5. Another Spirit

314 69 5
                                    

Hai hai! Sebelum membaca, pastikan kalian mengklik tombol vote, juga jangan lupa meramaikan kolom komentar, yaaHappy Reading🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai! Sebelum membaca, pastikan kalian mengklik tombol vote, juga jangan lupa meramaikan kolom komentar, yaa
Happy Reading🌹



Di waktu yang sama.

Satu jam setelah kabar kematian Riev terdengar di telinga Malavi dan Vollmond lain.

Bangunan tua berlantai tiga yang berdiri dengan gagah di Omichlis Barat itu dipenuhi duka. Ada dari sebagian mereka pergi mencari jasad Raja mereka untuk dikremasi dengan layak.

Di sebuah ruangan yang remang, pria dengan model rambut spiky itu menundukkan pandangan setelah salah satu Pengintai membeberkan kejadian asli. Malavi duduk di kursi dengan bertongkat lutut. Sesekali dia mengembuskan napasnya, berduka.

Di sampingnya, seorang wanita berambut perak setia menemani, mengusap pundak suaminya.

"Pertempuran itu sangat sengit, Tuan. Saya tidak bisa menolong Tuan Riev, sehingga—"

"Iya iya, paham," sahut Malavi. "Itu pertempuran mereka, ada kalah dan ada yang menang."

Malavi mendecak sebal. "Pria tua itu sudah lemah, masih saja ingin bertarung. Melawanku saja dia sakit dua bulan." Seperti itulah Malavi meluapkan kesedihannya. Dia ngedumel sendiri.

"Lalu, apa hasilnya? Selain kematian ayahku?" tanya Malavi.

"Tuan Riev sempat memberikan darahnya kepada Raja Nebbia itu, dan dia ... telah menjadi bagian dari kita, Tuan," ujar si Pengintai.

"Itu bagus!" Malavi beranjak berdiri, sejenak kesedihan soal kematian ayahnya menghilang. Dia justru lebih bahagia dengan kabar itu. Bahkan istrinya sampai memekik terkejut. "Lalu? Ke mana Putra Aran itu?" Wajahnya ceria.

Jika Riev menyebut Eric sebagai 'Putra Meredith', maka Makalavi menyebutnya 'Putra Aran'.

"Anak asuh Soul, Ennoia Louisville membawa Raja Eric, sepertinya ke Desa Lux, Tuan. Dia menyadari perubahan Raja Nebbia itu."

Malavi mengangguk-angguk, lalu tersenyum hingga terlihat deretan giginya. "Bagus! Sangat bagus, Ayah! Kematianmu tidak sia-sia!"

"Kalau begitu, saya permisi, Tuan, Nyonya." Pengintai itu pamit undur diri dari ruangan pribadi Malavi dan istrinya.

Malavi kembali duduk di kursi, bertongkat lutut. Setelah Riev mati, maka otomatis dia menjadi rajanya di istana ini. Raja Vollmond.

Dia senang Eric menjadi bagian dari dirinya, darah dari Riev membuat Eric menjadi saudara Malavi secara tidak langsung.

Juga tentang dendamnya kepada Klan Murphy, Malavi semakin dekat dengan tujuan utamanya.

Eric adalah anggota Klan Murphy pertama yang menerima darah Vollmond di tubuhnya.

SORROW [Vol. 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang