Epilog

26 4 0
                                    

Dies Natalis Universitas H—

"Semangat Lea!"

Teriakan Randu, Paula dan Rere menggema hingga seluruh aula. Lea dengan malu-malu mengambil mikrofon. Sambil membawa sepucuk kertas berisi sajak yang baru ia tulis tadi malam.

Langit Malam Tanpa Bintang oleh Lea

Malam ini
aku kembali menatap langit tanpa bintang
Angin menipuku soal rindu
Kosong dan sunyi menyatu
Layaknya karang yang terkikis ombak
Ia hampir habis selama menanti
Di antara pertemuan laut dan langit malam
Kekasihku tak kunjung muncul di ujung sana
Padahal baru kemarin aku menatap wajahmu
Ini tentang malam yang kelabu
Jantungku berdegup mengingat rupamu
Suaramu tanganmu senyummu
Aku menginginkan semuanya menjadi milikku
Aku kembali membisu
Memikirkanmu hanya membuat kepalaku seperti tertusuk jarum
Kau adalah bulan yang menyertai bumi
Namun aku hanya buih di tengah-tengah lautan luas
Bahkan untuk sampai kepadamu
Aku terburu lenyap lantas tenggelam

"Terima kasih."

Seorang pemuda beranjak dari kursi. Ia bertepuk tangan paling awal sambil menatap wajah Lea. Ia begitu takjub akan puisi-puisi yang selama ini ia dengar atau ia baca di sosial media Lea. Semua mata tertuju pada pemuda itu, tampak jelas senyum sumringah dari wajahnya. Dia adalah seorang Ketua BEM Fakultas Ilmu Budaya Universitas H—

Mata Lea berkontak dengan mahasiswa semester enam itu. Seorang pemuda yang bagi Lea sungguh luar biasa. Seseorang yang begitu ia kagumi. Ia tersenyum, tapi ia tak bisa berbohong jika matanya menahan getir.

"Bagaimana cara mencintai seseorang yang bukan dirimu?"

—Tamat—

June 6, 2023

Terlalu Malas Jatuh Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang