8. Angkasa Yang Kaupikirkan

47 8 0
                                    

Bantara : Tingkatan pertama dalam Pramuka Penegak

Laksana : Tingkatan tertinggi dalam Pramuka Penegak

"Perjalanan ke Kabupaten Tegal membutuhkan waktu lima sampai enam jam. Kakak harap, kalian dapat memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin untuk beristirahat," ucap Jay di depan seluruh peserta yang berbaris dengan rapi.

Seluruh peserta sudah mengenakan seragam Pramuka lengkap tingkat Penegak. Mulai dari setangan leher Pramuka¹ Merah Putih yang dikaitkan dengan ring Penegak, baret untuk putra dan boni untuk putri lengkap dengan tanda tingkat Penegak. Seragam terdiri dari Gepra², WOSM³, badge nama.

¹Hasduk
²Gerakan Pramuka yang berwarna cokelat
³World Organization of The Scout Movement yang berwarna ungu

Kelas sebelas yang sudah berada di tingkatan Laksana sedikit berbeda, mereka memiliki badge dengan tulisan 'Laksana' dan dua tunas kelapa yang saling membelakangi di pundak kanan dan kiri berwarna hijau.

Seluruh peserta yang terdiri dari kelas sepuluh berbaris dengan posisi baris ditempat. Kemudian Jay mengambil alih kepemimpinan. "Pimpinan saya ambil alih. Siap grak!"

°~°~

Bus sudah terparkir di depan sekolah. Kebetulan, Ben dan Lea mendapat bus yang sama. Mereka masuk setelah seluruh peserta Bantara duduk di jok masing-masing. Ben dan Lea duduk di jok paling belakang, Ben menyalakan AC setelah itu.

"Huft!"

Lea mendengus pelan, Ben bisa mendengar itu. Ia menoleh ke arah Lea yang menatap keluar kaca bus. Dari dalam bus terlihat tanah yang lumayan jauh dari tempatnya duduk saat ini.

"Kau mau kopi?" tawar Ben.

Lea menoleh dan langsung menerima kopi itu. "Terima kasih," ucap Lea.

"Kau tidak berpikir bahwa ini menyenangkan?" tanya Ben lagi.

"Ini menyenangkan, Kak Ben. Tapi seperti ... entah kenapa aku ingin tidur," ucap Lea kemudian bersandar lalu memejamkan mata.

Ditengoknya Lea, Ben mendapati gadis itu sudah terpejam. Ada bagusnya juga jika beristirahat.

Gelap, pandangan kedua bola matanya melihat kegelapan. Hanya deru napasnya yang mengudara. Ben bisa mendengar suara napas Lea. Ben akhirnya juga terbenam dalam pejaman matanya. Keduanya melipat tangan ke dada.

"Rasanya seperti ... Aku berada di angkasa," ucap Lea pelan.

Ternyata Lea belum tidur. Ben bisa mendengar suara itu, meskipun tidak membaca ucapan Lea.

"Gelap dan tinggi, namun hampa. Tapi jika kamu menjadi bintang, sinarnya akan menyinari dirimu sendiri," lanjut Lea.

"Tidak perlu menjadi hebat seperti seorang bintang," ucap Ben turut menyelam dalam khayalan itu.

"Kenapa? Semua orang selalu menuntut hebat orang lain," ucap Lea bergilir.

"Seperti kata Hermann Hesse, Whoever wants music instead of noise, joy instead of pleasure, soul instead of gold, creative work instead of business, passion instead of foolery, finds no home in this trivial world of ours."

Siapa pun yang menginginkan musik sebagai pengganti kebisingan, kegembiraan sebagai pengganti kesenangan, jiwa sebagai pengganti emas, karya kreatif sebagai pengganti bisnis, gairah sebagai pengganti kebodohan, tidak akan menemukan rumah di dunia kita yang sepele ini.

Terlalu Malas Jatuh Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang