Step Brother - 11

1.3K 33 5
                                    

Bab 11

Happy Reading!!!

***

Ketika bel istirahat berbunyi, kantin menjadi tujuan hampir semua siswa-siswi, tak terkecuali Bisma dan teman-temannya yang kini telah duduk di meja yang biasa mereka tempati setiap kali istirahat. Lengkap dengan makanan yang sudah di pesan sebelumnya. Tapi sejak satu minggu belakangan ada yang berbeda, mereka ketambahan satu anggota. Xena. yang menjadi satu-satunya perempuan di tengah-tengah mereka. Dan itu membuat banyak siswi iri. Bahkan di depan sana ada seorang siswi sudah menatap Xena dengan ketidak sukaan yang teramat besar. Wajahnya memerah, tangannya mengepal, dan matanya … andai hidup di dalam kartun maka sebuah api akan menyala-nyala di sana.

Tidak tahan melihat kedekatan perempuan itu dengan laki-laki tercintanya, si siswi melangkah cepat, menghampiri meja Bisma dan dengan sengaja menumpahkan minuman yang baru saja di belinya pada seragam Xena. Membuat sontak saja mengejutkan Xena dan teman-teman Bisma. Tapi dengan sok polos, siswi itu malah berkata, “Duh, sorry, gue gak sengaja. Kaki gue kesandung tadi.” Raut wajahnya dibuat semenyesal mungkin. Dan bantuan untuk membersihkan seragam yang terkena tumpahan minuman cokelat dingin itu di berikan si siswi. Namun Xena menolak dengan tepisan tangannya.

“Gak perlu,” ujarnya datar seraya bangkit dari duduk. “Jaket lo, Than,” pintanya pada Ethan, karena hanya laki-laki itu yang mengenakan jaket. Dan Ethan tanpa keberatan memberikannya, yang langsung Xena kenakan untuk menutupi kebasahan seragamnya.

“Gue benar-benar minta maaf,” ucap siswi itu, masih berdiri di sana tanpa sama sekali mengubah ekspresi bersalahnya. “Gue ganti seragam lo, ya?” katanya. Namun kali ini Xena tidak menghiraukan. Xena sedang berusaha menahan kekesalannya, yang jujur saja ingin sekali diluapkan. Tapi Xena tidak ingin membuat keributan. Ia baru satu minggu masuk ke sekolah ini. Xena tidak ingin membuat ayah tirinya yang telah memasukannya ke sekolah ini merasa malu gara-gara emosi yang diluapkannya. Maka dari itu Xena memilih diam.

“Buka seragam lo, Bis,” titah Xena kemudian. Namun hal itu sukses mengejutkan semua orang di kantin. Terlebih perempuan yang menumpahkan minuman di seragam Xena.

Sama halnya seperti Ethan, Bisma pun tidak melayangkan bantahan, langsung membuka seragam putihnya dan diberikan pada Xena begitu saja. Tidak ada kata yang Bisma ucapkan. Sebagai kekasih, mantan, kakak, sekaligus juga teman, Bisma teramat paham keadaan Xena saat ini. Gadis itu tidak baik-baik saja. Membuka kata sama saja dengan memancing Xena untuk meloloskan kemarahannya, terlebih melihat bagaimana datarnya wajah Xena saat ini.

Bisma dan teman-temannya yang tahu bagaimana murkanya seorang Xena Cordellia memilih bungkam dari pada meloloskan tanya yang jelas-jelas terlihat nyata jawabannya di depan mata.

Bukan tidak berniat memberi pembelaan atau membantu melampiaskan kekesalan, tapi mereka tahu Xena tidak pernah suka hal itu. Apalagi yang dihadapinya adalah perempuan. Xena tidak pernah suka siapa pun mencampuri urusannya.

Maka, diam sudah menjadi bentuk bantuan untuk Xena.

“Ck, lo apa-apaan sih?! Kalau seragam Bisma lo pake, cowok gue gimana?” protes siswi itu seraya mencegah Bisma menyerahkan seragamnya. Namun Bisma segera memberikan tatapan tajamnya, mengisyaratkan agar gadis itu diam. “Tapi kamu bisa di hukum kalau cuma pakai kaos aja, Bisma.” Katanya seakan memahami tatapan Bisma.

“Bukan urusan lo,” ujar Bisma dingin.

“Aku peduli sama kamu, Bisma. Aku gak mau kamu sampai di hukum gara-gara ini. Dia bisa beli seragam baru di koperasi.”

“Kalau begitu sana lo pergi, beliin dia seragam baru. Kan lo yang udah buat seragamnya kotor dan basah,”

Siswi itu diam. Bukan ini yang dirinya harapkan. Karena itu sama saja dengannya meninggalkan Bisma dan membiarkan anak baru itu dekat-dekat dengan Bisma-nya. Salsa tidak suka, dan ia tidak akan pernah membiarkan itu.

“Ta—tapi aku belum makan, Bisma. Koperasinya jauh dan pasti ramai juga. Nanti kalau keburu bel masuk gimana? Magh-ku bisa kambuh, Bis,” ucapnya, nadanya yang dibuat semanja mungkin, membuat teman-teman Bisma mual saking jijiknya.

“Bukan urusan gue,” tekannya dengan nada rendah.

Xena yang melihat drama itu hanya memutar bola mata, lalu melangkah meninggalkan mejanya dengan membawa seragam Bisma, Xena akan ke toilet untuk mengganti seragamnya. Tidak Xena pedulikan orang-orang di kantin yang saling berbisik mengenai kejadian barusan. Sementara di belakang sana, Bisma dan Salsa masih berdebat perihal Salsa yang tidak mengizinkan Bisma yang ingin menyusul Xena.

Semua orang di kantin tahu siapa Salsa. Bahkan satu sekolah tahu siapa gadis itu, murid paling cantik di SMA Caraka. Seorang model juga bintang iklan. Satu minggu kemarin Salsa tidak ada di sekolah. Gadis itu memiliki jadwal yang lumayan padat dengan pemotretan. Namun kabar tentang Xena tidak terlewatkan karena banyak orang yang membicarakan, entah di grup sekolah atau pun kelas. Alasan itu pula yang membuat Salsa menghadang Xena tadi pagi. Lanjut dengan kejadian barusan.

Bukan hal aneh bagi sebagian banyak murid di sana, karena selain cantik, Salsa juga terkenal dengan ratu bully. Terlebih jika ada yang berani mendekati Bisma-nya. Sudah menjadi rahasia umum mengenai betapa Salsa menyukai laki-laki idola hampir semua siswi Caraka itu. Bahkan sejak mereka menjadi murid baru, Salsa sudah mengklaim Bisma sebagai miliknya, hingga siapa pun yang berani mendekati Bisma berurusan dengan Salsa dan teman-temannya.

Awal-awal Bisma memang selalu merespons. Cowok sekelas Bisma tidak mungkin untuk mengabaikan perempuan secantik Salsa, tapi semakin ke sini Bisma terlihat muak, terlebih dengan tingkah Salsa yang manja dan seenaknya. Terang-terangan Bisma selalu menolak, tapi Salsa tidak pernah kehabisan akal untuk terus menarik Bisma. Dan usahanya itu berhasil, Bisma selalu menerima kembali  Salsa bergabung dengannya dan teman-temannya meskipun tidak ada ikatan yang jelas diantara keduanya. Hal itu membuat Salsa merasa menang dan menganggap bahwa tidak ada siapa pun yang pantas bersama Bisma selain dirinya.

Kemunculan Xena dengan kabar yang di dengar dari penghuni sekolah membuat Salsa terusik. Terlebih dengan fakta bahwa Xena adalah mantan pacar Bisma.

Sejujurnya di sekolah ini juga banyak yang menjadi mantan Bisma, tapi tidak ada yang seperti Xena. Maksudnya bisa akrab seperti yang mereka lihat satu minggu belakangan ini. Dan itu membuat mereka iri karena nyatanya ketika pacaran pun Bisma tidak semanis sikapnya kepada Xena. Alasan yang membuat banyak dari mereka semakin tidak menyukai Xena. Dan keberadaan Salsa sepertinya di jadikan kesempatan untuk meluapkan rasa iri mereka.

Kini mereka hanya tinggal menunggu, drama apa lagi yang akan terjadi kedepannya. Sebab mereka juga yakin bahwa ini adalah awal. Awal yang tidak akan membuat Xena tenang, karena Salsa akan melakukan apa saja untuk menyingkirkan siapa pun yang dianggapnya penggangu.

“Bisma!” teriak Salsa memanggil. Kakinya menghentak-hentak lantai, melampiaskan rasa kesal akan kepergian Bisma.

“Percuma, Sal. Bisma gak akan peduli sama lo,” kata Bara dengan nada malasnya.

“Betul,” timpal Tama dengan menjentikan jarinya. “Buang-buang energi aja lo teriak-teriak manggil dia.”

“Tahu lo. Berisik! Untung suara lo gak cempreng. Bisa rubuh nih kantin kalau begitu,” ejek Ethan ikut menimpali.

“Diam lo pada, gak usah ikut campur!” deliknya tak suka.

“Ya udah,” acuh Tian seraya kembali melanjutkan memakan baksonya yang tertunda akibat drama yang Salsa cipta. Pun dengan yang lainnya.

Keempatnya tidak berniat menyusul Xena ke toilet seperti yang dilakukan Bisma, sebab mereka lebih peduli pada perut masing-masing yang berontak minta dikenyangkan. Sayang juga makanan yang sudah di bayar. Lagi pula Xena tidak butuh mereka untuk membantu berganti baju ‘kan? Jadi buat apa. Toh Xena bisa mengatasi drama barusan seorang diri. Xena tidak butuh di tenangkan, perempuan itu hanya butuh pelampiasan untuk melepaskan rasa kesal. Dan mereka rasa Bisma sudah cukup untuk menampung itu.

***

Mana nih yang minta up?

Ramaikan komentarnya dong!!

See you next part!!!

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang