Terjadi pertarungan sengit. Mr X berkali-kali membuat Griselle menghantam tanah. Sementara Nyi Ambar seperti seorang ibu yang sedang melindungi kedua anaknya yang sedang bertarung. Karena terlalu fokus melindungi Alby dan Griselle, Nyi Ambar sempat mendapatkan beberapa kali serangan.
"Iblis itu terbuat dari api. Sementara pedang Scimitar terbuat dari air," ucap Kakek Abdullah yang dari tadi duduk di sampingku.
"Maksud kakek?" tanyaku.
"Tidak apa-apa."
"Jangan bilang kakek minta aku ikut pertarungan?"
"Memang kamu sanggup bertarung dengan kondisi seperti ini?"
"Kan badan doang yang babak belur, bukan sukma," sahutku.
Kakek Abdullah tersenyum, "Coba bantu mereka."
"Beneran boleh?"
Kakek Abdullah mengangguk. Aku pun langsung fokus untuk melepaskan sukma. Sebelum pergi ke arena pertarungan. Kakek Abdullah terlebih dulu menyentuh tanganku sembari merapal doa. "Sekarang kamu sudah siap bertarung," ucapnya.
Aku terbang melesat ke arah Alby, sembari mengeluarkan pedang Scimitar.
"Kenapa kamu ke sini?" ucap Nyi Ambar, kaget.
"Kakek Abdullah ngizinin saya bertarung."
Nyi Ambar menoleh ke belakang, lalu Kakek Abdullah mengangguk. "Baiklah, kamu harus berhati-hati."
"Iya." Mata ini fokus menatap Mr X yang sedang sedikit kerepotan menghadapi Griselle dan Alby. Bergegas aku bergabung dengan mereka.
Ayunan pedang Scimitar berhasil digagalkan oleh kibasan ekor Mr X yang panjang. Nyi Ambar mengulurkan selendangnya, lalu mengikat ekor itu. Sehingga aku berhasil memotong ekor itu. Namun, tidak tampak sedikit pun kepanikan di wajah Mr X. Ia masih tetap fokus menghalau semua serangan Alby dan Griselle.
Mr X berteriak kencang. Gelombang suaranya begitu memekakkan telinga. Sehingga aku sempat kehilangan fokus. Pada saat itulah Mr X memutar tubuhnya dan berhasil membuat tubuh kami terpental.
Saat aku kembali menatap Mr X. Ekornya yang tadi putus sudah tersambung kembali. Ternyata ia bisa menyatukan kembali organ tubuhnya. Ini akan sangat menyulitkan dan menguras tenaga.
Alby mengayunkan cambuknya, tapi ujung cambuk itu malah ditangkap oleh Mr X. Mr X menarik cambuk dengan kuat, sehingga tubuh Alby ikut terbawa.
Griselle mengikatkan tali hitam di kaki Mr X, lalu menariknya. Kemudian ia melemparkan keris ke wajah Mr X. Sementara Alby mengambil kesempatan untuk menarik cambuknya kembali.
Mr X menutup sayapnya untuk melindungi tubuhnya. Efek ledakan dari keris sakti milik Griselle membuat sayap Mr X hancur sebagian. Tak lama, sayap itu bisa pulih kembali.
Aku terbang dengan cepat mendekati Mr X, lalu mengayunkan pedang Scimitar ke salah satu tangannya. Tangannya berhasil dipotong, tapi tak lama tumbuh kembali.
Mr X tertawa, "Kalian tidak akan bisa melukai saya!" ucapnya dengan sombong.
"Kamu tidak bisa berlama-lama, Lang. Tubuh kamu semakin melemah." Aku bisa mendengar suara Kakek Abdullah.
"Terus aku harus gimana?" tanyaku dalam hati.
"Kamu harus tahu sumber kekuatan iblis."
"Langsung dikasih tau aja, Kek. Soalnya aku gak bisa lama-lama," balasku.
"Tanduk."
"Oke." Aku meminta Griselle dan Alby untuk mundur. Lalu mendiskusikan cara untuk menghancurkan tanduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekte - Para Pencari Tumbal [SUDAH TERBIT]
TerrorGilang dan Alby harus menghadapi kemarahan dari Anggota Sekte, setelah kematian Pak Ryan. Baca - Ellea dan Tujuh Hari Setelah Ibu Pergi, sebelum membaca tulisan ini.