Epilog

347 63 21
                                    

Akhir adalah awal, awal pun adalah akhir. Kisah ini, bagai air sungai yang bebas mengalir, akan terus berjalan. Kisah ini memang usai, tetapi akan menjadi permulaan untuk kisah-kisah yang akan terjadi kedepannya.

~☾☼~


Takdir telah tertulis kembali. Perpecahan telah bersatu. Tak ada kebencian, melainkan persatuan dan perdamaian.

Setelah kejadian itu, Malavi beserta pengikut setianya memilih untuk hidup di Desa Lux. Mereka tidak lagi takut dengan cahaya matahari yang menyinari Omichlis. Ini untuk pertama kali dalam hidupnya, Malavi merasakan seperti apa cahaya matahari itu. Begitu hangat dan menenangkan—terkadang juga panas dan menyengat.

Sebagai ucapan terima kasihnya, Malavi membantu membuatkan pintu di dinding tebing agar bisa dilewati oleh penghuninya. Soul juga memperluas wilayah Desa Lux. Mereka bergotong royong membangun desa di pagi harinya.

Kehidupan normal telah membuat Klan Louisville bekerja sama, saling melengkapi satu sama lain.

Lalu, bagaimana dengan kabar Klan Murphy di Istana Nebbia?

Anahita tinggal di istana karena ajakan putrinya. Kedatangan Lord Eric dan Lady Esther disambut meriah, apalagi Eric yang telah dianggap sebagai penyelamat sang Raja.

Eric telah kehilangan telinga runcingnya setelah Sorrow menghilangkan kekuatan Vollmond-nya. Namun, Eric masih mewarisi genetik usia panjang dari Anahita. Dia adalah Pembawa Enam Elemen.

Julian dan Paradisa menyambut dengan hormat Anahita. Karena bagaimana pun juga, Anahita adalah ibunya Ibu Ratu sekaligus istri dari Raja yang telah menaklukkan Omichlis.

Anahita merasa tersanjung saat Julian dan Paradisa membungkuk di hadapannya. Kemudian dia mengusap pelan kepala Julian dan Paradisa saat menegakkan tubuhnya.

"Akan sangat menyenangkan jika Nenek tinggal di istana ini," ucap Julian dengan riang gembira.

Anahita dan Meredith tertawa. Sementara Eric hanya tersenyum. Sikap ceria Julian selalu menyegarkan suasana.

Julian dan Paradisa juga menunjukkan putra pertama mereka yang baru saja lahir. Mereka masih belum memikirkan nama yang cocok untuk buah hati pertamanya.

Dan di hari itu juga, di istana yang megah, seorang putri lahir dari rahim Esther. Diberi nama Karina. Dua bayi telah menciptakan suka cita bagi Istana Nebbia.

Setelah kelahiran putri pertama, Eric tidak bisa tinggal di istana karena perasaan bersalahnya. Dan karena kondisi Esther masih dalam keadaan nifas dan lemah setelah persalinan, Eric meninggalkan Esther untuk sementara waktu—tentu Esther memberinya izin atas keputusan suaminya untuk mulai berkelana ke luar istana, menebus dosa-dosanya.

Dan setelah dua bulan, setelah keadaan Esther membaik, Eric kembali ke istana untuk menjemput istrinya sesuai janji. Esther siap meninggalkan istana dan jabatannya sebagai dokter. Dia hanya ingin bersama dengan Eric. Itu saja sudah cukup membuatnya bahagia.

"Kapanpun kamu butuh bantuan kami, jangan ragu-ragu dan datanglah ke istana. Jika uangmu habis, mintalah kepadaku." Julian merasa sedih, dia menepuk pelan pundak saudara kembarnya.

"Terima kasih, Yang Mulia. Jika aku terus begitu, maka aku tidak akan tahu rasanya mencari uang sendiri." Eric tersenyum. "Uang darimu ini sudah cukup untuk kami. Aku akan hemat dan mencari pekerjaan secepatnya."

Satu per satu anggota Keluarga Kerajaan memeluk Eric dan Esther. Meredith berseru galak agar putranya tidak pernah melupakan istana—padahal dia sangat sedih. Dan sebagai jawaban, Eric hanya mengangguk-angguk, pasrah saja diteriaki.

Anahita selalu menghormati keputusan Eric. Dia memberikan nasihat kepada Eric dan Esther untuk tetap bersama apapun keadaannya. Saling menjaga dan memahami.

Terakhir, Paradisa memeluk Esther. Setidaknya ini bukan pertemuan terakhir mereka. Paradisa sangat menghormati sosok yang ia panggil Lady itu, begitu juga dengan Esther yang sangat menyayangi Ratu Paradisa.

Kepergian Eric, Esther, bersama dengan bayi mereka diiringi oleh para prajurit yang berbaris sempurna di halaman memberikan jalan untuk lewat. Eric merasa tersanjung sekaligus sungkan, bahkan para prajurit tersenyum hingga tampak deretan giginya.

Mereka pun akhirnya keluar dari Istana Nebbia. Beberapa prajurit dan pelayan istana melambaikan tangan hingga sosok mereka jauh dari pandangan istana.

Saat mulai memasuki wilayah pedesaan, Eric berhenti melangkahkan kakinya. Begitu juga dengan Esther.

"Biar aku yang menggendong Karina."

"Eh? Kenapa?"

"Kamu pasti lelah. Dan juga karena selama dua bulan ini aku tidak menggendongnya."

Esther tertawa kecil. Dia pun memberikan bayi itu kepada suaminya.

Setelah dua bulan, Eric bisa menimang dan mencium pipi mungil Karina. Lihatlah, senyuman di wajah pria itu, dan juga si kecil yang merasa bahagia saat menatap bola mata ayahnya.

"Putri kecilku, ini Ayah."
 
 

SELESAI
 







 

Terima kasih untuk kalian yang sudah membaca cerita ini dari awal sampai akhir😭🥺 Jangan lupa vote, comment, dan share cerita ini ke teman-teman kalian agar mereka tahu kalau ada makhluk macam Eric di dunia ini😗🤟

Gimana menurut kalian cerita yang aku buat? Coba comment di sesi ini supaya aku bisa dapatin penilaian, kritik (yang membangun) dan saran dari kalian semuanya yaa😀 Barang kali aku bisa tergugah sama komen-komen kalian hehehehe 🥰

Kalian juga bisa follow IG author: @evefortagram, mutualan juga boleh banget, ya, hehehe

NEXT STORY: "SEPARATED"

Cerita tersebut akan menjadi sekuel SORROW, seri kedua Nebbia Series. Di Separated, akan terjawab siapa itu jati diri Anahita dan Meredith sebagai makhluk yang bukan manusia murni. Kita akan mengetahui tekad Putri Eric dan Esther saat dewasa.

 Kita akan mengetahui tekad Putri Eric dan Esther saat dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




SORROW [Vol. 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang