4. Louisville

382 82 7
                                    

Hai hai! Sebelum membaca, pastikan kalian mengklik tombol vote, juga jangan lupa meramaikan kolom komentar, yaa
Happy Reading🌹



"Orang menjadi jahat pun ada alasannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Orang menjadi jahat pun ada alasannya."

~☾☼~

"Hah?" Ennoia tersentak dari pingsannya. Dia merasa suasana hutan mendadak sunyi. Bukankah baru saja ada pertarungan? Kepala Ennoia menoleh ke sana ke mari.

"Eric!" Akhirnya Ennoia mendapati Eric yang tak sadarkan diri di dekat batu besar.

Ennoia bergerak bangkit, lantas berlari menghampiri Eric. Ketika hendak membangunkan Eric, wanita itu termangu untuk sesaat. Sebab tubuh Eric terasa sedingin es—bahkan lebih. Jika diukur dalam skala Celsius, suhu tubuhnya menyentuh angka -20°. Suhu tubuh yang abnormal jika manusia biasa memilikinya.

Ennoia menyentuh kedua pundak Eric, memulai teknik penyembuhan, dia memejamkan mata, memeriksa sel-sel darah Eric.

Ennoia memekik pelan, menyadari fakta bahwa Eric ... bukanlah manusia. Darah di dalam tubuhnya terasa berbeda dari sebelumnya. Inilah yang dicemaskan oleh Ennoia sebelumnya. Perubahan Eric dari manusia ke Vollmond.

"Kacau... Sudah kacau!" Ennoia berseru tertahan. Air mata berjatuhan ke pipinya.

Tanpa banyak berpikir lagi, Ennoia membawa Eric yang pingsan itu di punggung—kali ini dia tidak mengeluarkan sayapnya. Ennoia memilih untuk membawa tubuh Eric di punggungnya, berlari dengan kaki telanjang menuju ke Desa Lux.

Sepanjang perjalanan, Ennoia menangis. Seharusnya ia lebih keras lagi melarang Eric mendekati Omichlis Barat. Segala bentuk penyesalan tersimpan di hati Ennoia. Dia merasa gagal menemani tamu spesial Desa Lux ini. Dia merasa bersalah kepada mendiang Aran yang tidak bisa menjaga putranya dengan baik.

Kedatangan Ennoia disambut oleh tiga orang Sonne di pintu tebing. Mereka terkejut melihat keadaan Eric yang tak sadarkan diri di punggung Ennoia.

"Ada apa dengannya?"

"Ennoia, ada apa dengannya?"

Ennoia meringis menahan tubuh Eric. Alih-alih menjawab, dia justru balik bertanya, "Apa Soul sudah kembali?"

Semua temannya mengangguk.

"Panggil dia, temui kami di Rumah Tamu! Eric dalam bahaya!"

Tanpa banyak bertanya lagi, salah satu temannya berlari menuju ke suatu tempat. Dua teman Ennoia yang lain membantu membawa Eric ke Rumah Tamu.

"Kita mulai teknik penyembuhan," papar Ennoia setelah mendaratkan tubuh Eric di lantai Rumah Tamu dengan hati-hati.

Kedua temannya mengangguk. Kemudian Ennoia bersama kedua temannya menyentuh pundak, kepala, dan dada Eric. Cahaya kuning lembut keluar dari kedua tangan mereka.

SORROW [Vol. 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang