"Itu orang dari tadi terbang mulu, udah kayak David Copperfield," ucapku sambil menatap Mr X.
"Iya, kemampuannya pasti luar biasa," sahut Alby.
"Itu dia terbang pake tali apa bantuan jin?" tanyaku, karena tidak melihat ada jin di sekitar Mr X.
"Saya tidak tahu, Lang. Yang jelas apa pun bisa terjadi di dunia jin."
"Benar kata Alby, banyak hal yang tidak mungkin bisa terjadi di dunia jin. Terbang, menghilang, berpindah tempat atau menggerakkan sesuatu, itu sudah jadi kemampuan dasar jin level tinggi. Saya rasa, jin milik Mr X mempunyai tingkatan itu," sahut Kakek Danu.
"Eh dia gerak!" seruku saat melihat Mr X mengangkat tangannya. Tak lama kemudian, semua pasukan monster yang tersisa bergerak mendekatinya. Hmm, akan ada atraksi apalagi ini?
Sebuah kabut hitam muncul dari tubuh Mr X. Kabur itu perlahan menutupi sebagian ruangan, sehingga pandangan kami terbatas. Kakek Abdullah dan Nyi Ambar bergerak mundur.
Sttttt!
Aku bisa mendengar suara desisan ular. Suaranya lumayan besar dan menggema. Kabut hitam mulai menipis. Sesosok makhluk berukuran super besar muncul dari balik kabut. Bentuknya seperti ular. Ternyata Mr X melakukan ritual penyatuan untuk kedua kalinya.
"Serem bener," ucapku.
"Dia adalah Nidhogg," ucap Ayahnya Griselle.
Spontan aku dan Alby menoleh padanya, "Bapak tahu tentang makhluk ini?" tanya Alby, si paling penasaran. Meski aku juga penasaran dengan sosok mengerikan itu.
"Ya, itu adalah ular mitologi dari bangsa Nordik."
"Bagaimana bisa makhluk mitologi berada di dunia jin?" Alby mulai melakukan wawancara eksklusif.
"Tadi saya denger kamu bilang, apa pun bisa terjadi di dunia jin." Ayahnya Griselle ternyata mendengar percakapanku.
"Iya," balas Alby, tanpa bertanya lagi.
"Dan itulah yang terjadi sekarang. Makhluk yang dianggap hanya sebuah mitos, ternyata benar-benar ada di dunia jin."
"Bahkan, Gasha pun termasuk makhluk mitologi dari Jepang, Bi," ucap Kakek Danu.
"Oh, iya." Alby sudah mengerti.
"Nah, panggil aja Gasha buat lawan tuh monster. Biar imbang," usulku.
"Mr X sudah menutup tempat ini. Sehingga hanya anak buahnya saja yang bisa masuk ke tempat ini," ucap Nyi Ambar.
"Waduh, sudah dong kalau begitu"
Nidhogg menatap ke arah kami dengan sorot mata kuning. Sorot mata yang mengerikan. Ia mengangkat ekornya, lalu membenturkan ke lantai. Lantai pun berguncang hebat.
"Apa ayah tau kemampuan dia apa?" ganya Griselle pada ayahnya.
"Sepengetahuan ayah, Nidhogg ini pemakan mayat dan sangat beracun," balasnya.
"Sangat beracun ini gimana maksudnya?" tanyaku.
"Bisa membunuh bangsa jin dan manusia," sahut Kakek Abdullah.
"Hah? Serem amat!" Aku terkejut mendengarnya.
"Sebaiknya kita harus hati-hati," ucap Kakek Danu yang sudah memegang Kujang Emas.
Aku sudah menenteng pedang Scimitar, bersiap melawan Nidhogg. Berharap, pedang ini bisa menebasnya. "Kamu jangan melawannya, Lang," ucap Kakek Abdullah.
"Yahhh ... masa jadi penonton lagi," sahutku, kecewa.
"Makhluk itu sangat berbahaya."
Tak lama muncul seorang wanita berwujud setengah ular di kepala Nidhogg. "Siapa lagi itu?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekte - Para Pencari Tumbal [SUDAH TERBIT]
HorrorGilang dan Alby harus menghadapi kemarahan dari Anggota Sekte, setelah kematian Pak Ryan. Baca - Ellea dan Tujuh Hari Setelah Ibu Pergi, sebelum membaca tulisan ini.