Wujud Asli

6K 495 31
                                    

Mr X yang masih mengendalikan tubuh ayahnya Griselle bergerak mendekati Alby yang tak sadarkan diri.

"Alby!" teriakku, berharap ia bangkit dan segera menghindar.

Mr X semakin mendekati Alby. Sebelum tangannya memegang kaki Alby, ia sempat menoleh padaku.

"ALBY!" teriakku. Mr X menarik kaki Alby lalu melemparnya ke tembok dengan kencang.

Brug!

Aku bisa melihat ada darah yang mengalir dari mulut Alby. Mr X membalikkan badan, kali ini ia bergerak ke arah Griselle.

"El! Bangun!" Aku kembali berteriak, sembari merangkak perlahan mendekati Griselle.

Namun, langkah Mr X jauh lebih cepat. Ia mengangkat tubuh Griselle hingga melayang di udara.

Brug!

Tiba-tiba, Mr X terpental. Spontan aku mengedarkan pandangan, melihat Magdalena yang sudah bangkit. Ternyata ia masih hidup. Magdalena berlari mendekati Griselle. "El." Ia mencoba membangunkan temannya.

Magdalena menoleh padaku, lalu berjalan mendekat. Apa yang ingin ia lakukan padaku?

Magdalena mengangkat wajahku. "Mau ngapain, lu!" hardikku.

"Diem!" balasnya, sembari mengusap darah di mulutku. Jangan bilang ... ia akan melakukan ritual darah.

Dugaanku ternyata benar. Magdalena mulai melakukan ritual darah dan sudah mengendalikan tubuhku sepenuhnya.

"Lu jagain gua!" perintah Magdalena yang membuatku bangkit dan berdiri di dekatnya. Satu-satu keuntungan ritual darah adalah aku tidak bisa merasakan sakit.

Tubuh ayahnya Griselle bangkit, lalu melancarkan serangan tenaga dalam ke arahku. Seketika tubuh ini terpelanting cukup jauh. Namun, tubuhku kembali bangkit dan terus menahan serangan dari Mr X. Sementara Magdalena sedang mencoba membangunkan Griselle.

"Argh!" Aku berteriak di dalam hati, sebelum tubuh ini mendarat ke lantai. Sial! Magdalena benar-benar menjadikanku tameng hidup.

Griselle akhirnya terbangun. "Apa yang lu lakuin, Lena!" omelnya, saay melihat tubuhku yang berdiri di dekatnya.

"Bangunin lu!" balas Magdalena tanpa rasa bersalah sama sekali.

"Maksud gua kenapa lu lakuin itu ke Gilang!" Griselle bangkit dan merapal sesuatu.

Seketika tubuhku terkulai lemas dan menghantam lantai. Rasa sakit yang tadi hilang kini kembali kurasakan. Rasanya, jauh lebih sakit dari sebelumnya.

"Lang lu gak apa-apa?" tanya Griselle.

Tidak apa-apa? Apa ia tidak melihat tubuhku yang sudah bersimbah darah? Aku mengacungkan jempol sambil memaksa tersenyum.

"Lu diem di sini. Jangan ke mana-mana!" perintah Griselle.

Lagian dengan tubuh yang terluka parah seperti ini. Aku bisa pergi ke mana?

Griselle dan Magdalena berdiri berdekatan. Aneh rasanya melihat dua orang wanita sedang berhadapan dengan mayat hidup. Apalagi mayat hidupnya adalah ayah Griselle sendiri.

Aku melirik Alby yang masih belum sadarkan diri. Ingin sekali membangunkannya, tapi merangkak saja rasanya sudah tak sanggup.

"Nyi Ambar sama yang lainnya ke mana?" tanya Magdalena.

"Gua gak tau," balas Griselle dengan tatapan mengarah pada ayahnya.

"Mr X nutupin area ini," ucap Magdalena. "Kayaknya gua bisa buka areanya."

"Buka gih!" perintah Griselle.

Magdalena duduk bersila. Di saat bersamaan Mr X sudah lebih dulu melancarkan serangan tenaga dalam bertubi-tubi. Griselle terlihat kewalahan menahan serangkaian serangan itu.

Sekte - Para Pencari Tumbal [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang