Bab 20
Happy Reading !!!
***
“Lo abis berantem sama siapa?” tanya Xena ketika mendapati kepulangan Bisma yang jauh dari kata baik-baik saja. Ada beberapa lebam yang pria itu miliki di wajahnya. Dan ternyata tidak hanya Bisma, karena teman-teman pria itu pun sama babak belurnya.
Sore tadi, Bisma pamit akan menjenguk temannya yang beberapa hari lalu mendapatkan penyerangan dari entah siapa. Xena tidak ikut, karena selain tidak ada yang menjaga rumah, ia pun sedang malas ke mana-mana. Di tambah dengan tamu bulanan yang membuatnya tak nyaman jika harus bepergian. Jadilah diam di rumah menjadi pilihannya.
“Mantan lo lagi gabut kayaknya. Tiba-tiba nyerang kita gitu aja,” bukan Bisma, melainkan Ethan yang menjawab dengan dengusan kesalnya.
“Maksud lo?” sebelah alis Xena terangkat, menatap sahabat Bisma tak paham.
“Si Ryan,”
Tidak perlu penjelasan panjang lebar, dengan nama itu di sebut saja Xena sudah paham alasan Bisma dan teman-temannya lebam-lebam. Tapi Xena tidak percaya kalau Ryan menyerang tanpa alasan. Xena yakin ada pemicunya. Dan ia tak lupa kejadian beberapa hari lalu, saat di mana Ryan dan kawanannya juga hendak menyerang Bisma. Sayangnya saat itu mereka gagal, karena ternyata yang di kejar bukan sasaran yang benar.
“Senang banget kayaknya, ya, dia bikin gara-gara,” decak Bara tak habis pikir. Namun Xena tidak bisa menyetujui itu.
“Ryan memang suka ribut, tapi setahu gue dia kayak gitu selalu di dasari dengan alasan. Dan gue yakin penyerangannya ke kalian pun pasti berlandaskan alasan.”
“Maksudnya?” Bisma bertanya tak paham.
“Meskipun gue pacaran sama dia cuma sebentar, tapi gue cukup baik mengenal dia. Ryan gak akan menyerang jika benar-benar tidak ada yang mengusiknya. Tapi sekecil dan sekonyol apa pun usikan yang didapatkannya, Ryan tidak akan tinggal diam,” terang Xena ringkas.
“Jadi, maksud lo kita ngusik dia?”
Xena mengedikkan bahu singkat. “Mungkin bukan kalian, tapi siapa yang tahu kalau teman-teman kalian yang lain,” mengingat Bisma memang tidak hanya berteman dengan Ethan, Bara, Tama, dan Tian saja. Ada beberapa orang lagi yang tergabung karena memiliki hobi yang sama, salah satunya Aji, yang beberapa hari lalu mendapatkan penyerangan hingga berakhir di rumah sakit.
“Saran gue sih mending setelah ini kalian hati-hati. Sekalian pastikan juga kalau memang gak ada yang mengusik mereka. Karena jika memang terbukti ada yang mengusiknya gue yakin Ryan dan teman-temannya gak akan berhenti. Mereka memang gak setangguh kalian, tapi kelicikan gak akan selalu bisa kalian hindari.”
Bisma dan keempat temannya diam, mencerna apa yang Xena katakan. Dan setelah di pikir-pikir analisa Xena ada benarnya. Mereka tidak pernah mau mengusik siapa pun, apalagi sampai mencari gara-gara. Sejak awal mereka tidak suka keributan, hanya hobi balapan. Tapi tiba-tiba saja sekelompok orang datang menyerang.
Bisma awalnya kebingungan, namun melihat teman-temannya sudah saling adu tonjokan, tidak ada waktu untuk Bisma berpikir, hingga akhirnya tawuran terjadi begitu saja dengan beberapa korban berjatuhan di sana. Membuat keadaan semakin memanas dan akhirnya keributan berlangsung hingga sekarang, meskipun tidak sesering awal-awal Bisma turun ke jalanan.
Dan sama seperti sebelum-sebelumnya, baik Bisma, Bara mau pun yang lainnya tidak pernah ada yang menginginkan hal semacam itu, tapi karena harga diri yang di jungjung tinggi sebagai laki-laki, mereka tidak bisa mundur begitu saja.
Sekarang Bisma mulai kepikiran, tidak mungkin ada asap jika tidak ada api. Dan seperti yang Xena bilang, ia harus memastikan bahwa pihaknya benar-benar bersih. Karena jujur saja Bisma merasa lelah juga. Ini melenceng jauh dari yang ia harapkan. Bisma hanya ingin balapan, berpacu dengan motornya untuk menaklukkan jalanan, bukan adu fisik yang menimbulkan lebam-lebam. Tapi yang terjadi malah justru balapan dan tawuran menjadi paket yang tidak bisa di pisahkan. Padahal ia tidak membentuk geng motor seperti Dewa dan Ryan yang memiliki kumpulan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Fiksi RemajaSebelum menjadi saudara, mereka adalah sepasang kekasih yang kemudian berpisah karena alasan bosan. Namun seiringnya waktu berjalan, Bisma malah justru menyadari bahwa perasaannya terhadap Xena kembali tumbuh. Bukan lagi sekadar suka, melainkan tela...