2. Winged

639 130 19
                                    

Hai hai! Sebelum membaca, pastikan kalian mengklik tombol vote, juga jangan lupa meramaikan isi komentar, yaa.
Happy Reading🌹

 

 
 

Ini gambar ilustrasi Ennoia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini gambar ilustrasi Ennoia


Tiga puluh menit berlalu.

Eric mengikuti langkah kaki ke mana perempuan itu pergi. Kabut putih menyelimuti isi hutan.

Sepanjang perjalanan, Eric hanya diam, begitu juga dengan Ennoia. Eric menyaksikan Ennoia yang seperti membelah kabut. Saat perempuan itu berjalan, kabut itu terbelah, seolah memberinya jalan untuk lewat.

"Itu..." Eric bersuara setelah tiga puluh menit bungkam. "Apa yang akan kamu tunjukkan?"

"Desa Lux. Tempat tinggal Sonne." Ennoia langsung menjawab.

Eric mengaduh tertahan, tapi dia segera mengiyakan saja agar perempuan itu senang. "Memangnya di mana desa itu?"

"Tepat di kaki Bukit Garfa, Yang Mulia."

Lelaki itu terkesiap, ia langsung membuka peta yang sejak tadi ada di genggamannya. Kemudian Eric melangkah lebih cepat agar sejajar dengan Ennoia. "Apakah tanda titik abu-abu di simbol segitiga ini adalah desa itu?"

Ennoia menoleh, melihat peta yang ditunjukkan oleh Eric. "Yup."

Ini benar-benar di luar nalar. Eric mengusap wajahnya yang memucat.

"Kenapa? Kamu baru percaya?" Ennoia terkekeh.

"Coba kamu pikirkan. Aku manusia yang hidup dengan akal sehat. Bagaimana aku bisa percaya dengan manusia bersayap atau apalah itu kalau tidak ada bukti—"

"Ah, mau bagaimana lagi..." Ennoia mengembuskan napas, menghentikan langkah kakinya. Kemudian dari punggung Ennoia keluar cahaya kuning keemasan.

Persis saat cahaya itu muncul, di punggung Ennoia terbentuk sepasang sayap putih yang indah dengan panjang tiga meter dan lebar satu meter di setiap sayapnya. Kemudian Ennoia mengepakkan sepasang sayapnya itu, lantas terbang di udara. Bulu-bulu dari sayapnya rontok dan berguguran ke daratan.

Eric menganga lebar, tubuhnya mati kutu.

"Apa masih tidak percaya lagi?" ucap Ennoia sembari kembali mendaratkan kakinya.

Eric masih diam di tempat. Makhluk bersayap—yang jelas bukan sejenis burung karena wanita itu tidak memiliki paruh di wajahnya. Keringat dingin membasahi kening Eric. Tubuhnya mulai menggigil ketakutan.

"Hei?" Ennoia terkekeh, lantas kedua sayapnya menguncup ke belakang punggung.

Eric mengusap wajahnya yang pias. "Nyata."

SORROW [Vol. 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang