Step Brother - 3

3.2K 70 6
                                    

Bab 3

Happy Reading!!!

****

“Jangan pulang dulu!” cegah Bisma cepat, kala Xena hendak berdiri  setelah membereskan alat tulisnya ke dalam tas.

“Kenapa?” herannya, menatap Bisma dengan kening mengerut.

“Gengnya si Dewa sama si Ryan mau tawuran pulang sekolah ini,” sahut Tian menjawab. Sontak membuat Xena berpaling pada laki-laki itu dengan binar tertarik. Saking tertariknya, Xena sampai bergegas menghampiri bangku Tian dan duduk di kursi depannya sembari menopang dagu. Siap mendengarkan cerita lebih lanjut mengenai dua musuh bebuyutan itu.

“Apa lagi yang bikin mereka ribut?” tanyanya begitu penasaran. “Kalian ikutan?” karena setahu Xena, biasanya di mana ada keributan di sana juga ada Bisma dan teman-temannya. Jangan tanya tahu dari mana, karena di bab sebelumnya sudah dijelaskan kalau Xena ini mantan Bisma. Meskipun pacarannya cuma sebentar, tapi lingkungan pergaulan mereka tidak jauh berbeda. Dan di tempat balapan lah pertama kalinya mereka berkenalan.

Xena memang perempuan, tapi jangan sepelekan kemampuannya dalam mengendarai motor. Teman-teman Bisma pernah Xena kalahkan di balapan dua bulan lalu. Begitu pula dengan dua geng yang disebutkan Tian tadi. Hanya Bisma yang masih sulit Xena kalahkan dan tidak pernah mau mengalah jika sudah berada dijalanan.

Sialan.

Tapi dulu Xena pernah mengakui bahwa Bisma begitu keren ketika berpacu dengan motornya. Itu yang membuatnya terpesona dan menerima Bisma menjadi kekasihnya. Xena merasa bahwa mereka memiliki selera yang sama. Akan menyenangkan ketika menjalin hubungan. Sayangnya mereka lebih cocok berteman, sebab ternyata pacaran terasa membosankan, seperti ada batasan-batasan yang harus di ingat, padahal baik Xena mau pun Bisma tidak sama sekali memberi kekangan. Tapi tetap saja rasanya berbeda. Maka dari itu akhirnya mereka sepakat untuk menjadi teman saja. Walau pada akhirnya sekarang mereka naik status menjadi saudara.

“Enggak,” Bisma yang menjawab.

“Kok gitu?” desahnya kecewa. “Terus lo nahan gue pulang buat apa kalau bukan ngajak nonton kalian ribut?”

Oke, Xena memang tidak waras. Di saat orang lain enggan melihat keributan, Xena malah justru senang. Perempuan itu akan bertingkah seperti pemandu sorak di acara basket ketika teman-temannya sedang tawuran. Sinting memang. Tapi percayalah, karena kesintingannya itu Xena banyak di sukai banyak cowok disekitarnya. Mereka menganggap bahwa Xena itu unik. Berbeda dari perempuan-perempuan kebanyakan. Dan sialannya Bisma mengakui itu juga.

“Ya, biar lo gak nonton lah!” Bara menyahuti.

“Si Bisma tahu kalau lo bakalan mampir dan nonton mereka. Makanya dia suruh lo jangan dulu pulang,” Tama menambahkan.

“Ck, gak seru lo semua!” decak Xena sebal seraya melipat kedua tangannya di depan dada dengan kepala berpaling ke arah lain. menampilkan pose merajuk yang membuat teman-teman Bisma geli. Pasalnya, Jika sudah seperti ini Xena terlihat begitu lucu dan imut. Tidak akan ada yang menyangka bahwa gadis itu psikopat. Karena perempuan normal mana yang lebih senang melihat action secara live dari pada drama romantis.

“Si Dewa sama Ryan mantan gue loh, Bis. Lo yakin gak mau ikutan ribut sama mereka?”

“Buat apa?” alis Bisma naik sebelah, menatap gadis itu.

“Rebutin gue lah,” jawabnya sembari mengibaskan rambut sok cantik, lalu menaik turunkan alisnya menggoda Bisma. Tapi yang laki-laki itu lakukan malah justru mendengus.

“Gak ada kerjaan banget gue harus ngerebutin lo sama mereka,” ujarnya berdecih. “Lagi pula lo juga pasti tahu kalau gue yang bakalan menang. Dan keuntungannya buat gue apa? Lo mau jadi pacar gue lagi?”

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang