Ayahnya Griselle berusaha bangkit dan berjalan dengan kedua lututnya. Sementara Haji Rofi berjalan di belakangnya dengan santai. Ia merapal sesuatu, lalu menyerang ayahnya Griselle dengan kekuatan tenaga dalam. Benturan tenaga dalam membuat tubuhnya terpelanting cukup jauh. "Ayah!" Griselle berteriak sambil berlari menghampirinya.
"Awas, El!" teriak Alby.
Griselle menoleh, melihat Haji Rofi akan melancarkan serangan tenaga dalam. Kemudian ia memutar tangan kanan, untuk menciptakan perisai gaib.
BRUG!
Benturan terjadi. Perisai gaib tak sanggup menahan serangan Haji Rofi. Griselle pun terpental. Ia bangkit sembari mengusap darah di sudut mulut. Kemudian memasang kuda-kuda, bersiap menerima serangan dari Haji Rofi.
"Kalian hebat juga bisa mengalahkan Leon." Haji Rofi menatapku dam Alby.
"Dia emang lemah!" balasku, disambut cubitan halus oleh Alby.
"HAHAHAHA!" Haji Rofi tertawa. Matanya berubah menjadi merah. Kemudian ia menghentakan kakinya, membuat tanah ini bergetar.
Krek!
"Awas!" Griselle berteriak saat melihat pohon yang berada di belakangku dan Alby tumbang. Kakek Abdullah masuk ke dalam tubuhku dan menahan pohon itu.
"Hey Abdullah! Kamu terlalu banyak ikut campur." Haji Rofi melakukan gerakan tak jelas. Gerakan yang menciptakan angin yang berputar-putar. Angin itu bergerak ke arahku. Griselle memotong angin itu dengan putaran keris. Haji Rofi menoleh, "Kalian semakin akrab aja," ucapnya.
Griselle membungkuk dan mengambil segenggam tanah. Mulutnya bergerak membaca mantra. Mantra yang membuat tanah di tangannya berasap hitam. Kemudian, tanah itu dilemparkan pada Haji Rofi. Haji Rofi berusaha menghindar, tapi ada butiran tanah yang berhasil mengenai kulitnya dan membuat kulitnya terbakar.
Di saat itulah Griselle memerintahkan keris sakitnya untuk memotong tali yang mengikat ayahnya. Tali pun terpotong sempurna dan ayahnya bisa bebas. Ayahnya bangkit dan menyerang Haji Rofi dengan tenaga dalam. Serangan itu dapat ditepis dengan mudah.
"Lang, Bi. Kalian masuk aja ke dalem. Mr X pasti ada di dalem," ucap Griselle.
"Gak! Gua mau tetep di sini!" Bagaimanapun masih ada urusan yang belum terselesaikan antara aku dan Haji Rofi. Membalas dendam atas kematian ibu.
Griselle memerintahkan keris sakitnya untuk meluncur ke arah Haji Rofi. Saat ia akan menghalaunya, keris itu berbelok dan menukik tajam ke tanah. . DUAR! Terjadi ledakan dahsyat.
Ayah Griselle belari menembus debu hasil ledakan. Tak lama kemudian tubuhnya terpental cukup jauh.
"Cara yang amatiran," ledek Haji Rofi.
"Biar saya yang lawan," ucapku dengan penuh percaya diri. Aku ingin menunjukan hasil latihan selama sebulan ini.
"Apa kamu yakin bisa melawannya sendirian?" tanya Alby.
"Insya Allah bisa, Bi," balasku.
"Biar gua bantu," ucap Griselle.
"Gak usah."
"Ini pertemuan pertama kita semenjak kecelakaan maut itu," ucap Haji Rofi.
"Iya, kemaren ibu bilang nitip jedotin kepala bapak," balasku.
Haji Rofi tertawa, "Yang ada malah kamu yang bakal nyusul ibu kamu ke neraka."
"Sembarangan! Itu mulut kagak disekolahin. Bapak yang cocok jadi penghuni neraka."
Haji Rofi menepuk tangannya beberapa kali. Tak lama muncul pasukan Anjing Hitam. Mata ini fokus pada sosok yang berjalan paling belakang. Bentuknya seperti anjing, tapi ukurannya sangat besar. Lebih besar dari Siluman Anjing peliharaan Pak Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekte - Para Pencari Tumbal [SUDAH TERBIT]
HorrorGilang dan Alby harus menghadapi kemarahan dari Anggota Sekte, setelah kematian Pak Ryan. Baca - Ellea dan Tujuh Hari Setelah Ibu Pergi, sebelum membaca tulisan ini.