10. Walking Home

211 56 0
                                    

Hai hai! Sebelum membaca, pastikan kalian mengklik tombol vote, juga jangan lupa meramaikan isi komentar, yaa.
Happy Reading🌹

 

 
 

 

Aku tidak bisa mengatakannya, selamanya tidak akan bisa.

Perasaan aneh ini, aku simpan selamanya, tanpa ia ketahui...

~☾☼~

Eric senang Julian datang ke desa ini. Surat itu sebenarnya Eric tujukan agar Julian mengunjungi Desa Lux. Eric tidak ingin merahasiakan apapun dari Julian mengenai isi Omichlis yang sesungguhnya.

"Apa yang terjadi denganmu? Masalah apa yang kamu maksud?" Julian tidak berhenti bertanya. "Lebih baik berbicara di luar saja, Eric. Di sini gelap, aku pengap—"

"Namamu Julian, bukan? Maka dengarkan suara saudaramu dulu." Soul memotong-sudah tidak tahan lagi dengan suara Julian yang berisik sejak tadi. Jika bukan karena Putra Meredith dan Aran, Soul sudah menjitak kepala anak itu.

Julian menyeringai, lalu menatap wajah saudaranya yang menunduk lemas.

"Hei, Eric, katakan." Suara Julian kali ini memelan.

Pandangan Soul, Ennoia, Brian, dan Julian sama-sama tertuju kepada Eric. Rumah Tamu itu mendadak lengang. Soul tetap diam dan membiarkan Eric yang bercerita sendiri.

Pertama, Eric menggeleng pelan. "Aku membataljan tujuanku mengenai peta peninggalan Raja Ian II. Karena ..., karena...," kemudian dia memejamkan kedua mata.

Julian tetap diam, dia tidak akan memaksa jika Eric enggan untuk menjawab.

"Julian, aku,..., aku bukan manusia," imbuh Eric dengan berat hati.

"Apa?!" Julian berseru, masih tidak mengerti. "Maksudmu apa? Bukan manusia? Terus apa?"

Soul menatap prihatin dua anak kembar itu. Eric memalingkan wajahnya—tidak mau menunjukkan air matanya kepada Julian. Kemudian Julian menoleh ke arah Soul, meminta penjelasan karena Eric tidak bisa menjelaskan.

Akhirnya Soul menceritakan apa yang terjadi kepada Eric pada malam di mana dia ingin mengunjungi Omichlis Barat. Ennoia juga menambahkan karena dia ada di tempat kejadian meski dalam kondisi tak sadarkan diri. Soul juga menjelaskan rahasia Omichlis tentang Sonne dan Vollmond.

Julian tak berkutik saat menerima penjelasan itu.

"Eric menahan hasratnya untuk tidak memakan darah. Entah apa yang ada di dalam tubuhnya, yang menahan kekuatan Vollmond itu," imbuh Soul.

Julian menatap getir saudaranya yang diam di tempat dengan wajah lesu.

"Soul bersedekap, mengembuskan napas. "Dan dengan kedatanganmu ke tempat ini, kau pasti akan membawa kembali saudaramu ke istana."

Julian mengangguk.

"Tapi menurutku, Eric harus ada dalam pengawasanku selama—"

"Eric seorang Raja. Aku tidak bisa terus-terusan berbohong ke semua orang terutama kepada Ibu Ratu," sahut Julian, suaranya tegas.

Soul diam sejenak, kemudian mengembuskan napas. "Jika itu maumu. Aku mengizinkan Eric untuk kembali ke istana."

Wajah Julian berubah ceria, sementara Ennoia dan Brian malah sebaliknya.

"Tapi Soul, kamu bahkan belum yakin Eric bisa mengendalikan kekuatan Vollmond-nya atau tidak. Dan bagaimana jika Eric membahayakan orang-orang di istana? Aku tidak mau Eric terluka dan melukai." Ennoia membalas, tidak setuju dengan ucapan Soul.

SORROW [Vol. 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang