Step Brother - 15

1K 37 18
                                    

Bab 15

Happy Reading!!!

***

“Sumpah, Bisma, ini udah malam banget. Lo ngapain sih pake telepon-telepon gue segala!” kesal Xena ketika menerima panggilan dari nomor Bisma setelah beberapa panggilan lainnya Xena abaikan karena terlalu mengantuk.

Wajar, ini sudah larut malam. Tepatnya pukul satu. Dan sialannya Bisma benar-benar tidak ada kerjaan meneleponinya sejak tadi.

Salahnya juga sih, kenapa tidak mengatur mode pesawat pada ponselnya.
Tapi tetap saja Bisma juga salah karena melakukan panggilan tanpa tahu waktu seperti ini.

Buka kamar lo, Xen,”  ucap Bisma tanpa menghiraukan protesannya. Dan permintaannya itu tentu saja membuat Xena mengerutkan kening.

“Buat apa?”

Gak usah banyak tanya. Buka aja. Gue tunggu.”

Setelahnya sambungan diputus begitu saja, menghadirkan dengusan Xena yang akhirnya bangkit juga dari ranjang untuk membuka pintu yang memang dirinya kunci. Dan di sana Bisma benar-benar menunggu.

“Ck, ngapain sih, Bis?”geram Xena kesal di tengah rasa ngantuknya. Namun bukannya menjawab, Bisma malah justru mendorong Xena kembali masuk, lalu menutup pintu dan menguncinya lagi. Sontak itu membuat Xena melototkan matanya. Suaranya baru saja hendak keluar untuk meloloskan protes, tapi Bisma lebih dulu membungkam dengan ciumannya.

“Jangan berisik,” bisiknya di depan wajah Xena yang terlihat bodoh akibat rasa terkejutnya. Tapi kemudian meloloskan dengusan dan menatap tajam kekasih sekaligus saudara tirinya itu.

“Lo sebenarnya mau ngapain sih, hah?! Lo gak lihat ini jam berapa? Sumpah Bisma, gue ngantuk!”

“Gue gak bisa tidur, Xen,”

“Ya terus, urusannya sama gue apa?” deliknya jengah.

“Kelonin,” ucapnya sok manis.

Plak!

Sebuah geplakan refleks Xena layangkan. “Lo bukan bayi, Bisma!” ujarnya sembari menggeleng, menolak permintaan laki-laki sialan di depannya yang benar-benar banyak tingkah semenjak mereka resmi balikan.

“Yang butuh di kelonin bukan cuma bayi aja, Xen. Orang dewasa juga butuh itu. Salah satunya gue.”

“Ya sana minta bapak lo kelonin. Gue mah ogah! Ngantuk.” Melengos begitu saja, Xena yang enggan menanggapi saudara tiri menyebalkannya memilih untuk kembali ke ranjang. Ia benar-benar ngantuk. Bodo amat dengan Bisma.

“Papa lagi ngelonin nyokap lo, Xen,” ucapnya seraya menyusul Xena ke tempat tidur, merebahkan diri di samping perempuan itu.

Bisma tidak bohong saat bilang dirinya tidak bisa tidur. Sejak tadi ia sudah mencoba, tapi tidak berhasil. Berbagai cara sudah Bisma lakukan untuk menjemput kantuk, tapi tidak berhasil juga. Game yang biasa selalu mengalihkannya dari rasa bosan, tidak sama sekali berpengaruh, Bisma malah semakin bosan. Mengganggu teman-temannya dengan harapan ada yang menemaninya bergadang malah berakhir dengan nomornya yang di blokir mereka.

Benar-benar sialan.

Sejak awal Bisma sudah kepikiran untuk menghubungi Xena, tapi tidak tega, meskipun pada akhirnya ia melakukannya juga. Dan kekesalan perempuan itu sudah sejak awal Bisma prediksikan. Namun Bisma memilih tidak peduli. Ia nekat menghubungi Xena hingga berkali-kali sampai perempuan itu menerima panggilannya.

Tadinya hanya akan mengajaknya ngobrol lewat telepon saja, eh tiba-tiba setan lewat memberinya bisikan agar ia menerobos kamar sang kekasih. Jadi ya, di sinilah Bisma sekarang, berbaring sambil memeluk Xena yang tidur membelakanginya. Tak apa, ini tetap nyaman. Sangat nyaman malah.

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang