12. Class Meeting

30 5 0
                                    

"Huft! Kenapa hari ini ramai sekali?" protes Randu. Dia sudah berdiri di lapangan voli mewakili kelas 11 IPS². Dan ia lebih terlihat kesal ketika lawan yang ia hadapi adalah Ben.

Entah kenapa, kejadian setahun lalu membuat Randu tidak bisa memaafkan Ben. Kecanggungan ini, meskipun terus berusaha untuk memaafkan, hati selalu menolak. "Anak itu," batin Randu.

Dari seberang lapangan. Ben terpaku dengan teman-teman sekelasnya, Pluit ditiup dan tim Ben melakukan service. Bola melambung tinggi, tapi berhasil di-block oleh tim lawan. Jay berhasil mengembalikan bola, kemudian Randu melakukan passing untuk menghindari bola jatuh ke lapangan sendiri. Danang yang sekelas dengan Randu, melakukan passing atas dan melewati net menuju lapangan lawan.

Pertandingan voli antar kelas berlangsung sampai tim Randu memenangkan set pertama.

"Kak Ben! Kak Ben!" teriak anak-anak perempuan dari kelas 11 IPS³.

Yang aneh adalah ketika teriakan untuk Jay. Bukan dari kelas sebelas, melainkan dari anak perempuan kelas sepuluh yang ramai-ramai membawa banner dengan foto Jay dan Hinata, tokoh dalam anime Jepang berjudul Haikkyu.

"Kak Jay! Kak Jay! Semangat Kak Jay ..... Aishitemasu ...! Saranghaeo ...! Wo aini ...! Te amo ...!!" teriak seorang sisiwi dari kelas sepuluh untuk menyemangati Jay.

Dan yang lebih tengil lagi dari Jay, ia memberikan kode cinta dengan ibu jari dan telunjuknya, "Ana uhibbuki Halimah ...," teriak Jay pada gadis bernama Halimah yang sedari tadi menyemangati ia, kemudian mengedipkan sebelah matanya genit.

Kemudian, Halimah membalas lagi dengan memegangi dadanya dengan kedua tangan yang menyatu sambil membuka mulut menganga. Memberi isyarat seolah ia berdebar-debar mendapat kode cinta dari Jay.

Yah, ini hanya humor untuk menambah suasana ramai class Meeting hari kedua.

Lea melihat kelakuan siswi kelas sepuluh itu dan semangatnya membuat Lea kesal. Pasalnya, Lea juga tak mau kalah menyemangati tim kelasnya sendiri. "Ah ... baiklah," gumam Lea.

"Kak Ben ....!! Semangat ...!!" teriak Lea untuk menyemangati Ben

"Hobah!"

Ben yang mendengar menoleh ke arah Lea. Ben tertawa geli ketika mendengar ucapan terakhir Lea, Ben membalasnya, "Lea ...!! Hobah!" balas Ben dengan semangat.

Keringat yang membasahi dahi Ben membuat pesonanya terpancar, apalagi sampai membasahi rambutnya yang kemudian ia seka ke belakang. Semua terpana melihat ketampanan Ben. Ketampanan yang pernah hilang selama setahun. Alis yang tegas, matanya memiliki sudut yang tegas pula, hidung yang mancung, warna kulit yang tak terlalu putih namun bersih.

"Wah .... Kau gila yah, Lea? Kak Ben sangat tampan. Yang ada semua orang akan mengira kalian berpacaran," celutuk Rere.

"Tapi Lea memang gila," timpal Paula.

"Aku bertingkah gila untuk menutupi penyakit gilaku yang lebih besar lagi," balas Lea.

Ucapan Lea hanya membuat keduanya terhenyak. Benar juga, semua orang menggila untuk menutupi penyakit gila mereka yang lebih besar.

"Mereka hanya tidak tahu jika aku memang benar-benar gila," batin Lea.

Kedua tim bertukar lapangan. Point demi point berhasil dicetak. Kali ini tim Ben berhasil mengungguli, tinggal beberapa point lagi untuk memenangi set kedua. Dan set kedua berhasil dimenangkan oleh tim Ben.

Sorak-sorai terdengar di tepi lapangan. Apalagi suara yang paling menggema terdengar dari mulut seorang gadis yang berhasil mencuri hatinya. Ben tidak bisa mengelak bahwa, ia jatuh cinta pada Lea.

Terlalu Malas Jatuh Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang