Step Brother - 2

4.2K 100 7
                                    

Bab 2

Happy Reading!

***

“Ke kantin, Xen?” tanya Bisma ketika mendapati Xena bangkit dari duduknya, sesaat setelah bel istirahat berbunyi.

“Hm,” hanya itu jawaban yang Xena berikan sebelum kemudian mengayun langkah meninggalkan kelas seperti yang dilakukan murid lainnya.

Xena tidak butuh menunggu ada yang mengajak. Sekalipun ia murid baru, Xena tidak takut ke kantin sendiri. Ia bukan siswi cupu yang malu berada di sekeliling orang-orang baru. Xena juga bukan sosok yang akan risi ketika menjadi perhatian. Hal itu sudah biasa Xena dapatkan di sekolahnya yang dulu. Dan Xena tidak pernah peduli. Menurutnya itu hak mereka. Lagi pula Xena maklum, dirinya cantik, wajar banyak orang yang melirik. Bahkan sekarang banyak bisik-bisik yang mempertanyakan sosoknya. Terlebih ketika sebuah rangkulan di pundaknya Xena dapatkan.

“Main jalan aja sih, Xen!” gerutu Bisma diiringi decakan pelan.

“Gue lapar.”

“Tapi kan bisa tunggu gue sebentar,”

“Lo gak bilang kalau mau ke kantin bareng,”

Dan Bisma meloloskan dengusannya mendengar itu. “Lo gak pernah berubah, ya? Tetap ngeselin!” ujarnya sedikit sebal. “Untung aja kita udah mantanan. Coba kalau masih pacaran, makan hati gue tiap hari!” keluhnya, namun rangkulannya tidak sama sekali pria itu lepaskan, malah justru semakin mengerat, hingga membuat mereka benar-benar menempel. Dan itu semakin membuat banyak pasang mata menoleh ke arah mereka dengan sorot penasaran, iri, juga tidak terima.

Tidak heran sih, karena meskipun Bisma adalah seorang berandalan, tampangnya yang tampan memang tidak bisa diabaikan oleh siapa pun. Xena sendiri dulu mengakui, walaupun tidak secara terang-terangan. Itu juga alasan yang membuatnya menerima Bisma menjadi kekasihnya satu tahun yang lalu.

“Selama pacaran sama gue emang lo makan hati?” sebelah alis Xena terangkat sambil melirik Bisma yang masih merangkulnya. “Perasaan gak pernah deh,” lanjutnya sembari seolah mengingat-ingat. “Lo tetap makan nasi. Mana banyak lagi! Untung bokap lo kaya. Kalau enggak, stres dia yang ada.”

“Anjing!” umpatnya seraya memiting leher Xena tanpa perasaan. Namun bukannya marah, Xena malah justru tertawa walau sempat tersedak karena terkejut dengan serangan tiba-tiba mantan kekasihnya itu.

“Lepas, Bis! Mati gue nanti,” pintanya berusaha menyingkirkan tangan Bisma di lehernya. Tapi pria itu malah justru menggeleng dan semakin mengeratkan pitingannya, membuat Xena terbatuk walau masih diiringi tawa. “Sialan. Lo benar-benar niat bunuh gue.”

“Ck, mana ada? Ikut di kubur gue sama Emak lo kalau beneran bunuh lo,” setelahnya Bisma melepaskan pitingannya, beralih merangkul pinggang perempuan itu. Tapi sesaat kemudian sebuah geplakan tangannya terima, Dan Bisma mendengus kala melihat siapa yang berani melakukannya.

“Gak usah sok mesra lo!” Tama, yang tak lain adalah si pelaku sekaligus sahabat Bisma segera menyela sebelum protesan benar-benar Bisma loloskan. Membuat Bisma mendengus dan melemparkan delikan kesalnya.

“Tau lo! Ingat, kalian itu udah mantan. Jadi di larang mesra-mesraan,” timpal Ethan yang menyusul di belakang Tama bersama dua temannya yang lain. Bara dan Tian.

“Berisik lo! Xena aja gak keberatan. Kenapa kalian yang rempong?”

“Bukan apa-apa sih, kita cuma bantu ingetin aja. Kalian kan bukan lagi pasangan kekasih, takutnya nanti CLBK,” kali ini Tian yang bersuara seraya mengedikkan bahunya singkat.

“Terus kenapa kalau CLBK?”

“Sekarang kalian itu saudara,” Bara bantu mengingatkan dengan suara yang hanya dapat di dengar oleh mereka saja, setelahnya Bara memilih berbelok duluan ke kantin. Perutnya sudah sangat kelaparan. Ia butuh siomay, mie ayam, juga sosis bakar. Dan demi segera mendapatkan itu semua, Bara langsung saja menuju penjual tanpa menghiraukan teman-temannya yang baru memasuki kawasan kantin dan mencari meja untuk mereka.

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang