"Jangan meledek," ucapku, masih tergeletak di tanah dan menahan sakit.
"Kamu tahan sebentar." Kakek Danu mengambil tongkat emasnya, lalu memukul tanah. Gelombang kejutnya, membuat Wraith terbang mundur. Kemudian ia membantuku berdiri dan merapal mantra untuk mengurangi rasa sakitku.
"Kakek ke mana aja?" tanyaku.
"Saya masih dalam pertapaan," balasnya.
"Kakek Harja dan Kakek Ardhiyasha sudah tewas, Kek." Aku masih terpukul dengan kepergian keduanya.
"Saya juga tau," balas Kakek Danu. Tak berselang lama, ia mengubah wujudnya, mengenakan jubah putih dan ikatan kepala putih. Wujud yang terakhir kali aku lihat saat ia berhadapan dengan Gasha.
Kakek Danu menatap Leon, "Saya akan habisi kamu!" ucapnya dengan penuh amarah.
"Silakan saja, jika kamu bisa." Leon terlihat santai. Ia mengeluarkan belati. Aku penasaran dengan apa yang akan dilakukan Kakek Danu. Mata ini fokus pada keduanya, membuat rasa sakit di tubuh sedikit teralihkan.
Leon mengikat pegangan belati itu dengan rantai hitam. Belati itu meluncur dengan lurus ke arah Kakek Danu. Tak ada pergerakan yang dilakukan Kakek Danu. Ia hanya fokus menatap belati itu.
Teng!
Belum sempat mengenai tubuh Kakek Danu, belati sudah terjatuh ke tanah. Kakek Danu meraih belati itu, lalu menggenggam dengan erat. Leon berusaha menariknya, tapi tak bisa. Tenaga Kakek Danu jauh lebih besar.
"Kamu pikir belati ini bisa melukai saya?" ledek Kakek Danu. Kemudian ia mematahkan belati itu dengan mudah. "Pusaka untuk orang lemah."
Leon yang melihat pusakanya hancur berkeping-keping, melangkah mundur. Ia melakukan gerakan aneh sembari memutar-mutar rantainya.
"Dia sedang apa, Kek?" tanyaku.
"Saya tidak tau, mungkin dia sedang memanggil pasukan," balas Kake Danu, dengan santai.
Ternyata, gerakan aneh Leon tadi untuk memanggil pasukannya. Pasukan yang tidak memiliki bentuk yang jelas, hanya berupa asap hitam tebal. Ada juga seperti bentuk manusia yang sedang ditutupi kain hitam sobek. Secara sekilas bisa dibilang mirip dengan Wraith.
Sekarang aku penasaran dengan apa yang akan dilakukan Kakek Danu. Ia memutar-mutar tongkatnya, lalu menacapkan ke tanah. "Alby apa kamu bisa mengurus mereka?" ucapnya.
"Oke!" Aku melepaskan sukma dan memanggil Kujang. Leon pun melakukan hal sama, di sampingnya ada Wraith yang melayang-layang.
Kakek Danu terbang dengan cepat ke arah Leon. Namun, pergerakannya dihadang oleh Wraith. Sementara aku fokus, pada anak buah Leon yang lain. Kurapal mantra yang membuat Kujang berputar-putar di udara. Satu anak buah Leon menghilang saat terkena sebetan Kujang. Satu persatu makhkluk tak berbentuk itu mati.
Kakek Danu melakukan pertarungan yang sangat sengit melawan Wraith dan Leon. Tongkatnya berkali-kali menghantam tubuh Leon. Sementara Wraith terus melindungi tuannya dengan ayunan sabit besar. Kini terjadi pertarungan antara Wraith dengan Kakek Danu. Pertarungan yang sangat cepat. Hanya terlihat kilatan cahaya berwarna hitam dan putih saling beradu.
Leon duduk bersila di udara. Tak lama ada sebuah portal berwarna hitam. Dari dalam portal itu, muncul sesosok makhluk berukuran besar. Sangat besar. Berbulu putih dengan mulut terbuka lebar. Matanya kecil dan memancarkan sinar berwarna putih.
Kakek Danu kembali terlihat, "Pangil Gasha!" ucapnya lalu menghilang
Gasha? Bagaimana cara memanggilnya ke sini? Aku tak yakin ia akan mau datang ke sini. Namun, tak ada salahnya mencoba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekte - Para Pencari Tumbal [SUDAH TERBIT]
HorrorGilang dan Alby harus menghadapi kemarahan dari Anggota Sekte, setelah kematian Pak Ryan. Baca - Ellea dan Tujuh Hari Setelah Ibu Pergi, sebelum membaca tulisan ini.