Oopss..

4.1K 221 25
                                    

Sinar matahari pagi berhasil masuk di sela-sela jendela kamarku dan berhasil membuatkl silau mataku yang masih terpejam ini. Aku merasa sangat malas untuk bangun sekarang, aku pun berusaha untuk kembali ke alam bawah sadarku dan melanjutkan mimpi indahku.

"Bangunlah sekarang, apa kau tidak melihat jam berapa sekarang?" Suara laki-laki berhasil mengurungkan niat ku untuk kembali tidur. Aku pun berfikir keras mengenai suara itu, apakah aku sekarang sedang berada di alam mimpi atau tidak? Tunggu dulu, sepertinya aku sedang berada di kehidupan nyata. Aku pun membuka mataku perlahan dan hal pertama yang aku lihat adalah seprai kasur yang sedang aku tiduri ini tidak sama dengan punya ku sebelumnya! Dimana aku sekarang sebenarnya? Lalu tadi itu suara apa? Atau jangan-jangan aku sekarang sedang di alam mimpi yang seperti nyata dan sedang di culik oleh seorang laki-laki aneh?

Oh Selena, hentikan semua khayalan mu itu!
Aku pun mendongahkan kepala ku dan melihat seseorang sedang berdiri di hadapan ku, mataku masih belum bisa terbuka lebar karena silaunya matahari pagi ini.
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku agar aku bisa melihat siapa yang ada di hadapanku sekarang dan dimana aku sekarang.
Dan ternyata dia adalah...

"Justin? Sedang apa kau di kamarku?" Ucap ku kaget setelah melihat Justin-lah orang yang di hadapan ku ini!
"Dasar tukang tidur. Kau tidak lihat jam berapa sekarang?" Ucapnya dan melempar jam tangan ku yang bahkan aku tidak sadari sudah terlepas dari tanganku. Astaga sekarang sudah jam 8 pagi!
"Tunggu dulu, kau bilang ini kamar mu? Coba lihat dulu sekelilingmu, nona. Apakah ini kamar mu? Atau kamar ku?" ucap nya lagi, aku pun melihat sekelilingku, dan ternyata aku sekarang sedang berada di kamarnya. Astaga, kenapa bisa seperti ini?!
"Kenapa kau membawaku ke kamar mu? Kau berbuat mesum dengan ku ya!" Ucap ku was was, dan melihatnya dengan tatapan singa khas ku.
"Hahaha, coba kau lihat pakaian mu, tidak ada satupun yang aku lepas dari badanmu kecuali ikat rambut dan jam tangan mu." Ucapnya dengan diselingi suara tawa nya.
Aku melihat pakaian ku dan, syukurlah masih lengkap semua. Huft.
"Lalu kenapa aku bisa di kamar mu semalam?!" Tanya ku lagi.
"Semalam kau tertidur di mobil, aku sudah membangunkan mu beberapa kali tetapi kau masih tidak mau bangun, lalu aku mengangkatmu masuk kedalam rumah dan ingin mengantarkan kau ke kamarmu, tetapi pintu kamar mu tidak bisa terbuka. Daripada aku tinggalkan kau di ruang tamu tidur sendirian, lebih baik aku bawa kau kesini." Ucap Justin menerangkan semuanya. Aku seharusnya tidak boleh menuduhnya seperti ini, padahal dia sudah sangat baik padaku, tapi tunggu dulu, kata-katanya yang terakhir membuat aku tersinggung sekali!
"Lalu kau semalam tidur dimana?" Tanya ku lagi.
"Disitu" ucap nya menunjuk sisi kanan ku, tidak mungkin dia tidur disebelah ku kan? Dia tau persis kalau aku tidak pernah mau tidur disebelahnya. Jadi aku mengambil kesimpulan bahwa ia tidur di lantai di sisi kananku.
"Ya ampun, maafkan aku, terutama untuk pintu kamarku yang tidak bisa terbuka dan membuatmu tidur di lantai semalam" ucap ku merasa bersalah.
"Bukan di lantai, bodoh! Tapi disitu, di sebelahmu!" Ucap nya.
"Haaaa?!!!!"

****

"Argh! Bagaimana aku bisa mandi dan mengambil baju ku di dalam, jika pintu sialan ini tidak bisa terbuka!" Ucap ku menggerutu karena sudah berusaha untuk membuka pintu kamarku sendiri dan hasilnya sia-sia.
"Masih belum bisa di buka?" Tanya Justin sambil mengunyah cemilannya.
Aku menggeleng tanda bahwa pintu ini masih belum bisa di buka. Dan aku berharap dia mau membantuku sekarang.
"Oh" ucap nya hanya ber 'oh' ria saja tanpa membantu ku sedikitpun. Sungguh, dialah manusia yang paling menyebalkan di muka bumi ini!
Aku pun masih tetap berusaha membuka pintu ini sampai akhirnya tangan ku terluka.
"Awwwh" ucapku sambil mengibas-ngibaskan tangan ku yang berdarah ini.
Seperti di undang, Justin pun kembali menghampiri ku yang kesakitan ini.
"Tangan mu kenapa?" Tanya nya, aku hanya diam karena masih kesal terhadapnya.
Justin pun memegang tanganku yang luka ini lalu membawa ku ke sofa untuk segera di obati.
"Kenapa bisa sampai luka seperti ini?" Tanya Justin sambil fokus ke arah tangan ku. Aku hanya diam tanpa mengucapkan satu katapun.

My Husband Is My Enemy !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang