3. Under The Fullmoon

487 91 10
                                    

Hai hai! Sebelum membaca, pastikan kalian mengklik tombol vote, juga jangan lupa meramaikan isi komentar, yaa.
Happy Reading🌹
 
 
 
 
 

"Ronanya telah tenggelam dalam bayangan merah kala purnama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ronanya telah tenggelam dalam bayangan merah kala purnama. Dia telah mati, tetapi juga terlahir kembali."
 
 
 

Semua terasa tak masuk akal selama dua belas jam terakhir.

Hutan ini penuh dengan misteri. Eric telah tahu isi Omichlis Timur, dan Eric masih belum tahu ada apa di bagian Omichlis Barat. Dan Ennoia berkata, lebih baik dia menyerah saja atas impiannya itu.

Tidak. Eric tidak akan menyerah semudah itu. Dia memiliki rasa penasaran yang tinggi.

Di Rumah Tamu, Eric bangun dari tidur siangnya saat hari mulai gelap. Dia juga sempat mengobrol dengan Sonne lain di teras Rumah Tamu. Entah di mana gadis—eh, wanita yang telah membawanya ke tempat ini. Dia sama sekali belum terlihat.

"Di mana leluhur kalian itu?"

"Dia sedang bekerja di luar kota. Besok atau nanti malam, dia kembali," jawab salah satu Sonne yang menemani Eric.

Eric manggut-manggut. Kemudian dia melihat kedatangan Ennoia. Dari kejauhan, wanita itu berlari-lari kecil lantas ikut bergabung.

"Ennoia, kamu lama sekali." Salah satu Sonne itu menegur Ennoia.

"Iya iya. Dari mana saja, sih?" Temannya yang lain menimpali.

Sebagai jawaban, Ennoia hanya menyeringai. "Sudah sudah. Sekarang aku di sini. Kalian bisa kembali."

Kedua Sonne itu mengangguk, tersenyum. Kemudian mereka pamit kepada Eric, lalu pergi meninggalkan teras Rumah Tamu.

"Wah, Eric. Kamu cepat sekali akrab dengan Sonne lain."

Eric menyeringai. "Tidak juga."

"Tidurmu tadi lama sekali. Apa kamu sudah makan malam?" Ennoia duduk bersila di sebelah Eric.

Eric mengangguk, tersenyum simpul. "Mereka tadi membawakan makanan."

Mendengar itu, Ennoia menghela napas lega. "Jadi, apa rencanamu selanjutnya, Eric?" wanita itu menyamankan posisi duduknya. Di teras Rumah Tamu itu, hanya ada mereka berdua.

Wajah Eric serius menatap Ennoia. "Aku akan pergi ke Omichlis Barat."

Demi mendengar ucapannya, Ennoia melotot.

"Jika itu impianku, maka aku akan segera mewujudkannya." Eric berbicara sebelum Ennoia yang lebih dulu berbicara.

Wanita itu mengaduh tertahan, menatap gelisah wajah Eric.

"Saudara kembarku menungguku di istana, dia memerankan bagianku. Aku harus menyelesaikan ini dalam lima hari, atau secepatnya," tegas Eric.

Ennoia menggeleng pelan. "Tapi, Eric, aku sudah bilang—"

SORROW [Vol. 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang