18. Sincere

171 42 2
                                    

Ennoia Regina Louisville

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ennoia Regina Louisville

Hai hai! Sebelum membaca, pastikan kalian mengklik tombol vote, juga jangan lupa meramaikan kolom komentar, yaa
Happy Reading🌹





Terkadang ekspektasi kita menjadi penyebab kesedihan dan kekecewaan itu sendiri.

~☾☼~


Sepuluh menit, Eric telah memasuki wilayah Omichlis. Kali ini dia menurunkan Esther agar berjalan dengan kakinya sendiri.

Kedua mata Esther menatap sekeliling, hanya ada kegelapan dan kabut putih. Hutan ini benar-benar terasa menyeramkan. Kemudian suara burung hantu terdengar menambah kesan horornya. Perlu diketahui, wanita itu takut dengan suasana gelap.

Tiba-tiba Esther mengusap tengkuknya.

Eric tahu, wanita itu mulai merinding ketakutan-bahkan terlihat lebih takut ketimbang dirinya yang seorang penakut.

Dengan penuh kesadaran, Eric meraih tangan Esther. Namun, Esther langsung menepis dan mengernyit melirik Eric.

"Aku tidak mau kamu tersesat. Hutan ini gelap dan berkabut. Mungkin ada hantu juga di tempat ini," ucap Eric asal-asalan.

Mendengar kata hantu disebut, wajahnya mulai pias, tubuhnya semakin menggigil. "Ya ya ya..." Kemudian dia meraih tangan Eric, menggandengnya.

Eric tersenyum simpul.

Mereka berdua melanjutkan perjalanan.

"Desanya tersembunyi di balik tebing," jelas Eric kepada Esther.

Esther mengangguk-walaupun sudah mengetahuinya dari cerita Julian. Dia berjalan menghadap ke depan, menatap gelapnya Omichlis.

Beberapa menit berjalan kaki, dinding tebing itu terlihat. Dan saat Eric hendak mengetuk dindingnya, dinding itu tiba-tiba terbuka sedikit-ada seseorang dari dalam sana yang membukanya.

"Eh, Eric?" Muncullah seseorang yang tak asing lagi bagi Eric.

Iris mata Eric yang merah mulai berbinar. "Ennoia!"

"Akhirnya kamu datang lagi!" Ennoia membuka lebar-lebar pintu di dinding tebing itu. Dia yang hendak memeluk Eric, langsung tertahan saat menyadari bahwa ada seorang wanita yang berdiri di sebelah Eric.

Siapa dia..., batin Ennoia dengan senyuman yang perlahan memudar.

Esther langsung melepas tangan Eric, lantas tersenyum kikuk kepada Ennoia. Kemudian dia berjalan mundur, bersembunyi di belakang tubuh Eric.

"Berkali-kali aku bilang kalau jangan membuka pintu tebing saat malam-" Suara lantang terdengar. Seorang pria berjalan mendekat.

Eric tersenyum kepada Soul. "Aku kembali."

SORROW [Vol. 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang