Bab 25
Happy Reading!!!
****
“Lo pada ngapain sih ke sini?” Bisma mendengus tak senang ketika membukakan pintu untuk teman-temannya yang datang tanpa diundang.
Hari libur seperti ini ia malas menerima tamu. Tapi dengan tidak sopannya keempat temannya datang dengan cengiran tanpa dosa. Mending kalau bawa bingkisan, ini tidak ada yang bawa apa pun.
Makin malas saja rasanya.
Sialnya tidak ada satu pun dari keempatnya yang merasa bersalah. Malah melenggang masuk, padahal belum sama sekali Bisma persilahkan.
Benar-benar sahabat kurang ajar!
“Nemenin lo sama Xena. Kali aja kalian kesepian berdua doang di rumah,” Bara mengedikkan bahunya singkat, lalu melirik kanan kiri, mencari keberadaan Xena. Dan mata Bara langsung berbinar ketika sosok yang dicarinya menampakan diri dari arah dapur, di tangannya ada mangkuk dengan asap mengepul. Dari aroma yang berhasil tercium sepertinya Bara tahu apa yang gadis itu bawa.“Woahh seblak,” matanya berbinar menghampiri Xena yang cukup terkejut mendapati keberadaan teman-teman Bisma. Lebih terkejut lagi ketika dengan tiba-tiba Bara mengambil alih mangkuk di tangannya.
“Lo bikin sendiri, Xen?” tanya Bara sambil menghirup aroma sedap dari makanan pedas favoritenya itu, lalu berjalan menuju ruang tengah, tempat yang memang sejak awal Xena tuju. Xena sudah memiliki niat untuk menonton sejak tadi, tapi karena merasa sedang ingin makanan pedas dan berkuah, ia memutuskan untuk memasak lebih dulu.
“Lo semua ngapain?” bukan tak senang, Xena hanya heran. Pasalnya ia tidak tahu teman-teman Bisma akan datang. Jika tahu begitu mungkin ia akan membuat seblak lebih banyak agar mereka bisa makan sama-sama.
“Main aja, Xen. Bosen di rumah,” Tian yang menjawab sambil menyusul Bara yang sudah lebih dulu duduk di karpet yang tergelar di ruang tengah. Sofa ada, tapi mereka lebih suka duduk lesehan. Lebih nyaman katanya.
Suka-suka mereka saja.
“Heeh, nyokap gue berisik, ngomel terus gak ada capenya,” Bara menyahuti sambil memakan seblak milik Xena tanpa meminta izin pemiliknya lebih dulu.
“Wajar, lo kan kalau ada di rumah kerjaannya molor sama makan. Untung aja tuh perut gak melar!” cibir Bisma.
“Mana datang-datang juga langsung rebut makanan punya orang,” tambah Tama.
“Tau lo. Gak tahu diri!” Ethan menimpali.
“Ck, berisik lo pada. Mending sini ikut gue makan. Seblak buatan Xena enak loh,” puji Bara sungguh-sungguh. “Sayang aja kurang banyak,” lanjutnya dengan suara merendah, tapi karena jarak mereka yang tak jauh, Xena dapat mendengar hingga sebuah geplakan Xena berikan di punggung Bara, membuat laki-laki itu tersedak. Wajahnya lantas memerah, air matanya mengucur, dan sakit serta perih tenggorokannya rasakan. Sial, tidak ada air di dekatnya, bikin mau tak mau Bara segera bangkit dan berlari menuju dapur, meneguk bergelas-gelas air mineral demi melegakan tenggorokannya.
“Si—uhkk, sialan lo, Xen! uhhk …” umpatnya masih diiringi batuk yang terasa sakit di tenggorokannya.
Xena awalnya terkejut, tentu saja. Tapi kemudian melengos tidak peduli. Suruh siapa tidak tahu diri. Fikirnya.
“Mau ke mana lo, Xen?” tegur Bisma ketika menyadari langkah Xena yang meninggalkan ruang tengah.
“Minimarket,”
“Ngapain?”
Memutar bola mata, Xena kemudian berbalik menatap Bisma jengkel. Kekasihnya itu benar-benar kepo. Mengesalkan! “Menurut lo aja deh ngapain gue ke mini market. Gak mungkin numpang boker ‘kan?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Fiksi RemajaSebelum menjadi saudara, mereka adalah sepasang kekasih yang kemudian berpisah karena alasan bosan. Namun seiringnya waktu berjalan, Bisma malah justru menyadari bahwa perasaannya terhadap Xena kembali tumbuh. Bukan lagi sekadar suka, melainkan tela...