Step Brother - 21

1K 31 13
                                    

Bab 21

Happy Reading!!

****

“Gue mau makan mie ayam. Pesenin ya, Bis. Sekalian lemon tea-nya. Gue mau ke toilet dulu,” ucap Xena begitu keluar dari kelas setelah bel tanda istirahat berbunyi dan guru yang mengajar meninggalkan kelas.

“Ck, doyan banget perasaan lo ke toilet, Xen!” decak Bisma terlihat bosan.

“Wajar, makannya juga dia doyan,” Bara menyahuti dari belakang. Membuat Xena segera menolehkan kepala dan menatap sinis teman kekasihnya itu.

“Gak sadar diri!” ujarnya mencibir, lalu segera melenggang, berbelok menuju lorong yang akan membawanya ke toilet. Sementara Bisma dan teman-temannya masih harus berjalan lurus beberapa meter lagi untuk tiba di kantin.

Tidak Xena pedulikan bagaimana raut wajah Bara saat ini, terlebih ketika teman-temannya yang lain ikut mencibir mengenai kebiasaan Bara yang selalu wajib ada makanan. Untung saja bentuk tubuhnya tidak melebar walaupun mulutnya jarang sekali berhenti ngunyah.

“Lo kayaknya memang gak bisa dibilangin baik-baik ya?” ucap seseorang yang tiba-tiba saja muncul di depannya, membuat Xena memutar bola mata kala mengenali siapa pelakunya.

Salsa. Penggemar Bisma yang menurut Xena paling resek diantara yang lainnya. Karena ternyata benar apa yang pernah di katakan seseorang di toilet hari itu, Salsa tidak akan berhenti mengganggunya. Dan itu memang terbukti. Hampir setiap hari Xena mendapatkan gangguan dari perempuan itu  dan teman-temannya. Namun Xena tidak pernah menghiraukan. Sekarang pun Xena malas jika harus meladeninya. Lagi pula rasanya tak penting ribut hanya gara-gara seorang laki-laki.

Cih, seperti tidak ada yang lain saja!

“Udah berapa kali gue peringatin untuk jauh-jauh dari Bisma? Lo gak dengar?!” lanjutnya dengan nada naik satu oktaf. Wajah cantiknya yang mulus terlihat memerah dengan rahang mengeras, bukti bahwa perempuan itu sedang dilanda kekesalan.

“Budeg kali dia, Sal,” sahut salah satu teman Salsa yang kemudian di tanggapi tawa oleh yang lainnya. Sementara Xena tak sama sekali merubah raut wajahnya, tetap datar dan santai tanpa sama sekali merasa takut walau Salsa dan teman-temannya berusaha terlihat garang dan mengintimidasi.

“Perlu gue beliin alat bantun dengar? Sekalian sama cermin juga, biar lo bisa ngaca. Dibandingkan sama gue, lo tuh gak ada apa-apanya. Dan Bisma sama sekali gak cocok buat cewek kayak lo!”

“Jadi intinya Bisma cuma cocok sama lo doang, gitu?” tanya Xena sembari menatap Salsa dari atas hingga bawah, lalu kembali ke atas dan berhenti tepat di depan mata perempuan itu. Menatapnya dengan malas.

“Oh jelas, karena gue queen-nya di sini,” jawabnya kelewat percaya diri. “Cewek tercantik di sekolah ini,” lanjutnya dengan bangga. “Siapa pun tidak bisa memungkiri itu.”

“Ya, lo benar. Lo cantik,” nyatanya Xena sendiri tidak bisa memungkiri itu. Karena nyatanya Salsa memang sangat cantik dan terlihat sempurna. Tapi…

“Sayangnya lo terlalu murahan,” tambah Xena dengan nada seakan menyayangkan.

Dan kalimat Xena tersebut berhasil membuat wajah Salsa memerah, marah. Tangannya bahkan lantas mengayun menuju pipi Xena, namun Xena yang memiliki refleks bagus berhasil menangkapnya. Membuat tangan putih nan mulus milik Salsa tertahan di udara.

“Tangan lo lembut, sayang banget sikap lo kasar.”

Setelahnya Xena menghempaskan tangan itu dengan kasar, lalu pergi meninggalkan Salsa dan teman-temannya yang terlihat syok. Mereka terlalu tidak menyangka dengan tindakan Xena yang dianggap telah berani merendahkan seorang Salsabila Gardenia yang karena kecantikannya, gadis itu berhasil menjadi pujaan hampir semua kaum adam. Bahkan yang perempuan tidak ada yang berani melawan Salsa karena merasa tidak memiliki keunggulan. Salsa terlalu sempurna, hingga tidak ada celah untuk mereka menjatuhkannya.

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang