31. The Nox Palace

108 29 0
                                    

Hai hai! Sebelum membaca, pastikan kalian mengklik tombol vote, juga jangan lupa meramaikan kolom komentar, yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai! Sebelum membaca, pastikan kalian mengklik tombol vote, juga jangan lupa meramaikan kolom komentar, yaa.
Happy Reading🌹




"Manusia memiliki sesuatu yang berharga selain harta dan takhta. Ialah keluarga."

~☾☼~

Sekitar empat jam yang lalu...

Semburat fajar melukis kaki langit timur—terlihat samar karena tertutup awan kelabu.

Eric terus melintas cepat menuju Omichlis Barat. Jika dilihat dari atas, Eric seperti sebuah titik bayangan merah yang melesat.

Dan Eric sama sekali tidak menghiraukan dinding tebing tempat tinggal para Sonne. Dia juga tidak menghiraukan Ecarta beserta sungainya yang mengalir tenang—bahkan di cuaca dingin seperti ini.

Saat sudah memasuki Omichlis Barat, hujan salju berhenti. Kabut putih tebal menyelimuti.

Cahaya biru di gagang Silleux telah padam, tak berkedip lagi.

Kemudian Eric berjalan santai, terus menuju ke barat. Hingga setelah tiga puluh menit, dia melihat pucuk bangunan di antara kabut putih.

Langkah kaki Eric semakin cepat. Dia ingin melihat lebih jelas bangunan itu.

Kemudian kedua mata Eric membesar. Dia telah menemukan tempat bernama Nox itu. Istananya para Vollmond, berlantai tiga, menjulang tinggi bahkan pepohonan pun kalah. Istana Nox terletak di dataran tinggi. Dan yang pasti ini bukan bukit, melainkan pegunungan. Dan Nox berada di kaki gunungnya.

Jadi... seperti inikah suasana Omichlis Barat? Batin Eric. Dia sempat teringat dengan peta Raja Ian II yang tidak ia selesaikan.

Eric menelan saliva, tangannya mulai bergetar ketakutan. Haruskah ia ke sana? Haruskah ia memulai hidupnya bersama mereka? Berbagai macam pemikiran mulai berkecamuk di dalam kepalanya.

Eric menghirup energi kuat yang berasal dari bangunan itu. Eric bisa merasakannya. Keinginannya untuk membunuh semakin besar. Seolah perasaan itu membakar semangatnya.

Tanpa basa-basi lagi, tubuh Eric melesat cepat, muncul di depan pintu masuk Nox. Kemudian Eric membuka pintunya perlahan.

Tidak seperti energi Sonne yang selalu terasa hangat dan damai, energi Vollmond di Nox ini terasa dingin dan mengancam. Bahkan Eric sempat berpikir, seorang Vollmond bisa dengan mudah membunuh Vollmond lain tanpa memandang ikatan apapun.

Hal pertama yang Eric lihat adalah aula. Entah semua atau hanya sebagian Vollmond, terlihat seperti manusia seperti biasanya, memakai pakaian berwarna, tidak memakai pakaian serba hitam khas Makhluk Kegelapan. Kegiatan Vollmond di aula terhenti ketika mereka melihat sosok laki-laki yang membuka pintu, lantas memasuki istana.

SORROW [Vol. 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang