37. The Six Blessings

109 32 0
                                    

Hai hai! Sebelum membaca, pastikan kalian mengklik tombol vote, juga jangan lupa meramaikan isi komentar, yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai! Sebelum membaca, pastikan kalian mengklik tombol vote, juga jangan lupa meramaikan isi komentar, yaa.
Happy Reading🌹



~☾☼~


Saat matahari memancarkan cahayanya, Eric meneduh dan beristirahat di gua yang ada di kaki Bukit Ecarta. Dia juga sempat melatih kemampuannya terhadap Sielleux dengan Anahita yang menjadi pengawas. Anahita sempat mengajari beberapa teknik rahasia Sielleux kepada cucunya itu.

Matahari sempurna terbenam, dan malam pun tiba. Eric mulai melakukan pencarian tentang apa yang Anahita katakan. Dia menelusuri titik demi titik objek yang ada di Omichlis. Entah berapa kali Eric tiba di titik yang sama.

Dia terus mengelilingi Omichlis. Sesekali dia kelelahan. Ternyata sulit sekali mencarinya. Namun, Eric tidak mudah menyerah begitu saja. Bahkan dua puluh hari telah berlalu, Eric tetap tidak menemukan potongan senjata tersebut.

Kini Eric ada di tengah hutan dengan gelapnya malam langit Nebbia. Karena kelelahan, dia bersandar di batang pohon yang lebat daunnya. Posisinya saat ini berada di Omichlis paling barat. Di sana, Eric melihat perbatasan antara Kerajaan Nebbia dengan Kerajaan Mataland, sebuah dinding dengan tinggi sekitar 50 meter, panjangnya tak terkira. Di tengahnya ada pintu yang tidak pernah dibuka selama puluhan tahun. Mengingat bahwa Kerajaan Nebbia dan Kerajaan Mataland bermusuhan sejak era Raja Murphy.

Lupakan dinding perbatasan. Sesaat Eric menatap Sielleux yang ada di tangannya. "Di mana dirimu yang satunya itu, ya?"

Kemudian Eric terkekeh—yang terdengar seperti dengusan. Memang terdengar konyol bertanya dengan benda mati.

Satu menit, dua menit, lengang. Sesekali angin dari barat meniup halus kulitnya. Namun, hei! Eric tidak bergurau. Gagang Sielleux itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya biru, menerangi sekitar. Bilah matanya mengkilap tajam. Seolah-olah menjawab pertanyaan Eric.

Lelaki itu terkesiap. Cahaya Sielleux miliknya semakin terang. Kemudian dia menyadari telapak tangan kirinya yang bersandar di atas tanah itu juga bercahaya.

Sungguh, Eric terkejut melihat benda yang sama seperti Sielleux yang tertimbun di atas tanah. Gagang bercahayanya sedikit terlihat.

Eric langsung mengeduk tanah dengan bilah Sielleux di tangan kanannya. Mata merah Eric berbinar ketika berhasil menemukan potongan Sielleux yang telah hilang di dekat perbatasan Nebbia-Mataland.

"Di mana potongan yang satunya?"

Eric beranjak, membuat Sielleux-nya yang utuh semakin bercahaya, upaya untuk mendeteksi keberadaan potongan Sielleux yang lain. Lantas Eric melihat cahaya biru yang terpancar terang dari arah kiri sejauh seratus meter. Cahaya yang terpancar dari dalam batang pohon.

Eric langsung berlari menghampiri tempat itu. Hatinya berseru gembira. Ketika telah sampai di tujuan, Eric mengeluarkan benda yang bercahaya itu tanpa membuat batang pohonnya rusak. Dia menemukannya! Wajahnya begitu gembira, dua puluh hari pencarian ini, ia berhasil!

SORROW [Vol. 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang