bangku sambil mengaduk es teh manisnya di warung kecil pinggir jalan.
Rasanya lelah sekali, seharian berjalan mencari pekerjaan kesana-kemari namun tidak ada satu pun yang menerima dirinya. Mana panas matahari lagi terik-teriknya.
Gita menghela, lalu menyeruput es-nya.
"Huuft, gini amat ya, hidup? Udah tau kerja itu capek. Tapi masih aja nyari kerjaan. Emang kurang kerjaan nih kayaknya diri," ucapnya yang terdengar lelah.
"Hhhh, capek banget dah!" keluhnya sambil menyeruput es-nya lagi.
Gita bingung harus melamar ke mana lagi.
Ah, dari pada stress mikirin cari kerja. Lebih baik dirinya ke kantor Gavin saja. Lumayan, numpang ngadem. Ada AC. Hehe.
Gita pergi dari warung itu dan menuju kantor Gavin. Tentunya, ia pergi setelah membayar terlebih dulu.
💙💙💙
Tanpa menunggu persetujuan dari penjaga, Gita langsung nyelonong masuk begitu saja ke kantor Gavin yang besar itu.
Tentu, hal itu membuat satpam yang bertugas langsung mencegahnya.
"Jangan halangi saya buat masuk ya, Pak. Kalau bapak masih butuh perkerjaan," ucap Gita.
"Maaf, Mba. Di sini tidak ada lowongan pekerjaan."
"Siapa juga yang mau lamar kerja di sini. Bapak ini baru ya kerja di sini? Makanya, gak tau saya ini siapa?"
"Sudahlah, Mba. Banyak kok yang bilang gitu sama saya supaya mereka bisa masuk dan bertemu langsung dengan bos besar untuk meminta pekerjaan."
"Asal bapak tau, ya. Saya itu kenal banget sama bos pemilik perusahaan ini. Jadi bapak jangan macem-macem, deh!"
"Ada apa ini?" tanya seseorang.
"Ini, Pak, ada orang yang ingin melamar kerja. Padahal saya sudah bilang kalau di sini tidak ada lowongan. Tapi perempuan ini masih saja keukeuh ingin masuk."
Gita mengalihkan pandangannya ke orang itu. Si pemilik kantor yang besar ini, Gavin Narenda.
"Saya udah bilang berapa kali sih, Pak? Saya itu gak ada niatan untuk melamar kerja di sini. Saya cuma mau ketemu sama calon suami saya."
Gita beralih lagi melihat Gavin, lalu tatapannya jatuh kepada wanita yang berada di sebelah Gavin.
"Maaf, calon suami kamu memangnya siapa?" kata wanita itu. Sarah Digjaya namanya, sekretaris Gavin.
"Ya, Kak Gavin lah! Siapa lagi emangnya?!"
Sarah sedikit menunduk untuk menyembunyikan senyum meledeknya. Apa katanya? Dia ingin menjadi istri Gavin? Sangat lucu.
"Ayo, saya khawatir jika klien menunggu saya terlalu lama," ucap Gavin pada Sarah yang ingin mengadakan meeting di salah satu tempat.
"Iya, Pak." Sarah pun ikut melangkah di belakang Gavin.
Gita menatap punggung Gavin dengan nanar. Kapan sih, lelaki itu tidak cuek terhadap dirinya? Selalu saja diabaikan seperti ini.
"Kalau ngayal, jangan ketinggian, Mbak," ucap satpam itu.
"Ih, ngeselin banget bapak yang satu ini, ya! Kalau aja nggak ada yang namanya hukum. Udah saya sleding bapak!"
Gita pun meninggalkan tempat itu dengan perasaan kesal. Lebih baik dirinya mencari pekerjaan lagi. Dari pada harus sakit hati melihat Gavin bersama dengan perempuan lain. Sakit sekali rasanya.
Bersambung.....
MENURUT KALIAN SARAH INI GIMANA SIH, ORANGNYA?
Jangan lupa vote dan komen disetiap paragrafnya ya, gess🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Tetangga [END]
Короткий рассказ[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YA! KARENA DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERHARGA💙] "KAK GAVIN, TERIMA AKU JADI PACAR KAKAK SEKARANG JUGA. AKU GAK NERIMA PENOLAKAN, YA!" Gita berteriak dari balkon kamarnya melihat ke bawah. Dimana Gavin baru saja pu...